AMBON, Siwalimanews – Dinas Perhubungan Maluku memastikan kalau proses perbaikan Demaga Hunimua, Desa Liang, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah belum bisa dilakukan karena masih menunggu koordinasi dengan PT. ASDP

Pasca gempa 26 September lalu hingga kini belum ada perbaikan terhadap kerusakan dermaga, ketika air pasang sebagian dermaga tertutup air.

Kepala Dinas Perhubungan Maluku, Ismail Usemahu ketika dikonfirmasi wartawan di Kantor Gubernur Maluku, Senin (24/2) mengaku masalah ini sudah disampaikan ke Kementerian Perhubungan.

“Pelabuhan fery kewenangan ada PT. ASDP, olehnya nanti akan dikoordinasikan dengan mereka soal perbaikan nanti,” ujar Usemahu.

Saat ini ia mengaku, kalau memang kondisi demaga itu sendiri kalau air pasang sangat memprihatikan dan membuat masyarakat resah, sehingga perbaikan harus  cepat dilakukan setelah melakukan koordinasi.

Baca Juga: Gempa 6,7 SR Guncang Saumlaki, Warga Panik

“Memang rencananya untuk sementara struktur akan  dikasih naik agar air pasang air tidak tergenang diatas pelabuhan,” kata Usemahu.

Sebelumnya diberitakan, gempa berkekuatan 6,9 SR, Kamis (26/) pagi merusak sejumlah sarana dan prasarana di wilayah Kota Ambon, Kabupaten Malteng dan SBB.

Di wilayah Kota Ambon, kerusakan terjadi di pusat perbelanjaan Maluku City Mall (MCM), Tantui. Seluruh plafon pada gedung tersebut runtuh, serta sebagian besar kaca pecah. Kerusakan terparah terjadi pada lantai 2.

Sementara di pusat perbelanjaan Ambon Plaza (Amplaz) juga terjadi keretakan pada dinding belakang gedung, sehingga aktivitas di pusat perbelanjaan ditutup total.

Kerusakan juga terjadi di sejumlah gedung pemerintah. Plafon gedung rektorat Unpatti runtuh. Sementara sebagian besar kacanya juga pecah, dan tembok gedung mengalami keretakan.

Gedung Fakultas Perikanan Unpatti ijurusan Kehutanan mengalami kerusakan cukup para pada lantai 2 dan 3. Sejumlah plafon dan gedung mengalami kerusakan, termasuk auditorium.

Kerusakan parah juga terjadi di Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Maluku. Gedung yang baru d resmikan awal tahun 2019 sudah tidak dapat digunakan lagi. Mulai dari depan sampai belakang gedung tiga lanta iini retak.

Kantor Gubernur Maluku juga mengalami keretakan di lantai 2 sampai lantai 7. Plafon di lantai 7 pun berguguran, tangga darurat pun retak termasuk dinding gedung. Gedung Kantor Badan Ketahanan Pangan Maluku juga ikut retak, sama halnya dengan gedung Kantor Dinas Sosial Provinsi Maluku. Kemudian Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, seluruh plafon juga runtuh.

Sementara itu, keretakan bangunan juga terjadi di lantai 4 dan 5 Rumah Sakit Silooam yang baru selesai dibangun. Sesua irencana, rumah saki tini akan dioperasikan pada akhir tahun 2019. Gedung Kantor PT. PELNI Indonesia juga mengalami kerusakan pada dinding atap bangunan.

Sejumlah tempat ibadah pun mengalami rusak, yakni Gereja Bethel Indonesia (GBI) Jemaat VOC yang terletak di Jalan Sisingamangaraja Desa Passo depan jembatan timbang. 80 persen gedung gereja ini hancur. Sedangkan plafon juga berjatuhan di Gedung Gereja Rehoboth, termasuk simbol ayam di atap Gereja Silo pun patah dan jatuh.

Kerusakan juga terjadi pada masjid yang berlokasi di Gunung Malintang Kota Ambon.

Kerusakan jembatan terjadi pada Jembatan MerahPutih (JMP) yang menjadi icon masyarakat Kota Ambon.

Kepala BPBD Maluku Farida Salampessy ketika dikonfirmasi Siwalima di kantor Gubernur Malu­-ku mengaku tim nya sementara mengambil data di lapangan.

“Benar sejumlah fasilitas umum hancur mulai dari kantor, pusat perbelanjahan, jalan, jembatan, rumah warga, rumah ibadah dan lain sebagainya sementara didata oleh petugas di lapangan,” ujar Salampessy.

Dirinya mengaku, data selalu berubah karena proses pendataan masih terus dilakukan khususnya di Kota Ambon sementara untuk di kabupaten kota yang mengalami kerusakan belum dilaporkan ke provinsi.

Kesulitan BPBD Maluku untuk mengupdate dati dari Kabupaten SBB, karena terkendala jaringan sementara di Kabupaten Maluku Tengah danKabupaten Buru petugas BPBD juga masih melakukan pendataan. “Kita masih terus mendata olehnya belum bisa dipastikan jumlah fasilitas umum maupun rumah miliki warga yang rusak termasuk Dermaga Hunimua,” ujarnya. (S-39)