Banyak Jalan Rusak, Dewan Semprot Pemprov tak Mampu
AMBON, Siwalimanews – Anggota Komisi III DPRD Maluku, M Hatta Hehanussa menyemprot Pemprov tidak mampu menanggani infrastruktur jalan yang rusak pada sejumlah wilayah di negeri seribu pulau ini.
Pernyataan keras terhadap kebijakan pembangunan Maluku ini dilontarkan Hehanusa sebagai bentuk kekecewaannya atas sejumlah persoalan infrastruktur jalan yang hingga kini tidak mampu ditangani oleh pemerintah Provinsi Maluku.
Awalnya Hehanusa geram dengan sikap tidak peduli yang ditunjukkan Pemerintah Provinsi Maluku maupun kabupaten/kota terkait dengan Inpres penanganan jalan daerah dimana tidak ada keseriusan dari pemerintah untuk mengusulkan jalan-jalan di daerah
Pasalnya, pertemuan terkait dengan Inpres Penanganan Jalan Daerah dilakukan sebanyak 20 kali baik di Maluku maupun menghadap langsung ke Komisi V DPR RI dan Kementerian PUPR tetapi tidak ada tindak lanjut dari pemerintah daerah.
“Bayangkan saja kita sudah rapat 20 kali terkait dengan Inpres ini, baik di Jakarta maupun di Ambon hasilnya nol, kesalahannya hanya soal detail engineering design (DED) setelah di hitung-hitung, mungkin anggarannya cuma Rp 20 juta untuk membuat perencanaan, saja tidak bisa,” kesalnya.
Baca Juga: Inspektorat Diminta Transparan Audit Mess MalukuPemerintah daerah lanjut Hehanusa jangan menganggap Inpres penanganan jalan daerah ini sebagai barang khayalan, tetapi tugas Pemda adalah mengamankan instruksi presiden tersebut.
“Bikin DED saja susah dapat kepengnya, kalau mau wara-wiri kemana-mana itu kepeng banyak pun tidak ada masalah, susah ini daerah,” kecamnya.
Menurutnya, semua persoalan infrastruktur yang dihadapi masyarakat hari ini karena hutang sebesar 700 miliar rupiah yang harus dibayarkan.
Padahal, jika pinjaman 700 miliar rupiah tersebut diarahkan untuk membangun infrastruktur jalan dana maka ratusan kilometer jalan selesai dibangun.
“Ini karena Pemprov tidak punya perencanaan, dimana kebijakan-kebijakan ngawur semua, ini sangat miris,” tegasnya.
Lanjutnya, sebagai anggota DPRD dirinya merasa sedih melihat kondisi daerah seperti ini, karena DPRD tidak punya perpanjangan tangan serta dibatasi soal kewenangan.
Bahkan DPRD saja dibatasi dengan pengawasan terkait kebijakan, artinya anggota DPRD tidak bisa menyentuh kebijakan.
Karenanya, masyarakat tidak dapat berharap banyak selain mujizat dan tetap berdoa kita agar Pemerintahan ini besok bisa berubah dan ada pemimpin baru,” kata Hatta. (S-20)
Tinggalkan Balasan