GUNA pengembangan ekosistem cek fakta informasi yang baik di seluruh daerah di Indonesia, maka Tim Peneliti dari Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Multi Media Nusantara, melakukan pengumpulan data pada Dinas Komunikasi Infoma­tika dan Persandian (Diskom­info­sandi), Kota Ambon, pekan kemarin.

Kedatangan tim peneliti diterima langsung oleh Plt. Kepala Dinas Kominfosandi, Ronald H. Lekransy, di ruang rapat comment center lantai IV Gedung A, Balai Kota.

Lekransy dalam kesempatan itu mengatakan bahwa pengelolaan Informasi dan Komunikasi meru­pakan bagian konsep yang masuk dalam Rencana Strategi Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian Kota Ambon. Strategi terkait pengelolaan Informasi dan komunikasi yang efektif dan efisien, serta arah kebijakan terkait keter­bukaan informasi publik.

“Salah satu fungsi Command Center, mencakup pemantauan dan peredaran informasi, terkait hal ini Pemkot Ambon menggunakan Call center, Sistem Omnichannel yang memungkinkan integrasi kanal sosial media Pemerintah Kota (Pemkot) ambon dalam satu Dashboard. Dengan sistem ini, Command Center dapat menganalisis trend, mengidentifikasi masalah potensial lebih awal, dan memastikan komunikasi yang konsisten dan tepat waktu antara pemerintah dan masyarakat, melibatkan OPD teknis terkait karena sifatnya yang life chat,” ujar Lekransy, dalam rilisnya yang diterima Siwalima.

Ditegaskan, bahwa semua bentuk misinformasi dan disinformasi di kota ini bisa diselesaikan dalam waktu singkat karena memang melibatkan banyak stakeholder, baik Forkopimda, media, para kades/raja, tokoh–tokoh agama, sesepuh, dan kelompok–kelompok masyarakat.

Baca Juga: Hadiri ADUJAK, Walikota Harap Pola Asuh Jadi Kunci Didik Anak

“Dimana semua memiliki komitmen dan daya tahan yang kuat terhadap setiap misinformasi yang berkem­bang di media sosial ; sebagai wujud rasa sa­yang dan cinta  kota ini,” tam­bahnya.

Lekransy berharap, dengan proses penelitian ini dapat dikembangkan metode-metode lain secarah ilmiah yang tentunya dpat mempermudah Pemerintah Daerah dalam menang­gulangi permasalahan misinformasi dan disinformasi ditengah-tengah masyarakat di Kota Ambon.

Sementara itu, ketua tim peneliti Camalia Pasanderen, yang meru­pakan Dosen Universitas Indonesia (UI) mengungkapkan tujuan kegiatan ini untuk membuat satu model ekosistem cek fakta yang baik, dan menjadi contoh untuk berbagai daerah di seluruh Indonsia.

Disinggung terkait dengan alasan kota ini menjadi lokasi pengambilan data, dirinya mengungkapkan, secara fasilitas dan informasi, kota ini sangat representative.

“Sebetulnya kalau berbasis informasi dari Bawaslu ada tiga provinsi yang mempunyai tingkat kerawanan konflik termasuk Provinsi Maluku. Nah, Diskominfo ini dipilih karena memang ada rekomendasi dan beberapa teman-teman jurnalis bahwa disini memiliki Command Center yang baik, “bebernya.

Camalia berharap, setelah proses ini berakhir dengan hasil yang baik, tentunya dapat berimplikasi pada iklim informasi disetiap daerah terkhususnya Provinsi Maluku dan Kota Ambon.

“Harapannya masing-masing daerah selain Ambon tentunya punya iklim informasi yang baik sehingga tidak beredar banyak Hoax atau Misinformasi. Kalau pun ada masyarakat sudah cukup sadar untuk tidak mudah percaya, dan bersikap kritis terhadap informasi yang diberikan,” pungkasnya.

Untuk diketahui, tim ini berang­gotakan tiga orang, yang diketuai oleh Camalia, bersama anggota Intan Primardini dan Jery Pandji Setianto, yang merupakan Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Multimedia Nusantara di Serpong. (S-29)