AMBON, Siwalimanews – Angka stunting  di Kabupaten Kepulauan Aru dan Kabupaten Maluku Tenggara masih cukup tinggi, rata – rata 20 persen.

“Memang dua wilayah itu cukup tinggi rata-rata diatas  20 persen. Memang masalah kesehatan tidak bisa sendiri namun, harus ada juga dukungan dari sektor lain untuk berkontribusi. Misalnya, persoalan sanitasi ada kaitan dengan dinas lain, jadi ini bukan hanya tang­gungjawab dinas kesehatan begitu juga air bersih,” ungkap Ketua Komisi IV DPRD Maluku, Samson Atapary, kepada wartawan, di DPRD Maluku, kemarin.

Menurutnya, angka stunting yang menyebabkan sektor kesehatan buruk karena faktor-faktor itu belum tercukupi secara minimum, jadi kaitan dengan kesehatan tidak berbicara untuk satu sektor saja, tetapi dibutuhkan banyak dinas untuk harus dikerjakan secara bersama – sama.

“Pada saat kita di wilayah kecamatan ketika penanganan  ibu hamil  tidak menjadi serius, bagaimana ditangani  supaya dalam 9 bulan  asupan gizi cukup memadai, ini   yang menjadi konsep di sektor kesehatan  yang  liding sektornya ada di puskesmas.  Kedepan peningkatan gizi kepada ibu hamil, tertangani dengan baik, sehingga stunting  bisa dicegah agar bayi  yang lahir asupan gizinya baik,” pintanya.

Namun, demikian bagaimana 1000 hari pertama harus dijaga betul, kesehatan  di Maluku harus dilakukan kalau ini diabaikan  bisa mengurangi pertumbuhan generasi di Maluku, dengan kondisi ini  akan mempengaruhi SDM yang akan datang.

Baca Juga: Duduk Lama di Kursi Mobil Bikin Kesuburan Menurun

“Kalau ibu yang hamil asupan gizi tidak baik maka bayi yang lahir potensi kekurangan gizi dan stunting cukup tinggi,” katanya..

Dengan kondisi demikian dirinya yakin akan datang sesuai target visi misi Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku, 7 persen kemiskinan  bisa tercapai, ini tanggung jawab cukup besar. Sebenarnya sesuai dengan target  5 tahun harus mencapai 13  persen tetapi dalam katagori daerah di Maluku  tantangan geografi cukup berat.

“Apabila semua  sektor bahu membahu menuju sasaran  yang ingin dicapai bersama, maka dengan indeks desa memba­ngun sesuai data itu yang dipakai, maka saya yakin hasilnya itu bisa tercapai,” cetusnya. (S-16)