Angka Pengangguran dan Kemiskinan di Maluku Turun
AMBON, Siwalimanews – Gubernur Maluku, Murad Ismail mengakui angka pengangguran dan tingkat kemiskinan di Provinsi Maluku mengalami penurunan.
“Angka pengangguran dan tingkat kemiskinan di Provinsi Maluku per Maret 2020 mengalami penurunan,” ujarnya.
Kata gubernur capaian ini merupakan bukti dari kerja keras bersama baik Pemerintah Provinsi, pimpinan dan anggota DPRD Maluku, Forkompimda serta adanya dukungan dari elemen-elemen masyarakat di daerah ini.
Hal ini sesuai dengan data Badan Pusat Statistik Maluku dimana penduduk miskin di Maluku per Maret 2020 tercatat 318.18 jiwa atau mengalami penurunan bila dibandingkan dengan September 2019 yang bertengker pada angka 319,51 jiwa atau turun 0,21 persen.
Karena itu, Gubernur menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada pimpinan dan anggota DPRD Provinsi Maluku, forkopimda, Bupati dan Walikota dan juga seluruh elemen masyarakat Maluku.
Baca Juga: Gempa 6,9 SR Guncang Laut Banda“Saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada pimpinan dan anggota DPRD Provinsi Maluku, Forkopimda, Bupati dan Walikota serta seluruh elemen masyarakat Maluku,” tuturnya.
Kendati angka pengangguran dan tingkat kemiskinan mengalami penurunan, namun Gubernur juga mengakui jika adanya pandemi Covid-19 yang dialami semua negara didunia telah membawah akibat terhadap masyarakat miskin baru di Maluku.
“Sebenarnya kita punya angka kemiskinan tidak terlalu tinggi, namun kemarin dampak Covid-19 yang membuat agak tinggi lagi,” terangnya.
Menurutnya, dari data yang diperoleh akibat pandemi Covid-19 yang turut dirasakan di Maluku, menimbulkan sebanyak 49.700 lebih kepala keluarga mengalami secara langsung dampak kemiskinan atau masyarakat terdampak kemiskinan.
Lebih lanjut Ismail menjelaskan situasi yang terjadi saat ini masih sulit untuk diprediksi kedepan, karena itu Ismail mengajak semua intrumen pemerintahan untuk tetap bekerja keras secara tegas, jujur, bersih dan melayani dalam mewujudkan masyarakat produktif dan inovatif dalam tatanan kehiupan baru menuju Maluku sejahtera.
Sementara itu ketua DPRD Maluku, Lucky Wattimury juga mengakui jika masih banyak problematika pembangunan, kemasyarakat dan kemanusiaan secara nasional yang semakin kompleks termasuk di Maluku yang mesti diselesaikan.
Kata Wattimury, masyarakat Maluku sudah cukup lama berada dalam situasi dan kondisi yang tertinggal jika dibandingkan dengan daerah-daerah lain di Indonesia yang telah mengalami kemajuan yang cukup pesat.
Wattimury menjelaskan problem yang sementara ini dihdapai Maluku diantaranya, tingkat kemiskinan masih tinggi dialami Provinsi Maluku, jumlah angka pengangguran yang tinggi, rendahnya mutu pendidikan dan pelayanan dasar yang masih jauh dibawah standar nasional.
Selain itu, ratusan ribu kepala keluarga masih tinggal dirumah tidak layak huni serta terdegradasinya nilai-nilai budaya dan kearifan lokal yang membuat masyarakat Maluku harus tertinggal.
Karena itu, Wattimury meminta kepada pemerintah daerah untuk dapat mengambil langkah-langkah untuk secepatnya membenahi problematika yang ada serta bebenahi diri untuk menyongsong masa depan kita dan anak cucu kita.
“Atas semua problem yang ada harus segera benahi untuk menyongsong masa depan kita dan anak cucu kita,” cetusnya.(Cr-2).
Tinggalkan Balasan