NAMLEA, Siwalimanews – Pulau Buru dapat dikembangkan dan dioptimalkan menjadi sentral kekuatan pangan di Kawasan Indonesia Timur.

Hal ini dikatakan, Menteri Perta­nian, Mohammad Yassin Limpo kepada wartawan saat mengunjungi Kabupaten Buru, Minggu (4/10) siang.

Limpo mengunjungi Kabupaten Buru dalam rangka panen padi hasil penangkaran varietas INPARI 42 Agritan GSR, serta meninjau dan menyerahkan anakan sapi hasil inseminasi buatan (IB) dari pejantan jenis Brahman, Simental, Madura, Ongole dan Limousin dengan sapi betina lokal Bali, di Sentra Produksi pangan dan ternak Desa Grandeng Kecamatan Lolong Quba.

Menurut mantan gubernur Sulsel dua periode ini, letak Pulau Buru yang berada di tengah hamparan pulau di Kawasan Timur Indonesia hingga Papua juga sangat strategis.

Saat ia datang dan menyaksikan sendiri dari dekat, akuinya, kalau kondisi alamnya sangat bagus. Se­bab itu image kalau daerah itu kering dan lain sebagainya kini pupus .

Baca Juga: Wally Minta Masyarakat Taati Protokol Kesehatan

“Ternyata hamparan-hamparan di sini bagus dan menjanjikan,”puji Limpo.

Limpo mengaku, berkunjung ke Kabupaten Buru atas perintah Presiden Jokowi untuk melihat lebih jauh apakah daerahnya bisa dikem­bangkan dan dioptimalkan untuk menjadi salah satu daerah kekuatan ketahanan pangan Indonesia, lebih khusus lagi kawasan Indonesia timur.

Sudah lama daerah itu sudah men­jadi pilihan. Ada usulan ke pusat dari Gubernur dan juga bupati Buru. “Dan saya tentu datang atas perin­tah bapak presiden untuk bisa me­ngoptimalkan apa yang ada ini,” sambung Yasin Limpo.

Lanjut dia, apa yang diharapkan Presiden Jokowi, kini telah diterap­kan di Pulau Buru dengan pola budi­daya bukan singel komoditi. Yang dikem­bangkan banyak komoditas, ada holti­kultura, perkebunan, padi, jagung,  peternakan dan seba­gai­nya.

Bukan hanya budidaya saja yang diutamakan, tapi pemberlakuan paska panen juga ikut diutamakan, sehingga menghasilkan kualitas yang baik dan tentunya harganya juga baik.

Dengan didukung teknologi per­ta­nian yang baik pula, Yasin Limpo optimis produksi pertanian dari Kabupaten Buru dapat dijadikan baperstok untuk kepentingan Bukan hanya Pulau Buru dan Ambon Ma­luku, tapi juga kepentingan nasional.

Setelah datang dan menyaksikan sendiri dari dekat, Yasin Limpo juga memuji peternakan di daerah itu. “Peternakan di sini juga cukup ba­gus karena hamparan yang cukup luas. Saya kira untuk mengem­bang­kan ternak besar, sapi dan lain-lain dapat kita lakukan,”ujar Limpo..

Saat berada di Desa Grandeng, Kecamatan.Lolong Quba, Yasin Limpo dengan ditemani Bupati Buru, Ramly Ibrahim Umasugi sempat melakukan panen padi menggu­nakan mesin traktor. Yasin juga ikut menguji mesin bajak sawah.

Padi yang dipanen Yasin Limpo merupakan padi kelas benih Label Ungu dan benih bersumber dari Balai Pertanian Kedu Jawa Tengah yang ditanam 06 Juli 2020.

Yasin Limpo juga lakukan mem­bagikan 240 anakan sapi hasil IB yang akan kepada 40 kelompok tani. Satu kelompok terdiri dari delapan hingga 10 orang memperoleh ban­tuan 40 ekor yang terdiri dari dua ekor pejantan lokal dan sisanya induk sapi.

Yasin Limpo dan rombongan juga melakukan inseminasi buatan di­dampingi bupati, Kepala Distan Maluku, Diana Padang serta Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Buru, Nur Warhangan.

Selama berkunjung ke Kabupaten Buru, Yasin Limpo membawa serta empat dirjennya masing-masing, Dir­jen TP Suwandi, Dirjen Bun Kasdi Subagyono, Dirjen Hortikultura Pri­hasto Setyanto, Dirjen Peternakan Nasrullah serta Ka Barantan Ali Jamil dan SKM Imam Mujahidin Fahmid.

Selain membawa empat dirjen, Yasin Limpo datang juga membawa bantuan untuk Propinsi Maluku sebesar Rp.31,22 milyar lebih dan bantuan untuk Kabupaten Buru Rp.3,4 miliar lebih.

Hanya sayangnya, kehadiran Yasin Limpo bersama empat dirjen yang tiba dengan pesawat khusus itu tidak terlihat satupun pejabat teras dari Provinsi Maluku yang ikut menemani.

Baik Gubernur Murad Ismail, Wa­gub Barnabas Orno, Sekda Kasrul Selang, para asisten, tidak nampak ada wajah mereka saat rombongan pertama kali tiba di Bandara Namniwel.

Pada genda awal dan diundangan yang tersebar, di susunan acara ter­tulis jelas ada sambutan gubernur baru sambutan bupati. Namun gu­ber­nur tidak datang dan tidak me­wakilkan ke bawahannya, sehingga agenda itu berubah saat mentan berada di Desa Grandeng. (S-31)