AMBON, Siwalimanews – Balai Konservasi Sumber Daya Alam Maluku mendorong Pemerintah Provinsi Maluku untuk membentuk lembaga konservasi, khsusnya kebun binatang.

“Di Provinsi Maluku, saat ini tidak ada lembaga konservasi dalam hal ini kebun binatang, untuk itu kita doong untuk pembentukan lembaga ini,” ungkap Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Maluku Danny Patipeilohy kepada wartawan, di Ambon, Sabtu (4/9).

Di Indonesia kata Pattipeilohy, sampai dengan saat ini terdapat 112 lembaga konservasi dengan investasi yang mencapai diatas Rp1 triliun rupiah. Hal ini dapat dimanfaatkan oleh Pemerintah Provinsi Maluku untuk meningkatkan pendapatan asli daerah.

Apalagi, Maluku memiliki sumber daya alam yang begitu melimpah, tetapi tidak ada fasilitas yang dapat manfaat bagi daerah, khususnya meningkatkan PAD yang memang sampai dengan saat ini masih sangat kecil, jika dibandingkan dengan daerah lain.

Pemprov Maluku tidak boleh hanya bertahan pada satu sektor pendapatan saja, tetapi harus ada kreasi dan rekomendasi guna meningkatkan pendapatan daerah, yang salah satu solusinya, yakni dengan membangun lembaga konservasi seperti kebun binatang.

Baca Juga: Kanwil Kemenkumham dan BNNP Maluku Jalin Kerjasama

“Di Kota Ambon bisa dibangun lembaga konservasi, syarat hanya dua hektar lahan dan dapat dikombinasikan antara fungsi edukasi, konservasi dan wisata yang ketika didatangi orang lain pasti dibayar,” ujarnya.

Menurutnya, ketika Pemprov Maluku membentuk lembaga konservasi di Kota Ambon, maka tentunya akan memunculkan ekonomi baru dan secara tidak langsung dapat menghidupkan masyarakat setempat.

Untuk itu, jika Pemprov Maluku ingin membangun lembaga konservasi, maka BKSDA dapat bekerja sama dengan menempatkan hewan sitaan atau mendatangkan dari luar, sehingga orientasi wisata warga Maluku dapat berkembang dan membawa dampak bagi peningkatan pendapatan daerah. (S-50)