AMBON, Siwalimanews – Berbagai komponen masyarakat menginginkan pemerintah daerah untuk membatasi orang masuk ke Ambon untuk mencegah penyebaran virus corona.

Menurut masyarakat, walaupun pemerintah menghimbau warga tetap di rumah, namun tidak membatasi orang masuk ke Ambon sama saja.

“Kami berharap penuh pemerintah daerah memiliki ketegasan untuk menutup semua akses masuk dan luar,” kata Iqbal Kaplale, mahasiswa IAIN Ambon, kepada Siwalima, Selasa (7/4).

Iqbal mengatakan, masyarakat di Kota Ambon resah, karena banyak orang luar bebas masuk ke Ambon.

“Kami berharap penuh pemerintah daerah memiliki ketegasan untuk menutup semua akses  masuk dan luar,” tandasnya.

Baca Juga: 300 CPNS Pemkot Lolos SKD

Selain itu, ia juga meminta pemda untuk tetap memperhatikan ketersediaan sembako bagi masyarakat.

Mahasiswa Fakultas Hukum Unpatti, Harun Matayane mengungkapkan hal yang sama. Menurutnya, pemda harus mengambil kebijakan untuk menutup pelabuhan dan bandara sementara, karena jumlah kasus terus positif Covid-19 meningkat.

Matayane menilai, maklumat gubernur untuk pencegahan Covid-19 tidak akan membawa dampak signifikan, jika arus masuk dan keluar orang Ambon tak dibatasi.

Ketua HMI Cabang Ambon Mizwar Tomagola mengatakan, perlu pembatasan  orang dari luar. Namun untuk kapal logistik tetap masuk.

Ia juga meminta kepada orang Maluku di luar untuk saling menjaga Maluku, Ambon dan kabupaten yang lain, sehingga tidak perlu pulang untuk saat ini.

Hal senada juga disampaikan Ketua GMKI Cabang Ambon, Almindes Syauta. Ia mengatakan, pihaknya mendukung sikap DPRD Maluku yang mengusulkan penutupan sementara pintu masuk keluar Ambon.

“Sebaiknya begitu, karena kita melihat Covid-19  ini baik ODP, PDP semua itu orang yang datang dari luar daerah,” kata Syauta.

Namun perlu adanya kesiapan pemerintah daerah. Karena itu, ia meminta DPRD dan pemda untuk membicarakan hal ini.

Sopir angkot di Kota Ambon, Memet dan Alex Pelasula juga turut meminta pemerintah daerah untuk mengambil menutup akses masuk ke daerah sampai dengan kondisi kembali membaik. “Kalau bisa jang ada orang luar masuk dolo, kasihan katong seng dapat karja bae-bae kalau orang luar masuk bawah penyakit par katong di Ambon,” kata Alex.

Atus Suarlembit dan Yani Bakarbessy yang berprofesi sebagai tukang becak juga mengungkapkan kekhawatiran mereka jika orang luar masuk secara bebas. Olehnya keduanya meminta pemerintah mempertimbangkan yang terbaik bagi masyarakat.

Hal yang sama disampaikan Roi dan Arman, yang berprofesi sebagai tukang ojek. “Untuk mencegak masuknya corona, pemda harus tegas,” ujar Arman.

Sementara Sekretaris Klasis GPM Kota Ambon, Pdt. Lana Lohy mengatakan, gereja tetap mendukung apapun yang menjadi kebijakan pemerintah dan tetap mendoakan agar daerah ini dapat terhindar dari kondisi saat ini.

Salah satu yang menjadi keputusan MPL Sinode, kata Lohy, meminta masyarakat untuk tetap mematuhi aturan yang telah ditetapkan pemerintah guna terhindar dari semua hal yang dapat membahayakan dan tetap berdoa agar daerah ini terlindungi oleh Yang Kuasa. (Mg-4)