PENJABAT Bupati Maluku Tengah, Rakib Sahubawa mengatakan, Kabupaten Maluku Tengah merupakan kabupaten yang kaya akan sumber daya alam. namun tak dapat dipungkiri, bahwa kabupaten ini memiliki potensi kebencanaan yang tinggi, dengan kompleksitas per­masalahan bencana yang terkait dengan ancaman geologi, hidrometeorologi, bahkan ada juga ancaman konflik sosial.

Hal ini memberikan gambaran bahwa bencana adalah ancaman yang nyata.

“Tingginya potensi ancaman dan jumlah masyarakat yang terpapar risiko bencana menyebabkan perlunya meningkatkan kemampuan dan keterampilan masyarakat secara terus menerus sehingga masyarakat di Kabupaten Maluku Tengah dapat mengetahui bagaimana harus merespon dalam menghadapi situasi kedaruratan bencana,” ungkap bupati dalam sambutannya yang dibacakan oleh Penjabat Sekertaris Daerah Maluku Tengah,  Jauhari Tuarita, saat membuka Sosialisasi Keluarga Tangguh Bencana, Ke­giatan Penguatan Kapasitas Ka­wasan Untuk Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana di Kabu­paten Maluku Tengah, yang ber­langsung di Gedung Islamic Center Masohi, Kamis (14/12).

Kegiatan yang di gagas BPBD Kabupaten Malteng itu dihadiri Forkopimda, Ibu Penjabat Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Maluku Tengah, Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Maluku atau yang mewakili, beserta jajaran para Pimpinan OPD Lingkup Pemda Kabupaten Maluku Tengah, para narasumber, para ketua organisasi wanita, para tokoh agama, peserta sosialisasi, insan pers dan Tamu undangan lainnya.

Selanjutnya bupati mengapresiasi dan menyambut baik kegiatan ini, karena sangat penting dalam memberikan edukasi dan penguatan kapasitas kawasan untuk pen­cegahan dan kesiapsiagaan bencana di Kabupaten Maluku Tengah.

Baca Juga: SDN 203 Malteng Terima Bantuan Media Pembelajaran

“Keluarga Tangguh Bencana merupakan mikrokosmos dari penanggulangan bencana. Dalam konteks bencana, keluarga menjadi fokus inti yang memiliki peran penting dalam pengurangan risiko bencana, karena keluarga adalah garda terdepan penanggulangan bencana secara mandiri dan kolektif yang memberikan sosialisasi kepada setiap anggotanya sejak dini terutama kepada anak-anak dan remaja,” tandasnya.

Kata dia,  perlu dipahami bersama bahwa kunci keluarga tangguh bencana adalah adanya partnership/kemitraan antar lintas sektor.  keluarga tangguh bencana bukan milik bpbd tetapi program bersama baik di pemerintahan maupun pemangku kepentingan lainnya. diperlukan langkah antisipasi sedini mungkin dengan membangun sinergi, kolaborasi serta akselerasi semua pihak .

Dirinya berharap semoga dengan sosialisasi ini dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan seluruh peserta agar cepat dan tanggap dalam merespon dan menghadapi situasi darurat bencana serta bagi seluruh peserta dapat menyebarluaskan informasi, berkoordinasi, berpartisipasi secara aktif mendukung pemerintah dalam mewujudkan keluarga tanggap dan tangguh bencana di wilayahnya masing-masing.(S-17)