AMBON, Siwalimanews – Penjabat Walikota Ambon Bodewin Wattimena diminta untuk meninjau kembali rangkap jabatan yang dipikul Direktur Perumdam Tirta Yapono, Rulien Purmiasa.

Pasalnya, Kota Ambon berpotensi dirugikan dengan adanya rangkap jabatan Purmiasa yang saat ini juga menduduki jabatan sebagai Kepala Inspektorat Kota Ambon.

Anggota DPRD Maluku Edison Sarimanela kepada Siwalimanews di Baileo Rakyat Karang Panjang, Senin (27/11) mengungkapkan, tidak baik jika dalam birokrasi pemerintah terjadi rangkap jabatan dengan waktu yang lama dengan alasan apapun.

Rangkap jabatan yang terjadi di lingkungan Pemerintah Kota Ambon, khususnya Direktur DPAM yang saat ini bernama Perumdam Tirta Yapono harus mendapatkan perhatian serius walikota, sehingga harus segera dievaluasi.

“Rangkap jabatan yang terjadi khususnya Purmiasa yang juga menjabat sebagai kepala inspektorat itu harus ditinjau dan dievaluasi ulang oleh walikota,” tegas Sarimanela.

Baca Juga: Panja Surati Kejati Telusuri Rekam Jejak Calon Penjabat

Apalagi kata Sarimanela, rangkap jabatan Purmiasa sangat berdampak bagi anggaran, artinya jika rangkap jabatan ini dibiarkan terus, bisa saja mendatangkan kerugian bagi Kota Ambon, sementara kota ini membutuhkan anggaran yang cukup besar untuk menyelesaikan sejumlah kebutuhan masyarakat.

Namun disisi lain, rangkap jabatan diijinkan terjadi, padahal dapat merugikan daerah, karena adanya pembayaran dobel. Padahal Kota Ambon memiliki begitu banyak SDM yang mumpuni, maka harus dapat diberdayakan, bukan saja orang-orang tertentu.

Lagipula, dalam birokrasi pemerintahan lazimnya seorang ASN hanya menduduki satu jabatan saja, bukan rangkap, karena akan berpengharuh terhadap kinerja dalam meningkatkan pendapatan itu sendiri.

“Saya percaya walikota ini orangnya bijak, jadi harus segera menyelesaikan persoalan rangkap jabatan ini,” ujarnya.

Prinsipnya tambah Sarimanela, rangkap jabatan tidak boleh, karena berpengharuh terhadap pelayanan kepada masyarakat. Air ini penting, jadi tidak boleh ada yang rangkap jabatan, sebab pada akhirnya tidak fokus dalam melihat potensi krisis air yang akan terjadi kedepannya,” ucapnya.(S-20)