Agustus, Inflasi Maluku Terkendali
AMBON, Siwalimanews – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku mencatat, inflasi Maluku periode bulan Agustus 2020 mengalami peningkatan, namun masih tetap terkendali.
“Indeks Harga Konsumen (IHK) Maluku pada Agustus tercatat inflasi sebesar 0,37% secara bulanan (month to month/mtm), lebih tinggi dari Juli 2020 yang tercatat sebesar 0,04% (mtm),” jelas Kepala Kantor Perwakilan BI Maluku, Noviarsano Manullang dalam rilisnya kepada Siwalima, Kamis (3/9).
Untuk inflasi tahunan ini, Maluku kata Manullang, tercatat sebesar 1,56% dan secara tahun berjalan mengalami inflasi 1,14%. Inflasi tersebut masih lebih rendah dari target pencapaian inflasi tahun 2020 yang ditetapkan TPID Maluku sebesar 3%±1% (yoy).
Meningkatnya inflasi Maluku pada Agustus 2020 utamanya disebabkan oleh kelompok transportasi yang mengalami inflasi pada Agustus 2020. Kelompok ini alami inflasi 4,40% (mtm) yang disebabkan naiknya harga tiket angkutan udara seiring dengan periode libur pada minggu ketiga di bulan Agustus.
“Selain itu, kenaikan permintaan pada kelompok transportasi juga sejalan dengan pelonggaran PSBB menjadi PSBB transisi di Kota Ambon. Kenaikan harga tiket angkutan udara terjadi pada rute penerbangan Ambon-Jakarta,” ujarnya.
Baca Juga: Agustus, Ambon Alami Inflasi 0,43 PersenKenaikan permintaan terhadap tiket angkutan udara menurutnya, tercermin dari meningkatnya jumlah penumpang datang dan pergi dari Bandara Pattimura, Kota Ambon.
Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya juga mengalami inflasi pada Agustus 2020. Kelompok ini mengalami inflasi sebesar 1,24% (mtm). Inflasi kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya disebabkan oleh kenaikan harga emas perhiasan sejalan dengan kenaikan harga emas dunia dan harga emas nasional.
“Ketidakpastian global akibat Covid-19 memicu kenaikan harga emas. Permintaan masyarakat terhadap emas juga cenderung meningkat sebagai salah satu komoditas investasi,” tuturnya.
Sementara untuk kelompok makanan, minuman dan tembakau, kata Manullang mengalami deflasi. Kelompok ini mengalami deflasi negatif 1,25% (mtm) yang disebabkan oleh penurunan harga komoditas bumbu-bumbuan, seperti bawang merah, cabai merah dan bawang putih.
Inflasi Maluku pada bulan ini juga tertahan oleh deflasi pada kelompok kesehatan, utamanya, karena penurunan biaya obat dengan resep sejalan dukungan pemda terhadap sektor kesehatan.
Dalam rangka menjaga stabilitas harga bahan pokok di Maluku, TPID melalui Disperindag secara rutin, setiap minggu melakukan pemantauan pasokan dan selalu memastikan konsistensi kedatangan kapal pembawa komoditas dari provinsi sentra produksi. (Mg-5)
Tinggalkan Balasan