BKKBN Harap Program Dashat Sampai ke Desa
AMBON, Siwalimanews – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Provinsi Maluku berharap, program dapur sehat atasi stunting (Dashat) dapat dilaksanakan di tingkat desa atau kelurahan.
“Program ini dapat kolaborasi antara pemerintah desa, PKK, Kader PPKBD/Sub PPKBD, termasuk tenaga kesehatan/gizi, mahasiswa dan para akademisi sebagai pendamping, sebab keberadaan Dashat juga tidak terlepas dari peranan Pokja Kampung KB,” ungkap Kepala BKKBN Provinsi Maluku Sarles Brabar saat Launching Program Dashat di gedung PTKKI Keluarahan Kudamati, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon, Rabu (2/3).
Menurutnya, salah satu strategi BKKBN dalam penurunan stunting adalah dengan program Dashat. Untuk itulah konsep Dashat mengedepankan upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat, dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas gizi masyarakat melalui optimalisasi sumber daya pangan lokal yang sehat, dan padat gizi, khusus bagi keluarga beresiko stunting, yaitu: ibu hamil, ibu menyusui, keluarga yang memiliki baduta/balita, serta calon pengantin.
” Hari ini sebagai bukti nyata dari intervensi percepatan penurunan stunting kita, sekaligus launching Dashat di Kampung KB Kudamati, yang merupakan kolaborasi antara Pemkot Ambon, TP PKK Kota Ambon, Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana serta Kelurahan Kudamati,” ucapnya.
Disisi lain kata dia, upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia yang unggul dan maju, dihadapkan pada persoalan balita stunting yang prevalensinya masih tinggi, yaitu 27%.
Baca Juga: Puluhan Pengunjung Pantai Rekreasi di Buru Jalani VaksinasiOleh karena itu pemerintah melalui Perpres Nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting yang menargetkan penurunan prevalensi stunting 14 persen di tahun 2024 dan target pembangunan berkelanjutan di tahun 2030, berdasarkan capaian di tahun 2024.
“Berdasarkan lima pilar percepatan penurunan stunting, telah disusun rencana aksi nasional untuk mendorong dan menguatkan konvergensi antar program melalui pendekatan keluarga berisiko stunting. Dengan demikian diharapkan kegiatan ini merupakan pendampingan berkelanjutan dalam rangka pemenuhan gizi bagi keluarga beresiko stunting,” harapnya. (S-21)
Tinggalkan Balasan