NAMLEA, Siwalimanews – Satu kontainer berisi bahan campuran yang diduga ter­dapat Bahan Kimia Beracun (B3) untuk olahan tambang emas ilegal di Gunung Botak, jatuh ke dalam laut saat hen­dak diturunkan dari KM Do­ronda ke atas dermaga pela­buhan Namlea.

Limbah B3 tersebut diper­kirakan jatuh di dermaga pe­labuhan Namlea pada pukul 04.30 WIT, Selasa (28/3). Akibatnya ratusan ikan di kawasan dermaga Pelabuhan Namlea ditemukan mati mendadak.

Peristiwa ikan mati menda­dak ini semakin menimbulkan kecurigaan kalau isi kontainer itu ada juga bahan kimia berbahaya, jenis asam cianida (CN) serta berbagai jenis ba­han lainnya yang lazim digu­nakan untuk mengolah emas di kawasan Gunung Botak.

Sumber di Kantor UPP Kelas 2 Namlea menyebutkan, kontainer jatuh ke laut saat hendak dipindah­kan dari atas geladak depan KM Do­rolonda ke dermaga Pelabuhan Namlea.

“Tali yang diikat di kontainer pu­tus  saat obyeknya sudah keluar dari atas geladak kapal dan posisi jatuh kontainer pas dibibir dermaga, sehi­ngga tercebur ke dalam laut, “ tutur sumber di UPP Kelas 2 Namlea.

Baca Juga: BMKG: Waspada Potensi Cuaca Buruk di Maluku

Rauf Tuanany, pejabat di UPP Kelas 2 Namlea juga membenarkan peristiwa jatuhnya kontainer ke dalam laut.

“Di manifes tertulis kontainer itu berisi general cargo, atau barang campuran. Lebih jelasnya ditanya­kan saja ke pemberi order yang mengangkut barang itu, yaitu pihak PT PELNI, “ kata Rauf.

Informasi yang diperoleh Siwa­lima pasca peristiwa kontainer yang jatuh ke dasar laut Namlea itu, Polres Pulau Buru sudah ke TKP dan ta­ngani penemuan ikan tiba-tiba timbul dan mati mendadak.

Kata sumber, jika kontainer sempat terjatuh ke atas dermaga dan lang­sung terbalik masuk ke dalam laut.  Pasca terjatuh ke laut, selang ke­mudian ditemukan ikan-ikan timbul di permukaan air dan mati men­dadak.

Laporan itu menyebutkan, kalau isi dari kontainer tersebut mengan­dung bahan kimia, sehingga sangat berdampak buruk bagi lingkungan sekitar.

Disarankan agar PT Pelni segera mengevakuasi kontainer tersebut, sehingga isinya, bisa teridentifikasi.

Kepala PT PELNI Namlea, Surah­man yang hendak di konfirmasi tidak berhasil ditemui. Dicari di kantornya, walau masih jam kerja kantor tersebut  sengaja menutup pintu.

Satu karyawan yang keluar mene­mui wartawan menjelaskan, kalau Surahman tidak bisa diganggu karena sedang rapat.

Polisi Selidiki

Paur Humas Polres Pulau Buru, Aipda MYS Jamaludin yang dihubu­ngi, ikut membenarkan peristiwa kecelakaan kontainer jatuh ke laut.

Ia mengakui, imbas dari peristiwa itu ada ditemukan banyak ikan yang mati mendadak di sana.

Menanggapi kejadian langkah itu, pihak Polres Pulau Buru bersama Kantor Dinas Lingkungan Hidup telah terjun ke TKP.

Polisi telah mengambil sampel air laut di TKP dan juga sampel ikan-ikan yang mati untuk diuji di labo­ratorium di Ambon.

“Kita tunggu uji lab nya. Pemilik barang campuran juga sedang kita selidiki, “ jelas Jamal.

Satu sumber terpercaya di kom­pleks Pelabuhan Namlea menam­bah­kan, kalau kontainer yang jatuh ke laut itu kuat dugaan berisi bahan campuran yang digunakan untuk mengolah emas di tambang ilegal Gunung Botak.

Bahan campuran itu, diantaranya terdapat B3 jenis CN, kotiks dan juga kapur.

“Lihat di lokasi kontainer terus keluar gelembung udara, itu karena reaksi kapur. Kalau ada kapur sudah pasti ada  CN dan yang lain untuk Gunung Botak, “ tutur sumber ini seraya menunjuk gelembung yang terus keluar dari dasar laut.

Sumber ini menyebutkan, kontai­ner itu dengan nomor pengiriman DBL 8930326000018. Kontaner itu naik dari dermaga Makassar, Ujung Pandang dengan tujuan Namlea.

Pada manifes PT PELNI, tercatat pengirim dari Makassar atas nama Fadly dan penerimanya di Namlea juga atas nama Fadly.

Namun  saat peristiwa ini terjadi, sampai berita ini dikirim oknum yang bernama Fadly ini tidak pernah ada di TKP.

Para pedagang di Namlea juga mengaku tidak mengenal oknum yang bernama Fadly ini, sehingga mereka juga mencurigai isi kontainer itu bukan berisi barang dagangan di pasar maupun di toko-toko.

Selanjutnya sumber di  Pelabuhan Namlea menuturkan, dalam kejadian sebelumnya ada kontainer dari KM Dorolonda yang turun di dergama dan langsung ditarik truk trailer keluar pelabuhan.

Bila itu memang barang dagangan, maka lazimnya buruh TKBM Namlea juga terlibat pembongkaran sampai masuk toko atau gudang pemilik barang.

Namun khusus untuk kontainer tertentu, buruh TKBM tidak dilibat­kan di luar pelabuhan untuk kegia­tan bongkar, sehingga mereka menduga kalau barang campuran itu untuk tambang emas Gunung Botak.

“Sudah sering kontainer seperti ini yang langsung keluar Pelabuhan. Tapi kali ini ada terjadi peristiwa jatuh ke laut, “ ujar sumber ini. (S-15)