AMBON, Siwalimanews – Ahli bedah RSUD dr M Haulussy Ambon dr Jecky Tuamelly kembali dipercayakan untuk memimpin Perhimpunan Ahli Bedah Indonesia (PABI) Cabang Maluku, periode 2022-2025, setelah dilantik oleh Ketua IDI Maluku, dr Saleh Tualeka, di salah satu hotel di Kota Ambon, Jumat 930/6) malam.

Tuamelly dan kepengurusan PABI Maluku dilantik berdasarkan SK Pengurus Pusat PABI Nomor 118/SK/PP/PABI/II-2023 dan diambil sumpahnya oleh Ketua PABI Pusat, dr Tjahjo Winantyo.

Usai dilantik, Tuamelly yang melanjutkan kepemimpinannya untuk periode kedua itu berharap, bersama kepengurusan PABI Maluku yang merupakan organisasi profesi ini, dapat berperan aktif  untuk meningkatkan SDM di bumi raja-raja ini.

Ia juga berharap, dapat menjalankan organisasi profesi ini secara bersama-sama dengan komitmen, konsisten, bergotong royong dan profesional.

“Kita juga berharap, 3-5 tahun kedepan, kita bisa buat Prodi Bedah di Unpatti, dan untuk mendukung itu, kita sudah siapkan SDM kita dengan adanya ahli bedah yang magang di RSUD Haulussy, RS Leimena, dan RS Tual, sehingga kedepan kita sudah bisa banyak menghasilkan dokter bedah, sehingga kedepan kita bisa mengajar dokter-dokter yang ada di Maluku,” ujarnya.

Baca Juga: 13 Personel Polres SBT Peroleh Reward

Ketua PABI pusat dr Tjahjo Winantyo dalam sambutannya menjelaskan, melalui organisasi ini para dokter benar-benar memantapkan baktinya sebagai ahli bedah, dimana mana akan ada yang dikorbankan, yang tentu itu untuk kepentingan umum, baik itu waktu, tenaga, pikiran dan lainnya, sehingga dengan kehadiran pengurus PABI Maluku ini, menjadi suatu penghargaan.

“Melalui PABI, saya akan mengusulkan untuk seluruhnya, harus ada hootline, agar ketika ada yang urgen disuatu daerah, dapat langsung diambil tindakan dengan komunikasi. Dari pada mereka harus membutuhkan waktu berjam-jam, bahkan berhari-hari untuk merujuk pasien ke daerah atau pulau lain, tapi paling tidak, minimal bisa tertangani terlebih dahulu melalui layanan ini. Jadi kita membuka ruang untuk semua lini, terutama untuk dokter umum yang ada di wilayah-wilayah terpencil,” jelasnya.

Ia mengaku, bahwa distribusi dokter, terutama ahli bedah tidak dapat terpenuhi saat ini, terutama di daerah kepulauan seperti Maluku, sehingga cara-cara itu harus diterapkan.

“Kita berharap, kedepan bisa terbentuk Prodi Ahli Bedah di Maluku, yang tentu didukung dengan SDM dan persyaratan lainnya, sehingga nantinya bisa memenuhi distribusi pemenuhan kebutuhan dokter bedah di Indonesia, terutama di Maluku,” harapnya.

Sementara itu, Ketua IDI Maluku dr Saleh Tualeka berharap, PABI Cabang Maluku dapat berperan, karena tanggungjawab besarnya adalah memantapkan konsolidasi internal, sehingga daerah-daerah yang mengalami kekosongan ini juga menjadi tanggung jawab agar segera diisi, sehingga tidak hanya bertumpuk pada satu kota atau satu rumah sakit saja.

“Kendala di Maluku, hanyalah soal rentan kendali, sehingga bagaimana kita mempersempit ruang komunikasi dan koordinasi itu,” ujarnya.

Tualeka menegaskan, ketika para dokter berani mengambil tanggungjawab dalam sebuah organisasi profesi ini, maka niatnya hanya satu, yaitu menjaga profesi ini.

“Jadi konsolidasi internal harus matang, sehingga organisasi ini tidak kemudian kita bawah ke hal-hal negatif,” pintanya.(S-25)