AMBON, Kepala Badan Metrologi Klimatologi dan Geofisika Maluku, Djati Cipto Kuncoro menghimbau kepada masyarakat di wilayah pesisir Maluku Tengah, Maluku Tenggara, Sulawesi Tenggara dan NTT untuk waspada terhadap potensi tsunami dari dampak gempa dengan magnitudo 7,2 skala richter yang terjadi pada pukul 13.52.53 WIT yang berpusat di Laut Banda dengan kedalaman 45 kilo meter.

“BMKG  Ambon Pusat Gempa Regional IX Ambon terus melakukan monitoring untuk gempa-gempa susulan serta Anomali realtime data dari Tide Gauge yg terpasang di Provinsi Maluku,” ucap Kuncoro dalam rilisnya yang diterima redaksi Siwalimanews, Rabu (8/11).

Sementara itu Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menjelaskan, berdasarkan hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo 7,1. Episenter gempa terletak pada koordinat 6,15° LS ; 129,96° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 255 km arah Barat Laut Tanimbar, Maluku pada kedalaman 45 km.

“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya aktivitas deformasi batuan (kerak bumi) di dasar Laut Banda,” ucap Daryono dalam rilisnya.

Hasil analisis mekanisme sumber menurut Daryono, menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip). Gempa ini berdampak dan dirasakan di daerah Saumlaki dengan skala intensitas IV-V MMI atau getaran dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, di daerah Banda dengan skala intensitas IV MMI atau bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah ), daerah Damer dan Kisar dengan skala intensitas III MMI atau getaran dirasakan nyata dalam rumah seperti getaran seakan akan truk berlalu.

Baca Juga: Kasus Zinah, Oknum Pengacara dan Selingkuhannya Jadi Tersangka

Untuk di daerah Ambon dengan skala intensitas II MMI atau getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang. Hasil monitoring muka laut menunjukkan, bahwa gempa bumi ini memicu terjadinya tsunami minor  yang terpantau di Damar dengan ketinggian 39 cm, di Banda 8 cm.

“Hingga pukul 13.10 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya tiga aktivitas gempa susulan ( aftershock) dengan magnitudo terbesar 5,6 SR,’ ungkap Daryono.

Untuk itu kata Daryono, masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa serta periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun  tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah.

Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi.(S-06)