AMBON, Siwalimanews – DPRD Provinsi Maluku minta bantuan jaring peng­aman sosial bagi masyarakat terdampak Covid-19 disa­lurkan sebelum Ramadhan.

Wakil Ketua DPRD Provinsi Maluku, Abdulah Aziz Sangkala mengatakan, sangat baik jika ban­tuan direalisasikan sebelum bulan suci Ramadhan, karena akan mem­bantu masyarakat ditengah kondisi saat ini.

“Bantuan jaring pengaman sosial yang diberikan oleh pemda itu kalau direalisasi sebelum ramadhan itu lebih baik,” kata Sangkala, kepada Siwalima melalui telepon seluler­nya, Sabtu (11/4).

Sangkala mengingatkan agar pendataan masyarakat yang akan mendapatkan bantuan dilakukan secara baik, jangan ada unsur KKN.

Ia tidak menginginkan orang-orang yang tidak berhak masuk dalam penerima bantuan, karena pola pendataan yang KKN. “Jangan sampai ada ASN yang mendapatkan bantuan,” ujarnya.

Baca Juga: Pasien Positif Rapid Test dari Buru Diisolasi ke RST 

Sangkala juga mengharapkan, pihak BUMD, pengusaha dan partai politik juga turut membantu masya­rakat. Karena seberapa besarpun anggaran yang dikucurkan pemda belum tentu dapat memback-up masyarakat yang terdampak Covid-19. “Bahkan bisa jadi masih banyak yang tidak akan tersentuh,” tandas­nya.

Siapkan 100 Milyar

Seperti diberitakan Pemprov Ma­luku sementara menyusun anggaran untuk penanggulangan dampak so­sial ekonomi akibat Covid-19.  Anggaran yang dibutuhkan kurang lebih Rp 100 milyar.

Akibat kebijakan pemerintah dalam pencegahan dan penanganan Covid-19 berdampak besar terhadap sektor informal. Tukang ojek, tu­kang bejak, buruh harian dan lainnya.

Olehnya Gubernur Maluku, Murad Ismail telah memerintahkan jajarannya untuk menghentikan proyek-proyek yang tak signifikan, dan anggarannya dialihkan ke penanganan dampak sosial ekonomi.

“Saya sudah berbincang-bincang dengan sekda, jadi nanti kita akan siapkan anggaran Rp 50-100 Miliar untuk penanganan masalah Covid-19,” kata Gubernur Maluku, Murad Ismail saat melepas armada penyem­protan disinfektan di Lapangan Merdeka Ambon, Selasa (31/3) lalu.

Anggaran tersebut, kata guber­nur, akan diberikan kepada masya­rakat yang kurang mampu. “Angga­ran tadi dapat digunakan untuk pemberian santunan kepada masya­rakat kurang mampu terutama tukang ojek, supir angkot, tukang becak, pegawai perhotelan dan pertokoan,” ujarnya.

Untuk memastikan ketersediaan anggaran tersebut gubernur telah meminta proyek tidak urgen dita­ngguhkan.  “Kalau ada proyek yang tidak perlu segera hentikan, saya takut kalau proyek kita utamakan, maka masyarakat kita yang susah. Untuk itu, saya tidak mau ambil resiko,” tandasnya. (Mg-4)