Menjelang penetapan calon anggota legislatif, publik Maluku dihebohkan isu panas caleg pindah partai.

Sumber isunya tak lain adalah loncatnya Widya Pratiwi Murad, Wakil Ketua Bidang Politik PDIP Maluku, ke Partai Amanat Nasional.

Tentu saja hengkangnya istri Gubernur Maluku yang tiba-tiba ini jadi pembicaraan hangat di warung-warung kopi dan juga topik diskusi di berbagai platform media sosial.

Pasalnya kurun tiga tahun belakangan, Widya gencar sosialisasi dirinya sebagai salah satu bakal caleg dari PDIP, melalui berbagai media kampanye luar ruang.

Di berbagai sudut kota, terpampang gambar Widya yang menebar senyum dalam polesan warna merah berbagai versi, tentu saja dipadu dengan busana dan kebaya, serta kerudung serba merah, yang identik dengan PDIP.

Baca Juga:   Aksi Tolak Penjabat Bupati SBB

Namun tiga hari belakangan, beredar kabar melalui pesan singkat kalau istri Murad itu pindah haluan ke PAN. Penyebabnya belum diketahui pasti, tapi berbagai sumber mengaitkan kepindahan itu dengan isu tidak diakomodirnya nama Widya di PDIP.

Pindahnya Wdya Pratiwi ke Partai Amanat Nasional tentu saja merupakan pukulan bagi PDIP Maluku yang sebelumnya menargetkan 2 kursi di DPR RI.

Dua kursi tersebut karena salah satunya Wakil Ketua Bidang Politik, Widya Pratiwi masuk dalam daftar calon angota DPR RI, sehingga DPD PDIP Maluku yakin target tersebut bisa didapatnya.

Ketua DPD PDIP Maluku, Murad Ismail saat di Hotel Pasicif Ambon, Senin (27/3) usai mengikuti rapat koordinasi pembahasan usulan bakal calon anggota legislatif PDIP tingkat provinsi/kabupaten/kota di Maluku menegaskan, PDIP Maluku target 2 kursi di DPR RI.

Bahkan Murad sesumbar, jika target 2 kursi DPR RI tidak tercapat maka dia siap mundur sebagai Ketua DPD PDIP Maluku. Namun hengkangnya Widya Pratiwi Ismail ke PAN justru akan membuat posisi dua kursi yang ditargetnya akan menjadi terancam. Bisa-bisa posisi Murad sebagai Ketua DPD PDIP juga menjadi terancam, karena dinilai tidak mampu menahkodai partai berlambang banteng moncong putih ini.

Mampukah dua kursi itu diraih? Mungkin ini sebuah pertanyaan politik yang dibisa dilihat biasa-biasa saja, tetapi sebenarnya sebuah pukulan berat bagi partai besutan Megawati Soekarno Putri ini. Hal ini wajar-wajar saja, karena PDIP merupakan partai besar dan penguasa di Maluku karena berhasil menang dalam pemilihan umum lima tahun lalu.

Sayangnya PDIP Maluku dibawah komando Murad Ismail yang juga sebagai Gubernur Maluku ada saja riak-riak yang dilakukan, yang justru memperkecil elektabilitas partai ini.

Soal pilihan hengkang ke partai lain itu hak asasi masing-masing orang, bahkan soal perbedaan dalam politik itu juga hal yang bisa, tetapi yang luar biasanya karena Widya Pratiwi adalah istri dari Ketua DPD PDIP Maluku. hal ini justru membuat sebuah kehancuran bagi partai wong cilik ini.

Akankah Murad Ismail mengikuti jejak istrinya ataukah tetap bertahan menjadi Ketua DPD PDIP Maluku? tentu hal ini akan menjadi pertimbangan tersendiri DPP PDIP. DPP PDIP pasti berkeinginan agar PDIP tetap berkuasa di Maluku, dan kekuasaan itu jangan sampai di rebut partai lain.

Namun apakah PDIP bisa mampu mempertahankan kekuasaan di Maluku, ataukah sebaliknya masalah yang terjadi di DPD PDIP Maluku ini justru memberikan angina segar bagi partai-partai lainnya. (*)