AMBON, Siwalimanews – Guna mencegah terjadinya konflik sosial yang berkepanjangan di Maluku, maka sejumlah pimpinan umat beragama di Kota Ambon menyampaikan pesan damai kepada seluruh masyarakat.

Pesan damai ini dismapaikan di aula Kantor Sinode GPM,  Rabu (16/2) dihadiri oleh Ketua MUI Maluku Abdulah Latuapo, Ketua MPH Sinode GPM Pendeta Elifas Maspaitella, Keuskupan Amboina Vikaris Jenderal Pastor Igo Redo, Ketua Walubi Maluku W Jauwerissa dan Ketua Parisada Hindu Dharma Maluku, I Wayan Sutapa.

Ketua MUI Maluku, Abdulah Latuapo saat membacakan pesan demai mengatakan, perdamaian sejati adalah dambaan dan tujuan dari kehidupan semua umat manusia dimuka bumi.

“Masyarakat Maluku adalah komunitas utama manusia yang selalu membangun perdamaian serta menjunjung tinggi kearifan lokal sebagai orang Basudara, serta menjadikan kemanusiaan yang setara sebagai citra tertinggi dan luhur dari semua ajaran agama,” ujar Latuapo.

Untuk menjamin suasana kebatinan yang dihadapi bersamaan dengan menjadikan Maluku sebagai laboratorium perdamaian di Indonesia dan dunia sebagai pimpinan umat beragama perlu, menghimbau masyarakat untuk tetap tenang.

Baca Juga: 28 Pengurus Olahraga Dukung Murad Sebagai Ketua KONI Maluku

Adapun empat poin yang menjadi pesan damai sebagai berikut, pertama, jadikan perdamaian Maluku yang sudah kita bina  selama ini sebagai kekuatan kita secara bersama-sama, sebab dengan berdamailah kita dapat berjuang bersama untuk membawa masyarakat Maluku keluar dari keterpurukan secara ekonomi, pendidikan dan sosial, demi menjadi masyarakat yang maju, mandiri dan berkeadaban.

Kedua, dahulukan dialog antar kelompok, antar negeri untuk membicarakan masalah apa pun sebagai orang basudara. Olehnya itu kami menghimbau semua pimpinan umat beragama dilevel basis agar bersama-sama dengan pemerintah dan saniri negeri, tokoh-tokoh adat, tokoh perempuan dan pemuda untuk berdialog atau berkomunikasi didalam negeri masih-masing atau antar negeri guna mencapai penyelesaian damai atas masalah apapun yang terjadi ditengah-tengah masyarakat.

Ketiga, usahakanlah untuk tidak muda terpancing oleh isu-isu yang belum tentu kebenarannya dan hindari ujaran kebencian atau ucapan-ucapan yang menyinggung  atau menyudutkan pihak tertentu, baik secara langsung maupun melalui media sosial, sebab kita sendirilah yang harus meningkatkan ketahanan diri dimasing-masing komunitas agar terhindar dari hal-hal yang tidak kita inginkan secara bersama-sama.

Keempat, teruslah berdoa dan memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar beliau selalu memberikan kekuatan kepada kita semua melewati cobaan ini demi Maluku dan Indonesia yang damai untuk anak cucu  kita di masa mendatang.

Pimpinan umat, kata Latuapo juga mendukung pemerintah sebagai fasilitator perdamaian, dan pembangunan serta menyelesaikan semua dampak yang timbul akibat konflik antar masyarakat di Maluku sesuai dengan realitas dimasing-masing wilayah terdampak baik hal properti, hak agraris dan hak keperdataan lainya.

“Kami berterima kasih kepada TNI dan Polri untuk respons dan langkah-langkah yang ditempuh aparat sambil mendukung semua upaya TNI dan Polri menjadi fasilitator keamanan dan perdamaian dengan menekan sejak awal potensi konflik sehingga tidak menjadi konflik terbuka antar masyarakat,” tandasnya. (S-20)