Tiga Pengangkut Cinnabar Dituntut 1,6 Tahun Penjara
AMBON, Siwalimanews – Tiga terdakwa kasus kepemilikan cinnabar dituntut 1,6 tahun penjara di Pengadilan Negeri Ambon, Kamis (9/7). Sidang yang digelar secara online itu agendanya mendengarkan tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU).
Ketiga terdakwa tersebut adalah seorang wiraswasta bernama Nur Abidin (32), seorang nelayan Zainal alias bapa ona, dan seorang mahasiswa, Baso Wadiawe alias Basri (25). Ketiganya warga Sulawesi.
JPU J. W. Pattiasina menyatakan, ketiganya terbukti bersalah melanggar pasal 161 UU No. 4 tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara Jo pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHPidana. Pasalnya, ketiganya tidak mengantongi izin saat membawa merkuri.
Sidang tuntutan itu dipimpin majelis hakim yang diketuai Lucky Rombot Kalalo didampingi Hamzah Kailul dan Christina Tetelepta. Para terdakwa didampingi penasehat hukum Ronal Salawane.
Ketiganya tertangkap pada Senin 23 Maret 2020 sekitar Pukul 09 30 WIT saat berada dalam kapal KLM. Cahaya Baru diantara Perairan Pulau Buru dan Pulau Ambalau, Provinsi Maluku. Ketiganya sempat melarikan diri kearah daratan, namun dikejar oleh polisi.
Baca Juga: Pengguna Tembakau Sintesis Dituntut 7 Tahun BuiDalam kapal tersebut, ada muatan air raksa sebanyak 50 jerigen ukuran lima liter seberat 1775 kilogram. Selain itu, ada empat lembar asli dokumen kapal yang dibawa para terdakwa.
50 jerigen tersebut diberi tanda. Masing-masing, ada lima jerigen dengan tanda lakban coklat sebanyak 15 buah dengan berat 25 kilogram, ada 5 jerigen dengan tanda plastik merah sebanyak 35 seberat 40 Kilogram.
Para terdakwa mengaku, sudah dua kali melakukan pengangkutan. Sebelumnya, mereka juga pernah mengangkut air raksa dengan berat yang sama pada akhir Februari 2020.
Jerigen yang telah diberi tanda tersebut adalah milik Opik dan Inal. Keduanya bertempat tinggal di Desa Iha dan Desa Lubu, Kecamatan Huamual, Kabupaten Seram Bagian Barat. Sedangkan pemilik kapal adalah Narwati Djahiri.
Rencananya, barang tersebut akan dibawa ke Bau-Bau, Kecamatan Pasar Wajo Kabupaten Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara. Barang itu akan digunakan untuk keperluan pemisah emas yang digunakan pada alat tromol. (Cr-1)
Tinggalkan Balasan