BULA, Siwalimanews – Kabupaten Seram Bagian Timur tidak saja kaya akan minyak bumi, tetapi juga keindahan alamnya. Buktinya Negeri Banggoi, Keca­matan Bula Barat akan dibangun destinasi wisata.

Keindahan Pulau Banggoi cu­kup luar biasa, karena lingkungan sekitar masih ditumbuhi tanaman mangrove.

Kawasan yang panjang kurang lebih seribu hektar atau beberapa ribu meter dari perkampungan ini sudah menjadi target investor da­lam membangun spot-spot wisata.

Raja Negeri Banggoi, Budi Yamin Baliman kepada Siwalima, Sabtu (26/9) mengungkapkan, untuk mem­bangun spot-spot wisata di negerinya itu, pihaknya telah melakukan rapat perangkat desa dan masyarakat pada 9 September lalu.

“Kami sudah melakukan rapat, dan dari hasil rapat tersebut ham­pir 98 persen masyarakat telah menyetujui membangun spot-spot wisata,” Tuturnya.

Baca Juga: Tinjau RSUD Haulussy, Panja Temukan Banyak Masalah

Dikatakan, dari hasil rapat ter­sebut masyarakat telah menyetujui adanya wisata dan penghijauan hutan mangorve serta budidaya kepiting bakau.

Kata dia, seiring berjalannya waktu kawasan yang memiliki lingkungan dipenuhi hutan mangrove mulai pundah, sehingga dalam waktu dekat akan dilakukan pelestraian lingkungan.

Kata dia, investor yang telah melirik kawasan itu juga membe­rikan dukungan dana untuk peng­hijauan hutan mangrove dan budidaya kepiting bakau. Bahkan dana awal yang sudah disiapkan untuk pembangunan masjid sebesar Rp.100 Juta.

“Kami juga akan mendapat dukungan dana untuk penanaman mangrove dan budidaya kepiting bakau pada kawasan ini. Disamping itu juga mereka sudah memberikan dana awal untuk pembangunan masjid, karena targetnya adalah membangun destinasi wisata sekaligus penanaman mangrove dan budidaya kepiting bakau” ujarnya..

Lanjutnya, dengan adanya spot wisata tentu akan menjadi sumber pemasukan asli desa serta meningkatkan ekonomi masyarakat Banggoi.

“Program ini harus dijemput, karena dengan begitu adanya aktivitas masyarakat dan tentu ini bagian dari peningkatan ekonomi masyarakat,” paparnya.

Sementara itu, mengenai informasi yang berkembang tentang adanya penolakan pembangunan spot wisata dan juga kawasan tersebut akan dijual, Baliman menegaskan bahwa informasi tersebut tidak benar.

“Jika informasi yang berkembang mengenai hal tersebut maka tidak benar. Buktinya investor juga sudah memberikan dana awal untuk pembangunan masjid di Negeri Banggoi dan aktivitas pembangun mesjid akan segera dilakukan” tandasnya.

Sementara itu, mengenai adanya upaya pemerintah negeri dalam membagun spot wisata penghijaun mangrove dan budidaya kepiting, Sekretaris Negeri Banggoi, Buce Atlewam dan Imam Mesjid Negeri Banggoi, Ilham Ehleklam juga membenarkan.

“Iya kami sudah rapat dan bicarakan mengenai spot wisata, penghijauan mangrove dan budidaya kepiting di Negeri Banggoi” kata Atlewam.

Rencana penghijauan mangrove dan budidaya kepiting ini, ujar dia, telah dibicarakan dalam rapat bersama warga yang digelar beberapa hari lalu.

“Dalam rapat hampir seluruh masyarakat Banggoi menyetujui dan kami juga sudah disiapkan dana awal untuk pembangunan masjid sebesar Rp100 Juta,” ungkapnya.

Atlewam juga menegaskan, informasi yang berkembang bahwa adanya penggusuran kuburan dan tempat keramat di Negeri Banggoi, itu tidak benar.

Mengenai upaya tersebut, warga Negeri Banggoi, Abdul Kadir Wajo mengatakan dukungan untuk adanya penghijauan mangrove dan budidaya kepiting bakau.

Ditambahkan lagi, jika peng­hijauan mangrove dilakukan pada lingkungan sekitar,  maka ekosistem akan terawat dengan baik. apalagi dengan adanya budidaya kepiting bakau, tentu akan membuka lapangan kerja. (S-47)