AMBON, Siwalimanews – Jelang pelaksanaan HUT ke 88 Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku (AMGPM) melaksanakan penanaman tanaman produktif pada kebun jemaat dan kebun ranting di daerah Pulau Bacan Provinsi Maluku Utara.

Kegiatan tersebut sebagai perwu­judan dari pelaksanaan program kerja Pengurus Besar AMGPM.

Ketua AMGPM Daerah Bacan, pendeta M. Wattimury mengatakan, penanaman  tanaman produktif   diharapkan mampu meningkatkan ekonomi umat.

Program kerja PB AMGPM yakni ‘AMGPM Hijau’ dimanifestasikan untuk meningkatkan taraf hidup umat bergereja di saat kondisi pandemi Covid-19.

“Jadi, dalam rangka merayakan HUT AMGPM, kami AMGPM daerah Pulau Bacan melaksanakan sejumlah kegiatan yang merupakan bagian dari program kerja PB AMGPM. Program AMGPM Hijau ini dititikberatkan kepada ajakan anak muda GPM untuk menanam tanaman-tanaman produktif bernilai ekonomis,” kata Wattimury Sabtu (27/3).

Baca Juga: Hehakaya Jabat Kasdam Pattimura

Dikatakan, kegiatan penanaman yang bertujuan meningkatkan ekoniomi,  harus menjadi salah satu pilar menjawab kebutuhan umat di masa pandemi Covid-19 ini. Salah satunya, peningkatan ekonomi jemaat dan AMGPM secara khusus.

Untuk pelaksanaan kegiatan ini ber­jalan dengan baik, Wattimury me­ng­aku pihaknya sudah menyurati ke  5 cabang dan 24 ranting di daerah Bacan

“Puji Tuhan kegiatan ini mendapat respons luar biasa melalui pelaksa­naannya. AMGPM Bacan menyam­but baik kegiatan ini dan semua  berjalan dengan baik,” ujarnya.

Menurut Wattimury, AMGPM Bacan tidak asal menanam pohon saat perayaaan HUT. Tetapi pohon yang ditanam itu harus memiliki manfaat dan dampak ekonomi.

“Karena itu momentum HUT kali ini harus dapat membangun kesadaran bahwa menjadikan kebun jemaat dan ranting bagi peningkatan ekonomi itu penting sekali, apalagi kita hidup di tengah konteks pandemic Covid-19 yang sangat berpe­ngaruh terhadap kondisi ekonomi berjemaat dan kader AMGPM,” tandas Wattimury.

Sedangkan bagi ranting dan jemaat yang tidak memiliki kebun jemaat dan kebun ranting ada upaya lain, yakni menaman kelawa sawit dan buah-buahan.

“Jadi kelapa sawit itu adalah kelapa milik gereja yang ditanam oleh setiap kader pada kebun pribadi atau kebun di halaman rumahnya. Karena itu milik gereja, nanti saat dipanen, hasilnya diberikan ke gereja,” bebernya.

Selain menanam pohon di kebun jemaat dan ranting, kegiatan-kegi­atan lainnya yakni digelar sejumlah lomba pada tiap-tiap ranting.

Selanjutnya untuk mensyukuri semua itu, pada Sabtu 27 Maret 2021 yang merupakan puncak dari selu­ruh rangkaian kegiatan dilaksana­kan pada cabang dan ranting.

“Sementara untuk acara syukuran tingkat daerah, ditunda sampai April 2021 yang akan datang. Kita me­mang menunda perayaan ibadah syukur pada tingkat daerah karena banyak agenda gereja, dalam hal ini peneguhan sidi  pada 28 Maret. Untuk lebih efektif, harus dimundur­kan waktunya,” tuturnya (S-32)