AMBON, Siwalimanews – Penjabat Walikota Ambon Bodewin Wattimena memimpin operasi pasar untuk kebutuhan pokok, yang digelar di Pasar Mardika, Kamis (22/9).

Operasi pasar ini dilakukan, mengingat angka inflasi di Kota Ambon cukup tinggi, sehingga pemerintah kota bersama Dandim 151 Binaiya, PN Ambon, Perum Bulog, dan Bank Indonesia, perlu mengambil langkah-langkah untuk menekan laju inflasi, akibat dari melonjaknya harga sejumlah komoditi di pasaran.

Walikota dalam keterangan persnya di Balai Kota sebelum melakukan operasi pasar mengatakan, kegiatan ini akan dilaksanakan mulai dari 22-24 September, dengan titik operasi yang akan disasar, yaitu kawasan Pasar Mardika hingga Pasar Batu Merah.

“Ttik operasinya di dua pasar ini, sebab itu adalah pusat sentral aktivitas perdagangan di Kota Ambon. Operasi pasar ini bagian dari gerakan nasional untuk pengendalian inflasi, dan ada banyak hal yang akan kita lakukan, termasuk membuka pasar murah yang tujuannya untuk menjaga kestabilan harga komoditi pangan di pasar,” jelas walikota.

Walikota mengaku, ada banyak komoditi yang mempengaruhi laju inflasi. Oleh karena itu, pemerintah akan menjual kebutuhan pokok di pasar untuk menstabilkan harga pangan.

Baca Juga: Infrastruktur Perhubungan Belum Tertangani Pemerintah

“Kami sudah lakukan koordinasi  dengan seluruh stakholder dalam rangka melakukan upaya-upaya konkrit untuk menekan laju inflasi di Kota Ambon. Jadi yang kita lakukan ini, adalah bersama-sama menjaga harga pangan, sekaligus membantu masyarakat, mengingat kenaikan ini terjadi, selain akibat dari naiknya harga BBM, yang berdampak pada berkurangnya proses pendistribusian pangan ke Kota Ambon,” beber walikota.

Selain itu kata walikota, pihaknya juga akan memberikan subsidi kepada para pelaku usaha yang menyuplay barang-barang kebutuhan pokok masyarakat ke Kota Ambon, yang mana itu akan diperhitungkan secara baik, akan seperti apa pemberian subsidinya.

“Prinsipnya, pemkot mendukung kebijakan pemerintah pusat untuk menekan laju inflasi,” ujarnya.

Sementara terkait hasil dari kegiatan tersebut lanjut walikota, pemerintah tidak mungkin membuat kebijakan yang menyusahkan rakyatnya.

“Yang dilakukan hari ini, itu berkaitan dengan persoalan secara nasional yang harus disikapi, jika tidak akan berdampak buruk terhadap dunia perdagangan. Kalau semuanya berjalan normal, maka efek ekonominya akan menjadi baik. Lihat saja, kalau sayur kangkung 1 ikat Rp18 ribu, bagaimana orang mau beli, kalau hanya Rp8 ribu orang pasti bisa beli, itu contohnya,” jelas walikota.

Walikota mengaku, memang Ambon hanya merupakan daerah konsumen, bukan sebagai daerah penghasil, karena itu Ambon tergantung pada daerah-daerah produsen. Oleh karena itu, koordinasi ini akan terus dilakukan dengan setiap kepala daerah pengahasil.

“Jadi nanti OPD terkait akan tindaklanjut koordinasi, dan setelah tiga hari ini, akan dievaluasi. Kita lihat dampak dari kegiatan ini, karena inflasi ini biasa naik pada minggu pertama dan ke tiga bulan berjalan. Kegiatan ini akan kita lakukan sampai akhir tahun,” janji walikota.

Sementara itu, Kadis Perindustrian dan Perdagangan Kota Ambon Jhon Slarmanat menjelaskan, kebutuhan pokok yang sampai saat ini masih berada pada posisi stabil, diantaranya,  bawang merah, gula pasir, bawang putih, beras subsidi, minyak goreng, telur, sayur dan cabai rawit.(S-25)