AMBON, Siwalimanews – Walikota Ambon, Richard Louhenapessy Rabu (1/7), melakukan pemantauan ke sejumlah lokasi longsor di Ambon. Hal itu untuk menge­tahui tingkat keparahan ben­cana longsor yang melanda Kota Ambon pasca diguyur hujan.

Sejumlah titik yang menjadi pantauan Walikota terdapat di kawasan Hunuth Keca­matan Teluk Ambon, Hutu­muri Kecamatan Leitimur Selatan dan kawasan Skip Ke­camatan Sirimau.

Tiga titik ini menurut Wali­kota longsornya paling parah dan nyaris merengut nyawa manusia. Bukan hanya di tiga titik ini saja, melainkan sebanyak 10 titik longsor di pantau.

Kepada wartawan usai peman­tauan, Louhenapessy mengaku long­sor terjadi dikarenakan curah hujan cukup tinggi, sehingga ben­cana datang tak terelakan. “Akibat dari curah hujan selama beberapa hari ini sejumlaha jalan di Kota Ambon mengalami kerusakan yang cukup parah serta beberapa rumah warga juga menjadi sasaran longsor dan banjir,” kata Louhenapessy.

Dalam pemantauan lokasi longsor Louhenapesy didampingi Kepala BPBD Kota Ambon Demmy Paays dan staf PUPR. “Ada beberapa titik di Kota Ambon itu mengalami long­sor. Yang paling serius itu di Hunuth Kecamatan Teluk Ambon, hampir memutus jalan dan kedua di Hutu­muri di jalur jalan baru. Ketiga itu di Skip dan keempat itu di Kilang serta ada beberapa jalur-jalur lain yang tidak terlalu besar tapi kalau tidak ditangani, itu akan bisa berdampak luas,” tuturnya.

Baca Juga: Karo Hukum Siap Penuhi Panggilan DPRD Soal Lahan RSUD Haulussy

Dikatakan, Hunuth Durian Patah menjadi perhatian pihaknya lantaran disitu menjadi lokasi tempat pengu­buran yang dikelola pemkot.

“Hunuth itu kan masuk jalan provinsi jadi itu tanggung jawab di pemerintah provinsi. Tapi nanti saya akan menyurat dengan data-data yang ada, supaya Dinas PU provinsi bisa juga memberikan perhatian untuk itu. Sedangkan tanggung ja­wab di kota, kita akan tangani sesuai dengan porsi kota,” ujarnya.

Selain Hunuth dan Durian Patah, Hutumuri juga menjadi perhatian pemkot, dimana air tergenang pasca pembukaan jalan cukup tinggi. Diper­kirakan air tergenang itu setinggi dada manusia.

“Di Hutumuri, tim teknis sementara sudah buka dia punya jalur air karena itu berbahaya sekali. Itu kalau tadi tidak ditangani oleh Pemkot, dia akan jadi bendungan baru yang sewaktu-waktu bisa pecah dan itu bisa berdampak ke­pada kurang lebih 30-40 keluarga di bawah,” katanya.

Selain penanganan yang dilaku­kan pada lokasi-lokasi tersebut, Louhenapessy mengakui pihaknya juga akan menindak lanjuti beberapa keluarga yang mengalami bencana longsor di Skip dan beberapa tempat lainnya.

“Untuk yang di Skip ini, kan ada 3 rumah atau kepala keluarga yang kena dampak longsor. Kita akan lihat itu setelah ini nanti tim Tagana dan Satpol PP akan turun untuk bantu mereka. Lalu kalau misalnya dari kalkulasi teknisnya misalnya dia bisa menghabiskan 2-3 miliar, lebih baik kita pindahkan 3 keluarga ini sementara waktu,” akuinya.

Namun yang menjadi kendala saat ini adalah rata-rata setiap rumah yang mengalami bencana tersebt tidak memiliki ijin membangun sehingga pihaknya saat ini masih mengkalkulasi sejumlah pengelu­aran yang nantinya dibutuhkan untuk membangun kembali sebagian rumah yang memiliki kerusakan yang cukup berat.

“Karena memang ini kan rata-rata, semua rumah dibangun tanpa ada ijin (IMB) dan itu jadi beban untuk kita. Nanti tim teknis akan kaji untuk membangun talud misalnya dia akan menghabiskan 3-4 miliar. Lebih baik 3 keluarga itu kita pindahkan misal­nya ke Halong Atas bersama dengan daerah pengungsi batu gajah. Atau misalnya mereka ada punya lahan ditempat lain yang aman,  bisa kita Pemkot membantu untuk memba­ngun rumah standar layak huni, jelasnya.

Untuk 10 titik rawan longsor dan banjir itu yang kritis akan diusulkan ke BNPB untuk mendapatkan ban­tuan. Tapi yang kerusakan kecil nantinya akan di back-up peme­rintah Kota Ambon lewat APBD.

BPBD Himbau Waspada

Kepala BPBD Kota Ambon, Demmy Paays mengimbau kepada masyarakat di Ambon untuk waspada musim penghujan. Paays mengingatkan warga yang tinggal di lereng-lereng atau perbukitan dan bantaran kali untuk terus waspada dan menghindari diri bersama keluarga jikalau terdapat potensi longsor atau banjir.

“Kami dari BPBD menghimbau kepada masyarakat Kota Ambon untuk  waspada. Longsor dan banjir kini mengancam, mengingat curah hujan di Kota Ambon dan sekitarnya meninggi,” kata Paays.(Mg-6)