AMBON, Siwalimanews – Tugas utama seorang dosen adalah melaksanakan kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pelaksanaan pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

Dharma pengajaran dilakukan dengan memberikan perkuliahan teori, laboratorium, klinik bahkan pembimbingan. Untuk dharma penelitian dilakukan dengan pendanaan dari Dirjen Nakes sedangkan dharma pengabdian kepada masyarakat selain mendapatkan dana juga bisa dilakukan dengan mandiri.

Untuk itu, Politeknik Kesehatan Kemenkes Maluku terus bertekad mengembangkan serta meningkatkan diri dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, hal itu dibuktikan oleh para dosen Prodi Kesehatan Ambon dengan melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat (Pengabmas) mandiri dengan mendatangi Panti Sosial Tresna Werdha Ina Kaka, di Desa Passo, Kecamatan Baguala, Kota Ambon, Sabtu (21/1) kemarin

Para dosen Prodi Keperawatan Ambon Poltekkes Kemenkes Maluku dalam rilisnya yang diterima redaksi Siwalimanews, Sabtu (11/2) mengaku, kegiatan pengabmas mandiri yang dilakukan oleh tim dosen Prodi Keperawatan Ambon Poltekkes Kemenkes Maluku di Panti Tresna Werdha ini dilakukan untuk kedua kalinya.

Kegiatan pengabmas ini akan selalu rutin dilakukan setiap tahunnya, mengingat amanah UU Nomor: 36 tahun 2009 tentang Kesehatan. Oleh sebab itu, upaya pemeliharaan kesehatan bagi para lansia, harus ditujukan untuk menjaga agar mereka tetap hidup sehat dan produktif secara sosial maupun ekonomis.

Baca Juga: Motor Laut Tenggelam di Tanimbar, 1 Penumpang Tewas

“Kegiatan pengabmas yang dilakukan dosen Prodi Keperawatan Ambon ini berlangsung dibawah soroton tema Peduli Sehat di Usia Lanjut,” sebut para dosen.

Tujuan kegiatan pengabmas ini, agar para lansia bisa tetap menjadi sehat pada usia lanjut, karena tantangan yang harus dihadapi berupa rentannya tubuh terhadap berbagai jenis penyakit.

Pengabmas juga dilakukan berdasarkan keahlian bidang ilmu yang dimiliki masing-masing dosen. Ada 10 intervensi yang dilakukan dosen keperawatan kepada 28 orang lansia dan 3 pengelola panti yang dimulai dengan melakukan pengukuran tekanan darah oleh Jois Nari dan Greny Rahakbauw.

Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah salah satu penyakit yang umum dialami oleh para lansia. Penyakit hipertensi pada lansia ini akan meningkatkan risiko terserang stroke di kemudian hari. Hipertensi juga meningkatkan peluang lansia untuk mengalami kerusakan ginjal, penyakit jantung, dan beragam masalah kesehatan serius lainnya apabila tekanan darah tidak dikelola dengan baik.

“Tidak hanya tekanan darah tinggi, tekanan darah rendah yang turun secara drastis pun bisa berbahaya untuk lansia. Kondisi ini membuat mereka sering mengalami pusing, tubuh goyah, dan sensasi hendak pingsan yang bisa menyebabkan tubuh mereka rentan terjatuh,” tulis para dosen

Usai mendapatkan hasil pemeriksaan tekanan darah, selanjutnya para lansia mengikuti senam persendian yang dipandu oleh Ida Djafar, Mintje Nendissa, Martini Tidore, Suratno Kaluku dan senam anti hipertennsi oleh Abd Rivai Dunggio, Maya Masrikat, Yona Sahalessy dan Rony Latumenasse.

Senam persendiaan dilakukan dengan tujuan membantu kesehatan disekitar tulang dimana gerakannya membantu pertukaran nutrisi dan cairan, melenturkan otot-otot, sendi tidak menjadi kaku. Jika dilakukan terus menerus akan meningkatkan kesehatan dan kebugaran tubuh.

Senam anti hipertensi dilakukan dengan tujuan meningkatkan aliran darah dan pasokan oksigen ke dalam otot-otot dan rangka yang aktif, khususnya otot jantung sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Aktifitas fisik berupa senam persendian dan senam anti hipertennsi dilakukan selama kurang lebih 10 menit, mengingat lanjut usia mengalami kemunduran sel-sel tubuh, sehingga fungsi dan daya tahan tubuh menurun serta beresiko terhadap penyakit, berupa gangguan persendian (osteoporosis) dan peningkatan tekanan darah (hipertensi).

“Tindakan keperawatan lainnya setelah latihan fisik adalah medical chek up melalui pemeriksaan darah (asam urat) oleh Joula Timisella dan Christy Hitijahubessy, pemeriksaan kolesterol oleh Zulfikar Peluw dan Hamdan Hariawan, sementara pemeriksaan gula darah oleh Suardi Zurimi dan JIL Ratulangi,” urai mereka.

Maish dalam rilis tersbeut juga dijelaskan bahwa, dengan dilakukannya pemeriksaan darah, diharapkan bisa mendeteksi sedini mungkin penyakit dalam upaya pencegahan sehingga dapat diatasi dengan cepat dan tepat sebelum terjadinya komplikasi.

Deteksi dini kesehatan dilakukan sebagai akibat bertambahnya usia, membuat fungsi organ tubuh mengalami perubahan, bahkan fungsi-fungsi organ vital di tubuh mengalami penurunan.

Kegiatan pengabmas setelah dilakukan pemeriksaan darah adalah, terapi rendam kaki menggunakan air hangat dengan garam yang dipandu oleh Sri Eny Setiowaty dan J Tomasoa.

“Merendam kaki menggunakan air hangat dengan garam, ternyata tidak hanya membuat kaki menjadi rileks, tetapi juga menyembuhkan penyakit kulit, menurunkan tekanan darah, dan mengatasi insomnia. Terapi ini mudah dilakukan di rumah, selain itu juga murah. Lazimnya terapi ini dikenal dengan nama lain terapi hidroterapi,” jelas para dosen dalam rilis tersebut

Sedangkan diakhir dari kegiatan pengabmas ini, dilakukan teknik relaksasi bagi para lansia. Relaksasi adalah upaya untuk mengurangi ketegangan pada pikiran dan tubuh. Ini merupakan teknik yang sangat bermanfaat untuk membuat lansia menjadi lebih rileks dan mengurangi stress.

Relaksasi para lansia yang dilakukan berupa progressive muscle relaxation (PMR), hipnosis dan relaksasi nafas dalam. Progressive muscle relaxation adalah terapi relaksasi dengan gerakan mengencangkan dan melemaskan otot-otot pada satu bagian tubuh di satu waktu untuk memberikan perasaan relaksasi secara fisik.

Relaksasi otot progresif merupakan suatu cara dari teknik relaksasi yang mengkombinasi latihan nafas dalam dan serangkaian kontraksi dan relaksasi otot yang sangat mudah dan praktis, dikarenakan gerakannya mudah dan dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun.

“Sementara hipnosis adalah, terapi yang efektif untuk membantu seseorang mengurangi atau mengendalikan perasaan cemas, stres, dan sedih agar menjadi lebih baik. Terapi relaksasi hipnosis ini dipandu oleh F Tubalawony, Cut Mutia Tatisina, dan A.Horhoruw, sedangkan terapi PMR oleh Tri Ayu Yuniyanti, Siti J Nasela dan terapi nafas dalam dipandu oleh Kariyadi,” urai mereka.

Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan para dosen Prodi Keperawatan Ambon yang melibatkan mahasiswa ini berjalan dengan lancar dan baik.

“Kami tak lupa juga ucapkan terima kasih kepada Kepala Panti Sosial Tresna Weda Ina Kaka beserta jajarannya yang sudah dapat memfasilitasi kegaiatan pengabdian ini terlaksana hingga selesai,” ucap para dosen. (S-25)