NAIKNYA harga beras jenis bulog di pasaran akhir-akhir ini cukup meresahkan masyarakat di Maluku khususnya di Kota Ambon.

Tak tanggung-tanggung harga beras jenis bulog di sejumlah pasar tradisional di Kota Ambon mencapai 13 ribu rupiah dari harga enceran tertinggi (HET) 10 ribu hingg 11.800 rupiah.

Badan Urusan Logistik Wilayah Maluku dan Maluku Utara mengancam akan memberikan sanksi terhadap distributor yang menjual bahan pokok diluar Harga Eceran Tertinggi.

Pasalnya, Bulog telah menetapkan harga HET masing-masing harga bahan pokok kepada masing-masing distributor, sehingga penjualan tidak boleh keluar dari HET tersebut.

Ancaman ini sampaikan pimpinan wilayah Bulog Maluku dan Malut, Saldi Aldryn bahwa Perum Bulog telah menetapkan Harga Eceran Tertinggi masing-masing bahan pokok dan telah sampaikan kepada distributor.

Baca Juga: Rombak Birokrasi di Pemprov Maluku

Langkah tegas ini dilakukan Bulog sebagai upaya untuk menekan laju inflasi di Maluku, walaupun Badan Pangan Nasional telah mengeluarkan edaran untuk harga-harga barang yang umumnya mengalami sedikit peningkatan dari harga di pasaran.

Untuk harga beras medium dijual dengan harga Rp 8.900 per kilogram dengan harga eceran tertinggi maksimal masih 10 ribu per kilogram.

Untuk beras premium memang sudah ada pengumuman resmi dari Badan Pangan Nasional bahwa HETnya Rp11.800. namun untuk menjaga inflasi tidak terlalu tinggi di bulan April, maka dibatasi dengan harga Rp10.000.

Pihak Bulog  juga memastikan untuk menjamin tidak terjadi spekulasi harga maka telah melakukan perjanjian langsung dengan pedagang dan mitra sekitar 500 pedagang di sebelas kabupaten dan kota di Maluku, yang ditandatangani dengan harga Rp10.000 maksimal penjualan di pasar langsung ke user.

Untuk minyak goreng harga ditingkat user atau konsumen akhir dipatok dengan harga Rp 14.000, namun masih terdapat perbedaan harga minyak goreng subsidi diatas Rp14.000 karena Bulog bukan satu-satunya penyalur minyak, tetapi masih ada dua penyalur swasta dari luar.

Sementara untuk gula pasir, Bulog menjual dengan harga eceran tertinggi sebesar Rp13.800 per kilogram untuk kemasan satu kilogram, sedangkan untuk 50 kilogram dipatok dengan harga 675 ribu per karung.

Perum Bulog diminta untuk tetap berperan dalam melakukan stabilisasi harga beras di pasaran dengan baik.

SEKRETARIS Perusahaan Perum Bulog Awaludin Iqbal mengatakan, potensi inflasi saat Ramadan akan sangat tinggi sehingga pihaknya akan menjaga pasokan dan harga pangan yang dikelola.

Sesuai tupoksi Bulog dalam penugasan menjaga stabilisasi pasokan dan harga pangan, maka Bulog mengoptimalkan stok/cadangan pangan yang dikelola sebagai instrumen melalui intervensi pasar dalam stabilisasi pasokan dan harga pangan.

Bulog akan terus menyalurkan beras melalui SPHP untuk intervensi pasar sampai ke pengecer-pengecer untuk memberikan akses pada masyarakat atas beras yang murah dan berkualitas.

Tentunya publik berharap ancaman pihak Bulog bukan hanya isapan jempol tetapi dapat dilakukan dengan tegas agar ada efek jera bagi para distributor yang dengan sengaja menaikan harga dari HET yang telah ditetapkan oleh pemerintah. (*)