AMBON, Siwalimanews – Hingga saat ini tinggi gelombang masih terjadi di perairan Maluku, mengganggu aktivitas nelayan yang hendak melaut.

Kepala stasiun meteorologi maritim Badan Meteorologi Klimatologi dan Geosifika (BMKG) Ambon Ashar menjelaskan, terdapat pusat tekanan rendah 998 HPa di Samudera pasifik timur Filipina. Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya dari tenggara hingga barat dengan kecepatan 4 knot hingga 30 knot, sedangkan di wilayah selatan Indonesia dari timur sampai tenggara dengan kecepatan angin 4 knot hingga 25 knot.

“Kecepatan angin tertinggi terpantau diperairan selatan Banten,  laut Sulawesi,  laut Maluku, laut Banda,  perairan Almahera, dan laut Sorong hingga rajaampat,”jelas Ashar kepada Siwalima melalui telepon selulernya, Senin (16/9).

Dikatakan, dengan kondisi ini mengakibatkan terjadinya tinggi gelombang mulai dari 1,25 meter hingga 4,0 meter yang berpeluang terjadi di perairan Maluku,  untuk beberapa hari kedepan.

“Ada pun wilayah yang berpe­luang terjadi tinggi gelombang, untuk tinggi gelombang 1,25 meter hingga 2,5 meter berpeluang terjadi di laut Seram,  Banda,  perairan selatan Ambon, perairan utara kepulauan Kei hingga Aru,  dan perairan utara Serama Letti hingga kepulauan Tanimbar.  Sedangkan tinggi ge­lom­bang 2,5 meter sampai 4,0 meter berpeluang terjadi di perairan selatan Kei hingga kepulauan Aru, perairan selatan kepulauan Tanimbar dan laut Arafura,”katanya.

Baca Juga: Tjiptabudi: Honor Larwuy Tanggung Jawab Fakultas

Dengan tinggi gelombang tersebut, pihaknya meminta kepada para nelayan untuk tetap berhati-hati. Tak hanya itu,  mereka juga meminta kepada perusahaan pelayaran untuk memperhatikan kondisi.

“Harap diperhatikan resiko keselamatan pelayaran khususnya untuk perahu nelayan dengan kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang diatas 1,25 meter,  kapal tongkang dengan kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang 1.5 meter,  dan kapal ferry dengan kecepatan angin 21 knot dan tinggi gelom­bang 2,5 meter,”himbaunya. (S-40)