AMBON,  Siwalimanews  –  Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada bulan Februari 2020, Kota Ambon mengalami Inflasi 0,21 persen, atau terjadi peningkatan Indeks Harga Kon­sumen (IHK) dari 106,10 pada Januari 2020 menjadi 106,32 pada Februari 2020.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Bidang Statistik Distribusi, Jessica Pupella dalam keterangan persnya kepada sejumlah wartawan di Kantor BPS Maluku, Senin (2/3). Pupella mengungkapkan, dari 9O Kota IHK Kota Ambon berada pada posisi ke lima pada ranking ke -58 .

Pupella menyebutkan, ada 10 komodi­tas utama yang memberikan andil terbesar terhadap inflasi Kota Ambon pada bulan Februari diantaranya, angkutan udara (0,19%), bawang putih (0,18%) bawang merah (0,09%) nasi dengan lauk (0,05%) minyak goreng (0,04%) rokok putih(0,04%)rokok kretek filter (0,03%),roti manis(0,03%),anggur (0,02%),dan wortel (0,02%).

Dijelaskan, inflasi yang terjadi di Kota Ambon pada bulan Februari 2020 disumbangkan oleh tujuh kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks. Diantaranya, tertinggi pada kelompok transportasi sebesar 1,34 persen ,diikuti oleh kelompok penyediaan makanan dan minuman restoran sebesar 0,89 persen,kelompok olahraga dan budaya sebesar 0,58 persen,kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,39 persen,kelompok pakaian dan alas kaki besar  0,10 persen ,kelompok perumahan ,air,listrik,dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,06 persen, serta kelompok peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,03 persen.

Pada kelompok makanan minuman dan tembakau, katanya,mengalami penu­runan sebesar 0,31 persen ,dan dikuti oleh kelompok kesehatan sebesar 0,01 persen.

Baca Juga: Ekspor Maluku Alami Peningkatan

Selain itu, untuk kelompok informasi dan komunikasi ,jasa  kuangan serta kelompok pendidikan cenderung stabil pada bulan Februari 2020.

Pupella mmengatakan, untuk kelom­pok makanan, minuman,dan tembakau mengalami penurunan indeks dari 106,14 pada bulan Januari 2020, menjadi 105,81 pada Februari 2020.

Penurunan ini memberikan andil/sum­bangan inflasi sebesar -0,10 persen. Dan penurunan ini  disebabkan turunnya sub­kelompok makanan sebesar 0,74 persen dengan total andil sebesar -0,18 persen.

Ia menambahkan, Infasi tertinggi pada sub kelompok makanan disumbangkan oleh sayuran sebesar 0,19 persen diikuti oleh ikan segar sebesasr 0,13 persen. Makanan jadi dan bahan makanan lainnya sebesar 0,05 persen, lemak dan minyak sebesar 0,04 persen padi-padian, umbi- umbian dan hasilnya sebesar 0,03 persen,serta bumbu-bumbuan  sebesar 0,02 persen dan buah-buahan sebesar 0,01 persen” Tutur Pupella.

Untuk sub kelompok dan tembakau mengalami inflasi sebesar 1,71 persen, dengan andil sebesar 0,08 persen diikuti sub kelompok minuman yang tidak beralkhol sebesar 0,52 persen dengan andil sebesar 0,01 persen. (Mg-5)