DOBO, Siwalimanews – Kasus perbudakan kembali terjadi, kali ini 11 ABK asal Pulau Jawa terpaksa kabur dari KM Merah Delima, kapal pencari cumi asal Cina yang beroperasi di perairan Laut Aru.

Sebelas ABK itu 9 ABK dari KM Merah Delima, dan 2 ABK  dari KM Jaya Baru.

Informasi yang dihimpun, para ABK ini mendapat perlakuan buruk dari Taikhong  (Juragang Red ) ketika berlayar. “Ketika kapal kami berla­buh di perairan Desa Ngaibor Keca­matan Aru Selatan, kami berke­sem­patan mengantar salah satu ABK Mitra Sanjaya yang sakit karena men­dapat perlakuan buruk. Kesem­patan ini kami pergunakan untuk kabur dari kapal,” ungkap salah satu ABK yang enggan namanya diko­rankan kepada wartawan di Dobo Sabtu (7/9) malam.

Para ABK ini  bahkan mengaku ada rekan mereka yang pernah sakit hanya bertahan hidup sehari, dan meninggal dunia. Sadisnya lagi, jenazahnya diterlantarkan di pesisir pantai desa  Ngaibor berjemuran panas layaknya ikan asin. Warga Desa Ngaibor yang melihat jenazah dibiarkan berjemuran panas sempat marah, dan saat itu Taikhong KM Mitra Sanjaya turun mengambil jenazah.

“Kami kapok bekerja di kapal ikan atau kapal cumi, kami bagaikan disiksa, sehingga kami ingin pulang saja,” tutur  ABK.

Baca Juga: Kapolda Instruksikan Polres Aru Kejar Perampok Kapal

Selain mendapat perlakuan buruk dari Taikhong kapal yang diketahui berasal dari Cina itu  setiap hari ABK dipaksa bekerja tanpa mengenal jam istirahat, bahkan ada yang jatuh sakit, tak ada obat yang layak.

“Ironisnya lagi ketika rekan kami yang sakitnya sudah parah, bukan­nya dicari pertolongan medis tetapi malah dibiarkan tidur-tiduran saja, sudah begitu upahnya juga dipo­tong oleh Taikhong,” beber ABK.

Tak hanya itu, ABK juga tidak mendapatkan makanan yang layak selama bekerja, ABK diberikan nasi basi, namun untuk membunuh rasa lapar para ABK itu terpaksa makan.

Untuk diketahui, 9 ABK KM. Merah Delima dan 2 ABK KM. Jaya Baru merupakan satu perusahan.

Kesembilan ABK KM. Merah Delima masing-masing, Taripin asal Kota Rengaspendawa, Wirisono asal Kota Pelawan, lwan Setiawan asal Cianjur, Ade Parawito asal Desa Karamat Pemalang, Kusbudiman asal Kota Pemalang, Dini asal Desa Suka Sari, Kecamatan Tanjung Rasa, Ali Aritin asal Sido Muilo Kabu­paten Brebes, dan Sugianto asal Kota Sidomulio.

Sedangkan dua ABK KM. Jaya Baru yakni Ahmad adhitya asal Kota Bogor dan Ade Rahmat Hidayat asal Karawang.

Kapolres Kepulauan Aru, Adolof Bormasa yang dikonfirmasi perihal peristiwa perbudakan ini mengaku belum mendapatkan laporan adanya perbudakan hingga ada yang meninggal.

“Saya belum terima laporan terse­but, sebab saya masih berada di Ambon,” ujarnya.

Sementara informasi lain beredar di Dobo, anggota Polairud yang ber­tugas di laut sudah mendapatkan informasi adanya perbudakan hing­ga meninggal. Namun anggota ter­sebut main “kucing-kucingan” dengan pihak kapal alias perusahaan yang menaungi kapal-kapal terse­but. (S-25)