AMBON, Siwalimanews – DPRD Provinsi Maluku akan memanggil Dinas Perhubungan Provinsi Maluku untk mempertanyakan kasus kapal kandas di Pelabuha Namlea beberapa waktu lalu. Ketua DPRD Maluku, Lucky Wattimury menya­yangkan kandasnya KM Tidar milik PT Pelni di Perairan Buru itu.

“Sebagai wakil rakyat, kita sangat menyesal dengan karamnya kapal Pelni di Pelabuhan Namlea beberapa waktu lalu,” ungkapnya kepada wartawan di Baileo Rakyat Karang Panjang Ambon, Kamis (29/7).

Peristiwa itu menurutnya merupakan sesuatu yang memprihatinkan setelah sekian lama kapal Pelni melayani trayek pulau Buru. Alasan yang disampaikan KM Tidar, kata Wattimury berkaitan dengan minimnya rambu-rambu pada lalu lintas pelayaran laut khususnya di Pulau Buru.

Untuk mencegah terjadinya peristiwa serupa, DPRD Provinsi Maluku akan segera memanggil kepala dishub Maluku untuk memintakan penjelasan terkait dengan persoalan-persoalan tersebut. Pemanggilan akan dilakukan usai pembahasan LPJ Gubernur 2020.

“Setelah selesai pembahasan LPJ Gubernur tahun 2020, kami akan segera memanggil Dinas Perhubungan dan juga instansi yang lain untuk membicarakan hal tersebut,” tegas Wattimury.

Baca Juga: PPKM Mikro, Pengusaha Karaoke Berbagi Berkah

Pemanggilan ini tambahnya harus dilakukan untuk mendukung pelayaran dengan normal tanpa ada gangguan seperti yang terjadi agar bisa dilakukan dengan baik-baik.

Sebab, diketahui Maluku merupakan daerah pulau-pulau dan diberbagai tempat ditemukan kedangkalan air laut harus memperhatikan rambu-rambu yang mendukung pelayaran itu.

KM Tidar Kandas

Sebelumnya diberitakan, setelah menginap satu malam di dalam kapal, 605 Penumpang KM Tidak yang kandas di area Pelabuhan Namlea, Kabupaten Buru berhasil di evakuasi ke Dermaga Namlea, Selasa (27/7).

Pantauan Siwalima, proses evakuasi ratusan penumpang itu dilakukan sejak pukul 12.00 WIT oleh pihak Syahbandar Namlea yang dibantu oleh personil Polres Pulau Buru, Basarnas dan Pihak Kesehatan Pelabuhan.

Proses evakuasi menggunakan KLM Anty Bone 05, spead boad Basarnas, Spead Boad KPLP dan Spead boad Polair Polres Buru. Setelah kurang lebih 3 jam proses evakuasi berhasil dilakukan.

Kepala UPP kelas 2 Namlea, Jonly Pentury yang dikonfirmasi terkait proses evakuasi mengatakan, pihaknya dibantu dengan personil polres, Basarnas dan Kespel telah berhasil melakukan evakuasi ratusan penumpang dari KM Tidar ke Dermaga Namlea.

Lebih lanjut dikatakan, ratusan penumpang tersebut langsung diamankan di ruang tunggu pelabuhan kelas 2 Namlea dan di tenda yang sudah disiapkan. Penumpang tersebut akan dinaikkan ke KM Pangarango yang akan melakukan embarkasi di Dermaga Namlea sore nanti.

Kata Pentury, proses evakuasi dilakukan secepatnya mengingat waktu dan cuaca. Agar para penumpang bisa naik ke KM Pangarango nanti dengan tidak tergesa-gesa dan meninggalkan Kota Namlea menuju tujuan masing-masing dengan selamat.

Lebih lanjut dikatakan, ada beberapa penumpang juga yang dalam kondisi kesehatan terga­-nggu langsung di tangani oleh pihak Kesehatan Pelabuhan.

Sebelumnya, diduga pihak Pelni lalai dan ditopang dengan angin kencang, Kapal Muatan (KM) Tidar kandas kurang lebih 200 meter di arah kanan Pelabuhan Namlea dengan muatan penumpang kurang lebih 500 penumpang, 64 diantaranya Penumpang asal Kota Namlea, Kabupaten Buru, Senin (26/7).

Diketahui, Kapal tersebut tiba dipelabuhan Namlea pada pukul 10.00 WIT dan hendak bertolak dengan tujuan pelabuhan Ambon pada pukul 12.00 WIT.  Pada saat kapal melakukan manover olahgerak dari dermaga pelabuhan laut Namlea bergeser dari sisi barat pelabuhan Namlea kurang lebih 200 Meter.

Namun kapal tetap pada posisi  tidak bergerak setelah kurang lebih 13 menit olah gerak. Informasi yang berhasil dihimpun, Kapal tidak mengarah pada sektor kiri untuk mengambil jalur alur pelayaran, akan tetapi kapal masih  mengarah pada satu titik arah di sisi barat dermaga tidak jauh dari dermaga.

Alhasil, kapal tersebut mengalami kemiringan  sekitar 1 m dari lampu timbul kapal dan sampai saat ini kapal masi tetap berada di titik kandas. Diduga, terkandansanya kapal di akibatkan  karna  human eror,  kurang  kejelihan nahkoda terhadap posisi alur masuk keluar deramaga.  di tambah lagi  dengan situasi cuaca angin yang bertiup dari posisi timur  ke barat sehingga  kapal terbawa ke sisi barat dan mengalami musibah kandas pada persiapan  kapal olahgerak manuver keluar dermaga sekira  pukul 12.00 WIT.

Setelah diketahui kandas, Nahkoda kemudian mengambil langkah-langkah untuk manover kapal dengan cara mundur dab dibantu  dengan tali yang dipasang pada bolder dermaga. Namun, upaya yang dilakukan itu tidak berhasil.

Kepala UPP Kelas 2 Namlea, Jonly Pentury yang berada di TKP menyatakan, pihaknya siap membantu guna melakukan evakuasi penumpang atau koordinasi dengan semua pihak. Namun, dirinya mengatakan, semuanya bergantung dari pihak Pelni yang hingga berita ini diturunkan mengatakan, masih menunggu keputusan dari Pusat.

Ironisnya, Pantau media ini menyatakan, semua pihak terkait mulai dari Syahbandar, Pihak kepolisian, SAR, Kesehatan Pelabuahan siap di lokasi dibawah terik panas. Namun, pihak Pelni tampak tenang dan memilih berada di tempat yang terlindung dari terik matahari.

Hingga berita ini diturunkan, penumpang yang berada di atas kapal memilih untuk turun dari kapal menggunakan jasa spead dengan bayaran pribadi. Penumpang turun dari kapal menuju dermaga Namlea sekitar pukuk 19.40 WIT.

Kepala Cabang Pelni yang hendak dikonfirmasi wartawan enggan berkomentar dan me­milih menghindari wartawan. (S-50)