NAMROLE, Siwalimanews – Guna mengantisipasi terjadinya inflasi daerah yang tinggi, maka Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dibawah pimpinan Sekda Bursel Iskandar Walla meninjau langsung ke sejumlah sektor penting yang dianggap memiliki andil dalam mepengaruhi inflasi di kabupaten tersebut, Rabu (4/3)

Sejumlahs ektor penting yang diknjungi yakni coldstroge, PLN dan Station Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).

Tiba di coldstroge di Desa Masnana, rombongan TPID disambut langsung oleh pengurus usaha tersebut. Disitu sekda langsung menuju dan memeriksa tempat pembuatan es dan tempat penyimpanan ikan di coldstroge tersebut.

“Yang penting ikan-ikan ini, kita jaga stabilitas inflasi. Jadi tinjauan ini supaya jangan sampai terjadi inflasi, karena inflasi sangat berdampak pada masyarakat di Bursel adalah ikan, apalagi bulan-bulan kedepan ini kita akan hadapi bulan puasa dan kemudian musim timur. Nanti yang lebih mahal itu di musim timur ditambah lagi ada Pilkada, jadi kita datang kontrol mudah-mudahan semua lancar,” ujar sekda.

Usai melihat coldstroge rombongan TPID kemudian bergerak meninjau KCP PLN yang tak jauh dari lokasi pertama. Disana, Sekda dan tim diterima oleh karyawan PLN Namrole, karena pimpinan KCP masih berada di Ambon untuk proses serah terima jabatan.

Baca Juga: Distan Buru Susun Program Penyuluh Pertanian

Disitu sekda minta agar perwakilan KCP PLN Namrole mejelaskan penyebab sering terjadinya pamadaman lampu di Kota Namrole, apalagi kedepan Bursel akan diperhadapkan dengan Bulan Ramadhan, musim penghujan dan pilkada.

Untuk itu diharapkan pihak PLN sebagai salah satu sentral yang turut mempengaruhi roda ekonomi di Bursel dapat berjalan dengan baik sebagaimana mestinya.

“Ini ada hal-hal strategis yang akan dihadapi oleh pemda, salah satunya yaitu Bulan Suci Ramadhan, kemudian yang kedua itu musim timur dan yang berikutnya pilkada. Kondisi-kondisi ini yang sering pengaruhui harga kebutuhan pokok, apalagi musim timur. Mudah-mudahan menghadapi pilkada serentak, dan Bulan Ramadhan kondisi lampu kita bisa semakin baik,” harapnya.

Menanggapi itu, Hendra Latuputty yang ditugaskan bertanggungjawab di KCP PLN  menyampaikan bahwa, sebelumnya hanya tiga mesin yang dapat beroperasi dan yang lainnya sementara rusak dan dalam tahapan investigasi.

Usai dari KCP PLN Namrole, rombongan kemudian menuju ke agen penyalur minyak subsidi (APMS) di kilometer II Desa Labuang untuk mengetahui besar minyaknya subsidi yang diperoleh dalam sebulan dan statistik pembelian minyak dari masyarakat di APMS tersebut.

Disana Sekda mendapati bahwa dalam sebulan APMS tersebut menerima 2 ton minyak subsidi dan minyak tersebut dijual dengan harga Rp.6.500/liter. Disana sekda menyampaikan bahwa kondisi perekonomian Bursel dikontrol oleh pemerintah pusat dan pemprov. kunjungannya di APMS merupakan bentuk perhatian Pemda Bursel untuk melihat dan mengkroscek stabilitas harga BBM.

“BBM ini mepengaruhi semua harga, intinya kami hanya ingin jangan sampai terjadi peningkatan harga akibat dari kenaikan BBM. Nanti kita pantau juga harga-harga di pengecer. Hanya itu saja jangan sampai terjadi peningkatan harga,” pinta sekda.

Rombongan kemudian menuju gudang Kai Wait dan dilanjutkan ke SPBU di Desa Lektama, Kecamatan Namrole. Di SPBU tersebut, Sekda menegaskan kepada pengurus SPBU tersebut agar jangan menjual BBM kepada penada atau pedagang maupun pengecer yang membeli dengan drum-drum besar.

Selain itu, Ia juga minta agar SPBU harus dibuka setiap hari dan tidak bisa ditutup dengan alasan apapun selagi ada stok BBM di SPBU tersebut.

“Disini buka itu 1 bulan berapa kali, kenapa saya setiap lewat itu SPBU ini seperti tidak pernah dibuka. Nanti Kabag Ekbang dan Disperindag saya tugaskan untuk pantau ini SPBU biar bisa kita laporkan ya. Ko minyak disini masuk langsung habis itu bagaimana. Harus tahu, adanya pom bensin untuk meperlancar distribusi semuanya dengan tujuan kenaikan harga di daerah ini tidak terjadi. BBM ini berpengaruh untuk semua harga perekonomian di daerah ini,” tandasnya.(S-35)