Angka Kemiskinan Tinggi, Pemprov Perlu Buat Terobosan
AMBON, Siwalimanews – Pemprov Maluku perlu membuat terobosan dalam menekan angka kemiskinan di Maluku, kendati tahun 2021 kemiskinan turun tetapi secara nasional Maluku masih tetap berada pada urutan ke-4.
Wakil Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Maluku, Ruslan Hurasan mengatakan, sebagai komisi yang membidangi masalah kemiskinan, pihaknya mendorong agar pemprov membangun dan menciptakan program ekonomi baru dikalangan masyarakat.
“Memang kemiskinan di Maluku sedikit mengalami penurunan ya, tapi masih tinggi juga karena itu harus ada program luar biasa dari pempov,” jelas Hurasan saat diwawancarai Siwalima di DPRD Maluku, Kamis (17/1).
Kata dia, program-program pemberdayaan masyarakat ditengah pandemi Covid-19 harus dioptimalkan.
Kata dia, program-program pemberdayaan yang berhubungan dengan masyarakat harus terus digiatkan oleh pemda, artinya di tahun 2022 ini pemda harus lebih meningkatkan program yang ada. “Misalnya di tahun ini anggarannya Rp10 miliar, maka kedepan harus ditambahkan sehingga ada peningkatan ekonomi masyarakat,” tuturnya.
Baca Juga: Syaripudin Minta Anggota Polri DisiplinTak hanya itu, pihaknya juga mendorong agar pemda lebih meningkatkan peran UKM ditingkat desa sebagai basis masyarakat yang paling bawah, dan sudah tentu harus dilakukan dengan koordinasi bersama antara provinsi dan kabupaten/kota.
Pasalnya, program-program yang berkaitan dengan UKM ditingkat desa seperti permodalan UMKM sangat penting dan berpotensi besar meningkatkan kembali ekonomi, hingga ada geliat ekonomi yang tinggi.
Bahkan politikus PKB Maluku ini meminta pemda untuk membuka akses bagi pelaku-pelaku ekonomi, khususnya kepada perbankan dengan tujuan agar ada ketersediaan modal usaha guna meningkatkan usaha masyarakat.
“Saya yakin bila kebijakan pemberdayaan masyarakat terus dilakukan secara masif, termasuk dengan kolaborasi dan koordinasi antara Pemprov Maluku dan kabupaten/kota hingga ke desa, maka di tahun 2023 trend kemiskinan itu akan mengalami penurunan,” harapnya.
Tetap Urutan IV
Seperti diberitakan sebelumnya, Provinsi Maluku masih tetap berada pada urutan ke-4 termiskin di Indonesia, walaupun di tahun 2021 tercatat angka kemiskinan mulai turun, namun penurunan itu juga belum mempengaruhi tingkat presentase secara nasional.
Badan Pusat Statistik mencatat, jumlah penduduk miskin di Maluku pada Maret 2021 sebanyak 294,97 ribu orang turun 26,84 ribu orang terhadap Maret 2021 dan turun 27, 43 orang terhadap September 2020.
Sementara presentase penduduk miskin pada September sebesar 16,30 persen turun 1,57 persen terhadap Maret 2021 dan turun 0,89 persen poin terhadap September 2020.
“Selama Maret 2021- September 2021 garis kemiskinan naik sebesar 3,09 persen yaitu dari 587.730 per kapita perbulan pada September 2021,” ungkap Kepala BPS Maluku, Asep Riyadi kepada Siwalima usai menghadiri kegiatan FGD penyusunan publikasi Provinsi Maluku dalam angka di Biz Hotel, Rabu (16/2).
Dijelaskan, peranan komoditi makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komuditi bukan makan.
Pada September 2021, lanjutnya, komoditi makanan menyumbang sebesar 74,34 persen pada garis kemiskinan.
Menurutnya, persoalan kemiskinan bukan hanya sekedar berapa jumlah dan presentasi penduduk miskin dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan
Indeks kedalaman kemiskinan mengindikasikan jarak rata-rata pengeluaran penduduk miskin terhadap garis kemiskinan indeks keparahan kemiskinan mengindikasikan ketimpangan pengeluaran diantara Penduduk miskin. (S-20)
Tinggalkan Balasan