AMBON, Siwalimanews – Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku Rawindra Adriansah mengaku, angka realisasi gabungan kabupaten/kota IHK di Maluku, mengalami deflasi -0,34 persen (mtm).

Inflasi gabungan ini terdeflasi lebih dalam, dibandingkan nasional yang tercatat sebesar -0,03 persen (mtm). Secara spasial, deflasi bersumber dari seluruh kota/kabupaten IHK yang mengalami deflasi, yakni Kota Ambon, Kabupaten Malreng dan Kota Tual. Dimana masing-masing tercatat mengalami deflasi -0,06 persen (mtm), -0,76 persen (mtm) dan -0,47 persen (mtm).

“Realisasi di Maluku yang terdeflasi, utamanya didorong oleh realisasi kelompok nakanan, minuman dan tembakau yang terkendali. Kelompok ini terdeflasi sebesar -1,94 persen (mtm). Sedangkan realisasi deflasi utamanya bersumber dari komoditas hortikultura, antara lain, tomat, kangkung dan sawi hijau dengan andil masing-masing -0,26 persen (andil,mtm), -0,19 persen (andil, mtm), dan -0,17 (andil, mtm),” tulis Adriaansah dalam rilisnya yang diterima redaksi Siwalimanews, Selasa (10/9).

Dijelaskan, penurunan harga pada komoditas hortikultura terjadi ditengah berlangsungnya panen, terutama pada petani yang berlokasi di Malteng. Selain itu, program pengendalian inflasi yang intensif dilakukan, terutama pasar murah/gerakan pangan murah/operasi pasar dan subsidi langsung ke pedagang, dinilai mendorong penurunan harga.

Sementara untuk kelompok transportasi,  mengalami inflasi 0,93 persen (mtm) yang utamanya dipengaruhi oleh tarif angkutan udara dan bensin. Peningkatan kunjungan wisatawan menjelang puncak calender of event 2024 di Maluku, dinilai meningkatkan tekanan harga tarif angkutan udara.

Baca Juga: Walikota Minta ASN Pemkot Benahi Kinerja

“Maka itu dilakukannya penyesuaian harga BBM non-subsidi oleh pemerintah yang berdampak pada kenaikan harga bensin. Inflasi tarif angkutan udara dan bensin pada Agustus 2024 masing-masing mencapai 0,05 persen (andil, mtm) dan 0,04 persen (andil, mtm),” bebernya.

Masih dalam rilis itu dsebutkan, secara tahunan pada Agustus 2024 kemarin, tekanan inflasi gabungan kabupaten/kota lIHK di Maluku tetap terkendali dan melandai. Sedangkan inflasi tahunan per Agustus kemarin, tercatat 2,58 persen (yoy), menurun dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat 2,71 persen (yoy).

Meskipun demikian, inflasi tersebut lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional 2,12 persen (yoy). Namun, tingkat inflasi gabungan kota di Maluku masih berada dalam rentang sasaran inflasi nasional tahun 2024 yang ditetapkan pada rentang 2,5+1 persen (yoy).

“Jadi, realisasi inflasi Agustus 2024 di Maluku, menurun seiring peran koordinasi TPID untuk terus memperkuat berbagai upaya sinergis, secara intensif untuk memitigasi terjadinya inflasi, khususnya yang berasal dari kelompok makanan, minuman dan tembakau,” jelasnya.

Adapun, beragam upaya pengendalian inflasi yang dilakukan, antara lain: pasar murah/gerakan pangan murah/operasi pasar dan subsidi langsung ke pedagang yang terus didorong untuk memastikan keterjangkauan harga terutama komoditas perikanan, selain itu dilakukan juga implementasi green house dan hidroponik pada pondok pesantren Al-Muuluk dan Al Anshor untuk pengembangan produksi hortikultura.(S-25)