BUMN Mewujudkan Indonesia Ramah Lingkungan
AMBON, Siwalimanews – PLN, PTPN Group dan Perhutani bersinergi dalam pelaksanaan co-firing di 52 lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara. Hal ini diresmikan lewat penandatanganan head of agreement (HoA) penyediaan biomassa dan pengembangan industri biomassa untuk co-firing PLTU batu bara, Jumat (16/7) oleh Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini, Direktur Utama PTPN Group Mohammad Abdul Ghani, dan Direktur Utama Perhutani Wahyu Kuncoro.
Turut menyaksikan secara daring adalah Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury, Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM Dadan Kusdiana, dan Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana.
HoA ini akan ditindaklanjuti dengan pelaksanaan penyediaan dan pengembangan industri biomassa untuk co-firing PLTU. Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury menyambut baik sinergi ketiga BUMN ini. Co-firing PLTU punya kontribusi besar dalam peningkatan bauran energi baru terbarukan (EBT) serta jadi bagian dari ekosistem listrik kerakyatan.
“Untuk itu, sinergi tiga BUMN ini sangat penting dalam menjamin pasokan biomassa untuk program co-firing PLTU, serta memberi nilai tambah bagi bisnis perhutani dan PTPN, “ terang Pahala.
Disamping itu pahala menekankan perlunya supplychain atau rantai logistik yang efisien sehingga meningkatkan nilai keekonomian bagi ketiga BUMN.
Baca Juga: Stok Vaksin Milik Pemkot Ambon, Aman“Saya nilai ini kerja sama yang win-win,” tambahnya.
Kementerian BUMN telah menargetkan program co-firing dalam strategic mapping BUMN untuk klaster energi untuk membangun ketahanan energi. Untuk itu, Pahala berharap kerjasama ini dapat segera ditindaklanjuti.
Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini mengatakan, co-firing PLTU adalah upaya untuk memenuhi target nasional bauran EBT 23 persen pada 2025.
“Sejauh ini, PLN menargetkan 52 lokasi co-firing PLTU tersebar di seluruh Indonesia. Untuk itu, dibutuhkan pasokan biomassa sebesar 9 juta ton/tahun pada 2025 dan kedepannya yang diharapkan dapat dipenuhi dari Perhutani dan PTPN dari fasilitas yang posisinya terjangkau dari 52 lokasi tersebut,” ujar Zulkifli.
Dalam pokok-pokok HoA dijelaskan, nantinya perhutani akan menyediakan woodchip dalam bentuk serbuk (sawdust), sementara PTPN memasok limbah perkebunan/tandan kosong segar. Dengan begitu, PLN sebagai pembeli, sementara perhutani dan PTPN sebagai pemasok.
“Kerja sama ini adalah hal yang baru bagi ketiga perusahaan, karenanya kami mengapresiasi kolaborasi dari perhutani dan PTPN Group, serta berharap dukungan dari Kementerian BUMN dan pihak pemerintah untuk kesuksesan program co-firing ini terutama dari sisi kebijakan dan regulasi terkait penyediaan biomassa, ” lanjut Zulkifli.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PTPN Group, Mohammad Abdul Ghani, mengatakan program co-firing PLTU batu bara dengan biomassa merupakan salah satu program Green Booster untuk mendukung target bauran EBT Nasional.
“PTPN Group memiliki potensi biomassa berbasis komoditi perkebunan yang cukup besar antara lain Biomassa dari komoditi Kelapa Sawit, Karet dan Tebu yang dimiliki oleh PTPN I hingga PTPN XIV. PTPN Group mengestimasikan dapat menyuplai 500 ribu ton tandan kosong segar kepada PLN dan angka tersebut dapat berkembang hingga 750 ribu ton tankos segar per tahun pada 2024 sesuai dengan RJPP PTPN Group. Dan diharapkan program ini akan menghasilkan penurunan emisi GRK dan berdampak pada kualitas udara di sekitar menjadi lebih baik, ” ujar Ghani.
Menurutnya, co-firing biomassa dengan batubara menawarkan aspek positif bagi lingkungan. Co-firing biomassa akan mengurangi emisi karbondioksida, di samping itu biomassa juga mengandung sulfur yang jauh lebih sedikit daripada kebanyakan batu bara. Hal ini program co-firing juga akan mengurangi emisi sulfur dioksida yang cukup signifikan.
Ia menambahkan perjanjian HoA ini sebagai salah satu bentuk Good Corporate Governance (GCG) yang dijalankan oleh BUMN dalam menghasilkan nilai ekonomi jangka panjang yang berkesinambungan bagimasyarakat luas.
Direktur Utama Perhutani Wahyu Kuncoro, mengatakan saat ini Perhutani memiliki sumber daya kawasan hutan seluas 2,4 juta Ha di Pulau Jawa dan Madura dan 1,3 juta Ha di luar Pulau Jawa yang dikelola oleh anak perusahaan dan dapat dikembangkan menjadi hutan tana-man energi. Adapun yang telah di-kembangkan hutan tanaman energi seluas ±27 ribu Ha dari rencana seluas sekitar 70 ribu Ha. (S-19)
Tinggalkan Balasan