AMBON, Siwalimanews – Gedung serbaguna Sekolah Minggu Tunas Pekabaran Injil Gereja Protestan Maluku, Jemaat GPM Waiyame mulai dibangun yang ditandai dengan peletakan batu penjuru oleh Pnjabat Walikota Ambon, Bodewin Wattimena, Sabtu (26/8)

Dibangunnya gedung SMTPI yang berlokasi di kawasan gedung gereja lama Jemaat GPM Wayame tersebut bertujuan untuk menyediakan wadah bagi anak-anak sekolah minggu mengembangkan kreativitas mereka.

“Saya mengapresiasi serta berterima kasih kepada GPM atas langkah ini, sebab dalam satu tahun lebih dirinya menjabat sebagai penjabat di kota ini, sudah beberapa batu penjuru pembangunan gedung SMTPI di Kota Ambon yang telah diletakan,” ujar walikota dalam sambutannya.

Hal ini kata walikota, berkaitan dengan upaya pemkot dalam tanggung jawab besar agar terus melakukan pembinaan bagi generasi muda di kota ini, guna mendukung pencapaian generasi emas Indonesia di tahun 2045 nanti, dengan terus meningkatkan kualitas SDM Kota Ambon yang tinggi, sehingga bisa berkontribusi untuk memberikan dampak bagi generasi emas Indonesia.

Dalam hal itu, maka pemerintah terus memberikan ruang kepada setiap upaya dalam rangka meningkatkan SDM di kota ini dan GPM selama ini telah memainkan peran besar dalam upaya menyiapkan generasi penerus gereja, kota dan Indonesia melalui pendidikan formal yang dilakukan mulai dari sekolah minggu, tunas remaja dan lainnya, yang telah menghasilkan kader-kader gereja yang luar biasa dan mampu menjadi penerus dalam konteks bergereja, tetapi juga harus berkontribusi positif bagi kota ini.

Baca Juga: Bawaslu Terima Sejumlah Sengketa Proses Pemilu

“Oleh karena itu, setiap momentum peletakan batu penjuru seperti yang dilakukan ini, dimaknai sebagai kontribusi gereja untuk membantu Pemkot Ambon dalam upaya penyiapkan kualitas SDM yang baik. Oleh karena itu, kepada GPM, Klasis Pulau Ambon Utara, Jemaat GPM Wayame atas langkah baik yang dilakukan ini, saya sampaikan terima kasih,” ujar walikota.

Walikota emngaku, pemkot memiliki banyak keterbatasan, tetapi jika hal seperti ini menjadi tanggung jawab bersama seluruh elemen masyarakat, termasuk gereja, maka itu tentu sangat membantu pemerintah.

“Gedung ini akan dijadikan tempat pembinaan anak-anak kita, mereka akan tumbuh dan berkembang sebagai generasi muda gereja yang berkualitas dan menyandarkan diri kepada Tuhan, dengan itu, kota ini akan menajdi luar biasa. Ini harapan kami. Apa yang bisa kami bantu dalam setiap proses ini, akan kami bantu, supaya upaya GPM lewat pendidikan formal gereja, bisa bersinergi dengan program pemerintah dalam upaya meningkatkan kualitas SDM di kota ini,” tandas walikota.

Sebelumnya, Ketua Panitia Pembangunan Broery Nanulaita dalam laporannya menuturkan, bahwa proses pembangunan gedung dengan daya tampung 425 orang itu, akan dibangun dalam waktu 3 tahun dengan estimasi anggaran sebesar Rp2,7 miliar yang diperoleh dari swadaya jemaat dan klasis, usaha dana panitia dan sumber dana bantuan lain.

“Jumlah SMTPI kita 450 anak. Selama ini, dalam proses belajar menggunakan Gedung Gereja Pniel serta 4

rumah warga, dan diprediksi kita disini akan terus berkembang setiap tahunnya, sehingga jumlah anak-anak SMTPI juga akan bertambah. Dengan itu, melalui Renstra 2019-2024, diprogramkan kebutuhan gedung ini,”jelasnya.

Gagasan pembangunan gedung ini tambahnya, tidak hanya sebatas untuk memenuhi kebutuhan dan aktivitas pelayanan jemaat, namun ada makna yang sangat dalam, yaitu komitmen para pelayan dan warga jemaat untuk mempersiapkan generasi gereja melalui pola pembinaan dan pendidikan formal gereja yang tepat dan terukur, sehingga diharapkan kedepan mampu menghasilkan generasi gereja dengan ketahanan iman spiritualitas yang tinggi.

“Sehingga untuk terwujudnya hal ini, maka harapan panitia bersatu hati bersama mendukung pembangunan gedung ini,” pintanya. (S-25)