Belgia Vs Italia: Bisa Hentikan Romelu Lukaku, Leonardo Bonucci?
Perempat Final Euro 2020
Allianz Arena, Munich, Jerman, Sabtu (3/7/2021) pukul 2.00 WIB, Belgia vs Italia digelar. Duel itu mempertemukan Lukaku, andalan gol Belgia, dengan barisan pertahanan gerendel Italia, yang dikomandoi Leonardo Bonucci.
Lukaku merupakan salah satu penyerang yang bersinar di Euro 2020. Dia sudah 3 gol, semua gol itu dibukukan di fase grup. Gawang Rusia dan Finlandia yang dijebol Lukaku.
Dalam situs UEFA, Lukaku menjadi pemain Belgia paling sering menembak dengan catatan 9 percobaan, 4 di antaranya mencapai sasaran.
Di sisi lain, Italia merupakan salah satu tim dengan pertahanan paling kukuh. Mereka sempat membukukan 3 clean sheet beruntun sebelum akhirnya dibobol Austria.
Leonardo Bonucci menjadi penggawa lini belakang Italia. Dia selalu bermain dalam 4 pertandingan.
Baca Juga: Inggris Dianggap Bukan Rival Utama, 2 Kuda Hitam BertemuBersama Giovanni Di Lorenzo, Bonucci dicatat situs UEFA menjadi pemain Italia paling sering melakukan sapuan, 8 kali.
Pertemuan Lukaku dengan Bonucci sudah acap kali terjadi di Serie A. Lukaku penyerang Inter Milan, Bonucci mengawal pertahanan Juventus.
Transfermarkt mencatat setidaknya ada 4 pertemuan Lukaku dengan Bonucci, termasuk saat pemain nomor 9 Belgia itu masih memperkuat MU.
Hasilnya, Bonucci selalu bisa menahan Lukaku untuk tak bisa menjebol gawang tim lawan.
Satu gol Lukaku ke gawang Juventus musim 2020/2021 dicatatkan saat Bonucci tak bermain. Kala itu, Inter menang 2-3 saat bertanding dengan Juventus di Allianz Stadium.
Eks pemain Juventus dan Timnas Italia, Gianluca Zambrotta, menilai Bonucci akan krusial untuk meredam Lukaku.
“Romelu Lukaku merupakan salah satu pemimpin dari tim Belgia, dia bersaing menjadi top skorer di turnamen. Dia dua gol tertinggal dari Cristiano Ronaldo, yang sudah tersingkir,” kata Zambrotta di situs UEFA.
“Pengalaman Leonaro Bonucci dan Giorgio Chiellini (saya berharap dia bisa bermain) akan berguna untuk menghentikan dia. Lukaku sangat kuat, dia melindungi bola lebih baik dibandingkan siapapun, dia membantu tim untuk melakukan serangan, dia menarik para pemain bertahan,” kata dia menambahkan.
5 Fakta Menarik
Duel antara Swiss dan Spanyol menjadi pembuka. Laga Swiss vs Spanyol itu akan digelar di Stadion St. Petersburg, Rusia, Jumat (2/7/2021) pukul 23.00 WIB.
Swiss dan Spanyol melaju ke perempat final Euro 2002 setelah mengandaskan musuh masing-masing di babak 16 besar. Swiss membungkam juara Piala Dunia 2018 Perancis di Stadion Arena Nationala, Rumania, Selasa (29/6/2021) dini hari WIB.
Kemenangan tersebut diraih Swiss dengan penuh perjuangan. Mereka sempat ditahan 3-3 oleh Les Bleus selama 120 menit. Namun, pada babak adu penalti, La Nati – julukan timnas Swiss – berhasil unggul 5-4 atas pasukan Didier Deschamps.
Hampir serupa seperti Swiss, Spanyol juga membutuhkan usaha ekstra untuk sampai di babak 8 besar Euro. La Furia Roja sempat ditahan Kroasia 3-3 selama 90 menit laga di Stadion Parken, Denmark, Senin (28/6/2021) malam WIB.
Namun, pada masa extra time, Spanyol berhasil mencetak dua gol tambahan untuk mengamankan kemenangan 5-3 atas Vatreni. Swiss dan Spanyol memiliki sejarah pertemuan cukup panjang yang menghasilkan beberapa fakta menarik.
Berikut lima fakta menarik seputar laga Swiss vs Spanyol, sebagaimana dikutip dari laman resmi UEFA dan Transfermarkt:
- Spanyol superior atas Swiss
Dari total 22 pertemuan di semua kompetisi, Spanyol menang 16 kali dan hanya kalah sekali lawan Swiss, sedangkan lima laga sisanya berakhir imbang.
Spanyol mencetak 48 gol dan kebobolan 22 kali. Pertemuan terakhir kedua kubu terjadi pada November 2020 di penyisihan grup UEFA Nations League 2020-2021. Laga berakhir seri 1-1.
- Swiss baru menang sekali lawan Spanyol
Ya, Swiss baru menang sekali atas Spanyol dari total 22 pertemuan. Satu-satunya kemenangan itu dibukukan Swiss pada penyisihan grup Piala Dunia 2010, Juni 2010.
Mereka menang tipis 1-0 atas Tim Matador berkat gol semata wayang Gelson Fernandes.
- Pertemuan pertama Swiss dan Spanyol di Piala Eropa
Laga besok malam menjadi pertemuan pertama Swiss dan Spanyol di ajang Euro alias Piala Eropa. Berbeda dengan di Piala Dunia di mana Swiss dan Spanyol sudah bersua sebanyak tiga kali.
- Menang atas Swiss = Spanyol juara
Menurut klaim dari UEFA, setiap kali Spanyol memenangi laga perempat final, mereka menjadi juara di akhir kompetisi.
- Memori buruk Swiss di St. Petersburg
Swiss terhenti di babak 16 besar Piala Dunia 2018 Rusia setelah kalah 0-1 dari Swedia. Saksi bisu kekalahan itu La Nati adalah Stadion St. Petersburg, yang akan menjadi medan laga mereka vs Spanyol besok malam.
Masalah Besar di Tiga Singa
Jelang pertandingan lawan Ukraina, Gareth Southgate menghadapi dua masalah besar mengenai susunan pemain.
Dalam babak perempat final, Southgate harus memperhitungkan perihal akumulasi kartu guna menghindari hukuman larangan tampil yang menghantui empat pemain serta problem cedera.
Saat ini Harry Maguire, Declan Rice, Phil Foden, dan Kalvin Philips sudah mengantongi satu kartu kuning. Maguire, Rice, dan Philips mendapat kartu kuning saat laga melawan Jerman di babak 16 besar, sementara Foden dihadiahi kartu kuning ketika menjalani laga pertama melawan Kroasia.
Jika empat pemain tersebut mendapat kartu kuning lagi di perempat final, maka dipastikan akan absen di semifinal.
Dengan risiko seperti itu, Southgate kemungkinan akan melakukan rotasi. Mason Mount, Jordan Henderson, dan Tyrone Mings dijagokan bakal mengisi posisi starter dalam laga Ukraina vs Inggris.
Kesempatan tersebut juga bisa menjadi momen istirahat bagi Philips yang selalu bermain dan tidak pernah diganti dalam empat laga sebelumnya.
Mount dan Henderson sudah pernah mendapat menit bermain. Mount jadi starter dalam dua laga awal Inggris, sementara Henderson jadi pemain pengganti di dua laga terakhir The Three Lions. Mings pun menjadi pilihan utama sebelum Maguire pulih dari cedera dan dimainkan melawan Republik Ceko.
Sedangkan masalah cedera dialami Kieran Trippier. Pemain Atletico Madrid ini mengalami gangguan otot. Guna menggantikan Trippier, Southgate bisa memilih Reece James atau Kyle Walker.
Inggris saat ini kembali masuk bursa tim favorit di Euro 2020 setelah menundukkan Jerman di babak 16 besar. Seandainya menang lawan Ukraina di babak perempat final, maka Southgate dan anak asuhnya akan bertemu pemenang laga Republik Ceko atau Denmark di semifinal.
Inggris belum pernah meraih gelar juara Piala Eropa. Catatan terbaik Inggris di ajang bergengsi Benua Biru tersebut adalah menempati peringkat ketiga Euro 1968 yang hanya diikuti empat negara.
Tak Gentar
Sementara itu Ukraina ke perempat final setelah mengalahkan Swedia 2-1 di Stadion Hampden Park, Skotlandia, Rabu (30/6) dini hari WIB.
Penyerang Artem Dovbyk jadi pahlawan kemenangan Ukraina setelah membobol gawang Swedia pada menit ke-120+1 di babak tambahan.
Gol itu tercipta setelah Dovbyk memanfaatkan umpan silang Oleksandr Zinchenko dengan sundulan. Dovbyk sendiri merupakan pemain pengganti yang dimasukkan pelatih Andriy Shevchenko pada menit ke-106.
Laga Swedia vs Ukraina harus dilanjutkan ke babak tambahan setelah bermain imbang 1-1 dalam waktu normal. Ukraina unggul lebih dahulu lewat Zinchenko pada menit ke-27, sebelum disamakan Emil Forsberg pada menit ke-43.
Meski demikian, dalam sejarah Ukraina dan Inggris, kedua tim total sudah bertemu sebanyak 7 kali dengan Inggris 4 kali menang dan Ukraina meraih satu kemenangan.
Ulangan 8 Besar Euro 2004
Timnas Republik Ceko dan Timnas Denmark akan bertarung di babak perempat final Euro 2020. Pertandingan ini akan digelar di Olympic Stadium, Baku, Sabtu (3/7/2021).
Ceko lolos ke fase ini usai menyingkirkan Belanda di babak 16 besar. Ceko melumat Belanda 2-0.
Petaka Belanda diawali dengan kartu merah bek Matthijs de Ligt di menit 55. Setelah itu, Ceko mencetak dua gol lewat Tomas Holes menit 68 dan Patrik Schick menit 80.
Sementara itu, Denmark menghajar Wales 4-0. Denmark menang lewat gol-gol Kasper Dolberg (2), Joakim Maehle, dan Martin Braithwaite.
Ceko dan Denmark terakhir kali bertemu di major tournament adalah di Euro 2004. Waktu itu, mereka juga berjumpa di babak perempat final. Euro 2004 yang digelar di Portugal diikuti 16 tim yang terbagi ke empat grup. Dua tim teratas dari masing-masing grup lolos ke fase gugur.
Waktu itu, fase gugurnya langsung 8 besar, alias perempat final.
Ceko lolos sebagai juara Grup D di atas Belanda, Jerman, dan Latvia. Sementara itu, Denmark lolos sebagai runner-up Grup C bersama Swedia usai memenangi persaingan dengan Italia dan Bulgaria.
Menang Tiga Gol Tanpa Balas
Waktu itu, Ceko terlalu tangguh buat Denmark. Juara Euro 1992 tersebut mereka hajar tiga gol tanpa balas.
Ceko menang 3-0 atas Denmark melalui satu gol Jan Koller menit 49, serta sepasang gol Milan Baros menit 63 dan 65.
Ceko Dihentikan Yunani
Lolos dari adangan Denmark, Ceko berhadapan dengan Yunani di semifinal. Yunani sendiri lolos usai secara mengejutkan menaklukkan Prancis 1-0.
Di semifinal, Ceko takluk 0-1 dari Yunani. Ceko dipaksa menyerah oleh gol extra time Traianos Dellas.
Kejutan Yunani tak berhenti sampai di situ. Di final melawan tuan rumah Portugal, Yunani menang 1-0 lewat gol tunggal Angelos Charisteas dan sukses meraih titel Piala Eropa mereka yang pertama. (*)
Tinggalkan Balasan