Yahya: Benarkan Kapal Nusantara 5 tak Berlayar
TIKAUR, Siwalimanews – KM Kendhaga Nusantara 5 yang melayari rute tol laut di daerah tertinggal, terluar, terdepan dan perbatasan atau 3TP termasuk ke Maluku Barat Daya tidak berlayar sejak Februari.
Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Wonreli, Mohamad Yahya, yang dikonfirmasi Siwalima, Jumat (2/8) membenarkan tidak beroperasinya kapal tol laut tersebut.
“Beta (saya red-) dapat info kapal lagi docking. Jadi masih menunggu kapal pengganti. Cuma sampai kapan beta belum dapat info,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Operasional PT Djakarta Lloyd Surabaya, Asep Heryadi, yang juga dikonfirmasi Siwalima mengakui kalau kapal yang mereka kelola sementara melakukan perbaikan.
“Kapal sementara docking. Naik tanggal 13 Juli, Kurang lebih 45 hari,” ungkapnya.
Baca Juga: Hilang Saat Melaut, Nelayan SBB Belum DitemukanMenurutnya kapal pengganti yang terdaftar dalam kontrak dari perusahaannya juga mengalami kerusakan.
“Kapal kami sedang mengalami kerusakan crane dan sparepartnya indent cukup lama pak. Apabila kami paksakan, di daerah Provinsi MBD tidak ada crane darat. Sehingga tidak dapat dipakai,” katanya.
Ia juga berjanji akan segera mencarikan kapal alternatif sebagai pengganti kapal yang sementara melakukan perbaikan
“Kami juga sudah mencari alternatif lain. Namun saat sudah sepakat untuk beroperasi di awal bulan Juli kemarin, namun kapal yang sudah sepakat menggantikan kapal kami yang sedang docking tersebut tenggelam akhir Juni kemarin, urainya.
Olehnya itu pihaknya berusaha mencarikan alternatif lain untuk tetap melayani rute kapal ke MBD.
“insya allah dalam bulan ini,” tulis Asep via Whatsappmya.
Untuk diketahui Kapal Kendhaga Nusantara 5 yang dikelolah PT. Djakarta Lloyd Surabaya melayani rute tol laut sampai ke MBD sebanyak sebulan sekali.
Bahkan sejak kapal itu tidak berlayar, pengelola tol laut sampai kini belum memberikan kapal pengganti.
Masyarakat MBD sangat tertolong dengan kehadiran kapal tol laut milik Kementerian Perhubungan tersebut.
Dampaknya sungguh terasa oleh masyarakat karena harga kebutuhan terus naik karena stok terbatas.(S-28)
Tinggalkan Balasan