Rivalitas Inggris dan Jerman sudah terjadi sejak lama. Meski begitu, The Three Lions dianggap bukan sebagai lawan terbesar Die Mannschaft.

Inggris vs Jerman tersaji di babak 16 besar Piala Eropa 2020. Duel dua tim raksasa Eropa ini digelar di Stadion Wembley, Selasa (29/6/2021) malam WIB.

Kedua kesebelasan memiliki sejarah rivalitas yang sudah ada sejak 1930. Baik Inggris mau pun Jerman beberapa kali saling menaklukkan di turnamen-turnamen bergensi.

Inggris sukses menjadi juara Piala Dunia 1966 setelah mengalahkan Jerman (dulu Jerman Barat) pada babak final di Stadion Wembley. 30 tahun kemudian di lokasi yang sama, giliran Die Mannschaft menaklukkan The Three Lions di semifinal Euro 1996.

Pertemuan terakhir kedua tim pada turnamen internasional terjadi di babak 16 besar Piala Dunia 2010. Kala itu, Jerman berhasil menyingkirkan Inggris 4-1.

Baca Juga: Modric Beri Peringatan ke Tim Matador, Les Blues diatas Angin

Aroma rivalitas Inggris vs Jerman kembali mencuat menjelang pertemuan kedua tim di Euro 2020. Namun, persaingan tersebut rupanya ditanggapi santai oleh legenda Timnas Jerman, Dietmar Hamann.

Dalam pandangan Hamann, Inggris bukanlah rival terbesar Jerman di arena sepakbola. Gelar tersebut diakuinya lebih pantas disandang negara-negara lain yang kerap menyulitkan Jerman seperti Prancis, Argentina dan Spanyol.

“Saya tidak pernah menggambarkan Inggris sebagai rival terbesar Jerman. Saingan terberat kami selalu dilihat sebagai tim yang paling sering menyulitkan kami,” kata Hamann, dilansir dari Daily Mail.

“Tim tersebut adalah Prancis, atau dalam beberapa tahun sebelumnya adalah Argentina yang mana sering kami hadapi di final, semifinal dan perempatfinal Piala Dunia. Kemudian kami juga selalu melihat pertandingan melawan Spanyol,” sambungnya.

“Tentu ada sejarahnya menghadapi Inggris, kami semua ingat Euro 1996 sebagai sesuatu yang spesial. Saya mengerti pertandingan ini adalah yang paling ditunggu, tapi Inggris bisa dibilang hanya laga besar ketimbang menjadi duel terberat buat Jerman,” pungkasnya.

Punya Skuad Muda

Inggris menyertakan banyak pemain muda di Euro 2020. Transfermarkt mencatat rata-rata usia skuad The Three Lions ada di angka 25,3 tahun.

Cuma ada 3 pemain dengan usia 30 tahun ke atas. Kyle Walker (31), Jordan Henderson (31), dan Kieran Trippier (30) deretannya.

Ada dua pemain Inggris yang masih berusia di bawah 20 tahun. Bukayo Saka (19) dan Jude Bellingham (17) deretannya. Henderson mengungkap keuntungan Inggris mempunyai skuad muda. Apa itu?

“Kami mempunyai skuad yang cukup muda, tapi saya pikir bahwa itu akan menjadi hal yang positif. Ada banyak dari para pemain ini hanya masuk ke lapangan dan bermain, berlaga tanpa rasa takut. Dan itu apa yang mereka butuhkan lagi di hari Selasa,” kata Henderson di Mirror.

“Masuk ke lapangan dan menikmati itu, masuk ke lapangan dan menunjukkan pada semua orang seberapa bagus mereka. Menggunakan emosi dan gairah dalam cara yang tepat untuk memberi anda energi saat berlaga, karena itu bisa benar-benar menjadi pembeda.”

“Sebagai pemain yang berpengalaman, saya bisa membantu dengan faktor itu dan memastikan kami ada di kerangka berpikir yang benar menuju pertandingan dan memastikan latihan yang tersisa harus mempersiapkan satu hal itu.”

“Semua orang percaya diri, semua orang merasa bagus, dan kami mempunyai beberapa hari yang bagus untuk bersiap menghadapi laga besar,” kata pemain dengan 60 caps di Timnas Inggris itu menambahkan.

Pertemuan 2 Kuda Hitam

Dua tim kuda hitam, Swedia dan Ukraina, bertemu pada babak 16 besar Euro 2020 (Euro 2021).

Swedia vs Ukraina yang menjadi laga pemungkas 16 besar Euro 2020 ini akan berlangsung di Stadion Hampden Park, Glasgow, Skotlandia pada Rabu (30/6) dini hari.

Swedia yang tidak begitu diperhitungkan sukses menjuarai Grup E. Tim asuhan Janne Anders­son ini tak menelan kekalahan dari tiga pertandingan dengan mengoleksi tujuh poin, dua kali menang dan sekali imbang.

Sebaliknya Ukraina lolos ke fase gugur Euro 2020 ini lewat jalur peringkat ketiga terbaik. Tim racikan Andriy Shevchenko ini menjadi yang paling buncit karena hanya mengumpulkan tiga poin, sedang tim lainnya empat poin.

Namun, Ukraina tak bisa dipandang sebelah mata. Jika melihat sisi sejarah malah Swedia yang sepantasnya was-was. Dari empat pertemuan Swedia hanya sekali menang dan Ukraina menguasai dengan tiga kemenangan.

Dari segi usia skuad Swedia dan Ukraina pun timpang. Swedia diisi 10 pemain di atas usia 30 tahun, sedangkan Ukraina banyak diisi pemain muda. Shevchenko tampak mengoptimalkan tenaga muda untuk bersaing di Euro 2020.

Agresivitas Ukraina pun cukup tinggi. Andriy Yarmolenko dan kawan-kawan tampil ofensif walau lawan yang dihadapi punya daya dobrak tinggi. Ini yang membuat sisi pertahanan Ukraina mudah ditembus.

Dengan segala kekurangannya tersebut Ukraina tetap bertekad meraih tiket ke babak 8 besar Euro 2020. Ketahanan Swedia dalam babak grup akan coba dihancurkan Ukraina dengan serangan cepat yang cenderung sporadis. (*)