Desakan Usut Proyek Jalan Lingkar Teor
Proyek pembagunan jalan Lingkar Teor, Kabupaten Seram Bagian Timur yang dikerjakan dengan menggunakan DAK Reguler tahun 2021 kini rusak berat dan terdapat banyak kubangan berukuran besar.
Kondiai jalan yang belum setahun dikerjakan ini membuat puluhan mahasiswa asal Kabupaten SBT melakukan unjuk rasa di Keaksaan Tinggi Maluku.“Para mahasiswa ini mendesak korps Adhyaksa itu mengusut dugaan korupsi dana pembangunan jalan lingkar Teor. Masyarakat di Kecamatan Teor mengeluhkan pembangunan jalan tersebut, lantaran akses menuju desa-desa tetangga saat ini sangat sulit.“Wajar kalau kemudian puluhan mahasiswa ini melakukan unjuk rasa. Mereka mencium ada ketidakberesan dalam pembangunan jalan yang dikerjakan pada Januri 2021 itu.“Kejati Maluku didesak mengusiut proyek jalan lingkar Teor ini dan membenruk tim untuk melakukan penyelidikan.
Proyek jalan yang dikerjakan oleh PT Seram Timur Pratama dengan anggaran sebesar 9.947.317.300.“Wajar jika kemudian mahasiswa demo ke Kejati Maluku meminta lembaga korps Adhyaksa ini mengusut proyek pembangunan jalan lingkar Teor. Langkah desakan dengan meminta Kejati Maluku mengusut merupakan langkah yang tepat yang perlu ditindaklanjuti. Hal ini penting demi menyelamatkan uang negara yang diduga disalahgunakan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab.
Disisi lain, desakan meminta Kejati Maluku mengusut untuk meminta pertanggung jawaban secara hukum oknun-oknum yang telah menggunakan uang negara untuk mwmperkaya diri tanpa memikirkan pembangunan jalan tersebut penting bagi masyarakat. Apalagi akses transportasi sangat dibituhkan untuk membuka terisolasi masyarakat akibat rentang kendali yang sangat jauh dan akses transportasi yang sangat sulit.
Kesulitan akses transporatasi tentu saja berdampak pada sektor ekonomi masyarakat tidak bisa dikembangkan sehingga peningkatan kesejahteraanasyarakat tak mampu diwujudkan dengan maksimal“Disisi yang lain peranan lembaga legislatif yang diharapkan bisa mengawasi secara ketat proyek-proyek pemerintah, juga terkesan lamban serta kurang menunjukan taringnya.
Pengawasan yang tak jalan tentu saja membuka peluang terjadinya berbagai indikasi yang menjurus pada korupsi.“Karena itu peranan masyarakat salah satunya mahasiswa yang mengkritik pemerintah merupakan bentuk dari penyaluran aspirasi tetapi juga bentuk.kritikan kepada pemerintah. “Kita tentu saja menunggu apakah Kejati akan mengusutnya ataukah tidak?. (*)
Tinggalkan Balasan