Temukan Mineral Tambang, Negeri Latea Datangkan Ahli

AMBON, Siwalimanews – Masyarakat Negeri Latea, Kecamatan Seram Utara Barat Kabupaten Maluku Tengah, menemukan mineral yang berpotensi menghasilkan emas.
Guna memastikan perkiraan tersebut, mereka mendatangkan ahli geologi dari Bandung untuk melakukan survei dan pengambilan sampel untuk diteliti di lap.
“Benar ada tim Geologi Bandung dan Dinas Koperasi dan UKM Malteng yang datang bersama dengan mantan Wagub Maluku Barnabas Orno guna melakukan survey dan pengambilan sampel,” ujar Raja Latea Jan Makatita kepada Siwalima, melalui telepon selulernya, Sabtu (22/3).
Ia mengaku, kalau penemuan mineral yang diduga mengandung emas memang sudah sejak beberapa waktu lalu, namun untuk membuktikan harus dilakukan uji laboratorium.
“Kita harus menguji dulu kandunganya yang kita duga sebagai emas. Jadi bukan sudah dilakukan eksplorasi di beberapa lokasi yang kita duga ada kandungan emasnya, terang makatita.
Baca Juga: Baru Memimpin Angka Stunting di MBD Naik 2 PersenMenurutnya apabila hasil uji lab menunjukan kandungan emas maka pihaknya akan mengusulkan ke pemerintah untuk dikelola sebagai tambang rakyat.
Lanjutnya, pembangunan investasi tambang emas di Negeri Latea dalam orientasi ke depan akan memberikan dampak yang sungguh besar dan luar biasa bagi masyarakat adat sebagai pemiliknya.
Untuk marga Maatita-Latuwaile, diketahui marga atau mata rumah bukan hanya terdiri dari satu atau dua orang, tapi merupakan keluarga besar atau merupakan gabungan anak cucu keturunan marga tersebut yang memiliki hak-hak waris yang sama.
“Tanah adat Negeri Latea yang akan diinvestasikan logam emas ini, bukan hanya milik kedua marga (Maatita-Latuwaile) ini, tetapi adalah milik soa-soa lain yang punya hak-hak khusus dalam pertunangan adat,” jelasnya.
Ia mengingatkan kepada oknum-oknum yang sengaja untuk memprovokasi masyarakat dan menimbulkan keresahan akibat survei yang dilakukan oleh tim geologi.
“Kehadiran tim geologi sendiri sudah mendapatkan persetujuan dari pemerintah negeri, saniri negeri, para tokoh dan masyarakat sejak tahun 2022,” tegasnya.
Olehnya, jangan membuat statemen atau pernyataan yang pada akhirnya mengundang tanggapan banyak pihak khususnya pelaku-pelaku adat terkait tanah adat yang dikuasai, dilindungi, dilestarikan dan di berdayakan potensi sumberdaya alamnya oleh pemerintah negeri, saniri negeri dan para tokoh untuk peningkatan kesejahteraan hidup warga adat ini serta kehidupan banyak orang.
“Kalau sebagai oknum yang mau berkomentar seharusnya berkonsultasi dulu dengan pemerintah negeri dan saniri, agar tidak salah dan tidak mendapat tanggapan serius banyak pihak,” pintanya.
Pembangunan investasi tambang emas, lanjutnya dalam orientasi ke depan akan memberikan dampak yang sungguh besar dan luar biasa bagi masyarakat adat Negeri Latea sebagai pemiliknya.
Peningkatan kesejahteraan hidup masyarakat, pemerataan pembangunan fisik dan non fisik di berbagai bidang akan mulai terasa setelah investasi ini mulai akses.
Untuk itu, sebagai raja dan Ketua Saniri Negeri Latea Frangky Rumamanawa, menghimbau dan mengharapkan kepada putra-putri Latloonmarles bersama semua keluarga untuk tetap menahan diri dan tidak terprovokasi.
“Marilah kita semua bahu-membahu saling mendukung dan bekerja sama dalam memberdayakan potensi sumber daya alam mulia ini, demi membangun negeri tercinta Latloonmarles, harapnya.
Sementara untuk kehadiran bapak Barnabas Orno saat ibadah Minggu bersama jemaat GPM Latea, menurutnya hal yang wajar,
“Ya itu wajar-wajar saja dan berkesempatan untuk menyapa umat dan memberikan beberapa arahan di gereja, apalagi beliau adalah sebagai tokoh dan orang tua bagi kami,” ujarnya.
Menurutnya, agenda pak Orno bersama tim ke Negeri Latea telah dikonfirmasikan lebih awal satu Minggu sebelumnya dan telah mendapat persetujuan resmi dari berbagai pihak bahkan melalui pertemuan langsung.
“Jadi tidak lagi dipermasalahkan terkait kehadirannya semuanya jelas,” tutupnya. (S-09)
Tinggalkan Balasan