Wabah Covid-19 sangat mempengaruhi ekspor Maluku. Akibat Corona melanda negara-negara tujuan ekspor terutama Tiongkok dan Jepang berdampak pada ekspor Maluku utamanya non migas seperti udang dan tuna.

Permintaan ekspor negara-negara tujuan praktis mengalami penurunan. Alhasil ekspor Maluku yang didominasi sektor kelautan tak bisa ditekan. Namun dengan berjalannya waktu, ekspor Maluku kini mulai membaik lagi.

Nilai ekspor Provinsi Maluku non migas selama tujuh bulan mencapai US$ 34 juta. Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Provinsi Maluku, Elvis Pattiselano mengaku pencapaian ini merupakan yang terbaik bagi Provinsi Maluku ditengah pandemi Covid-19 yang sementara melanda.

Sejak Januari sampai Juli 2020, nilai ekspor non migas Maluku sudah mencapai US$ 34 juta dan jika dibandingkan dengan periode Januari sampai dengan Desember 2019, nilai ekspor non migas Maluku hanya mencapai US$ 14,6 juta.

Salah satu komoditi ekspor Maluku yang saat ini berjalan dengan sangat lancar dan mendongkrak nilai ekspor Maluku ditengah pandemi yaitu ekspor udang dari Arara. Sekali ekspor udang Arara 40 kontainer per bulan, dengan negara tujuan lima kota di Cina.

Baca Juga: Ambon Terus Berlakukan PSBB Transisi

Selain udang, komoditi ekspor lain yang juga ikut mendongrak nilai ekspor Maluku yaitu tuna, kepiting hidup dan kerapu hidup. Meskipun ekspor tuna belakangan ini mengalami hambatan. Salah satu hambatan nilai ekspor tuna mengalami penurunan ketika bandara ditutup dan jadwal penerbangan hanya sekali dalam seminggu.

Padahal tuna fres ke Jepang yang mendongkrak nilai ekspor semestinya berjalan setiap hari. Kadis Disperindag, Elvis Pattiselano mengungkapkan, salah satu persoalan yang terjadi di Seram Selatan, dimana dari hasil koordinasi dengan PT Arta Samudra Eksportir yang sering membeli tuna masyarakat ternyata kurang lebih dua bulan belakang mereka berhenti karena hambatan transportasi.

Akan tetapi, semenjak Agustus ini, semua aktivitas sudah kembali berjalan untuk membeli tuna dari masyarakat yang ada di daerah Seram Selatan. Covid-19 secara langsung membunuh seluruh sendi-sendi kehidupan manusia. Dengan kata lain, Corona membuat manusia merana.

Presiden Joko Widodo telah menginstruksikan kepada kepala daerah untuk menyiapkan rencana pemulihan ekonomi  sambil melakukan langkah mitigasi di bidang kesehatan menghadapi pandemi Corona Virus.

Presiden optimis, Indonesia akan keluar dan bangkit dari pandemi Covid-19 meski belum ada prediksi yang memastikan waktu berakhirnya virus mematikan itu. Olehnya itu, pengmbil kebijakan di Maluku diharapkan dalam menekan penyebaran virus corona, juga harus mengutamakan pemulihan ekonomi.

Ekonomi masyarakat harus jalan bersamaan dengan upaya menghentikan penyebaran Covid-19. Kita berharap, kondisi ekonomi Maluku terus bergerak dan mengalami peningkatan meskipun diperhadapkan dengan situasi pandemik.

Pengambil kebijakan juga diharapkan tidak terlalu ngotot. Pengawasan penting untuk menekan penyebaran Covid, tetapi pengawasan jangan mematikan usaha dan ekonomi masyarakat. (**)