AMBON, Siwalimanews – Bank Indonesia Perwakilan Maluku menyebut Kota Ambon dan Kota Tual masih sebagai penyumbang inflasi di Maluku.

Kota Ambon dan Kota Tual masing-masing mengalami inflasi 0,25% (mtm) dan 0,61 persen (mtm) pada periode September 2023.

Kepala kantor Perwakilan BI Maluku, Rawindra Ardiansah dalam rilisnya, Jumat (6/10) menuturkan, capaian tersebut lebih tinggi dibandingkan realisasi bulan Agustus 2023 yang mengalami deflasi sebesar -0,30 persen (mtm).

“Inflasi tersebut lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya sebesar deflasi -0,35 persen (mtm) untuk Kota Ambon dan inflasi sebesar 0,41 persen untuk Kota Tual,” terangnya.

Laju inflasi disebabkan tekanan harga dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau serta komoditas beras.

Baca Juga: Dewan Sebut ada Anggaran tak Dimanfaatkan

Bulan September kelompok maka­nan, minuman dan tembakau menyum­bang inflasi sebesar 1,43 persen (mtm).

Tekanan inflasi berasal dari sub kelompok tanaman bahan pangan dengan komoditas beras yang menyumbang inflasi 6,28 persen (mtm) termasuk komoditas perikanan.

Penurunan produksi padi dan luas panen yang terdampak oleh kekeringan akibat El Nino yang terjadi di berbagai provinsi sentra beras juga jadi penyebab inflasi,” katanya.

Dikatakan peningkatan lebih tinggi tertahan oleh deflasi yang terjadi pada kelompok transportasi yang pada bulan Oktober yang mengalami deflasi -2,07 persen (mtm).

Hal ini sejalan dengan menurunnya permintaan angkutan udara dan berakhirnya periode libur sekolah.

Namun secara tahunan, pada bulan September 2023 tekanan inflasi gabungan kota di Maluku mengalami penurunan.

Untuk itu peran sinergi dan koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) harus terus memperkuat berbagai upaya untuk meredam tingkat inflasi, khususnya dari kelompok makanan, minuman dan tembakau.

Selain itu menghadapi risiko dari El Nino dan peningkatan permintaan pada HBKN akhir tahun, TPID terus merumuskan berbagai strategi untuk meredam risiko tekanan inflasi kedepan.

“Salah satu kegiatan yang dilakukan yakni operasi pasar, penjajakan subsidi ongkos angkut dan pemasangan papan harga, serta talkshow hilirisasi dan diversifikasi pangan,” katanya. (S-25)