Tehuayo: ADD/DD tak Cukup Bangun Dusun Walomatan
AMBON, Siwalimanews – Kepala Pemerintahan Negeri (KPN) Telutih Baru, Kecamatan Tehoru, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng), Tamsir Tehuayo mengaku alokasi dana desa (ADD) maupun dana desa (DD) tidak cukup untuk membangun di Dusun Walomatan.
“Saya resmi dilantik pada 21 Juli 2021, saya baru memerintah terhitung satu tahun lebih dan setelah memegang tabuk pemerintahan ini, saya melihat kondisi Dusun Walomatan di Telutih Baru ini sangat memprihatinkan baik itu kehidupan masyarakatnya, tempat tinggalnya dan akses jalan masuk ke dusun dimana sekitar 200 meter itu rusak,” ungkap Tehuayo, kepada Siwalima, melalui telepon selulernya, Jumat (20/1).
Dijelaskan, dirinya mempunyai visi misi untuk bagaimana menyelesaikan masalah-masalah di Negeri Telutih Baru termasuk di Dusun Walomatan.
“Salah satu prioritas saya adalah pembangunan rumah tinggal karena bagaimana mungkin kita mau berbicara tentang peningkatan ekonomi masyarakat, kalau rumah yang merupakan kebutuhan mereka juga tidak tersentuh. Disini saya juga terkendala dengan anggaran ditambah dengan regulasi penggunaan anggaran yang membuat kita memang harus hati-hati dalam penggunaan anggaran,” ujarnya.
Kata dia, di tahun 2021 anggaran yang kita alokasikan saja untuk BLT sebesar 800 juta kemudian di tahun 2022 sebanyak 400 juta dari total dana sekitar Rp 1 miliar lebih, belum lagi kita membiayai sektor pendidikan, kesehatan, pemberdayaan dan sebagainya.
Baca Juga: Polres KKT Kembali Terima Masukan dari Masyarakat“Kendala-kendala inilah yang menjadi penghalang saya untuk tidak bisa mencapai visi dan misi namun saya juga telah berupaya untuk mencari cara lain melalui pembuatan proposal-proposal namun sampai saat ini kita hanya menunggu dan saya tidak akan pesimis dengan proposal-proposal yang telah kami sampaikan melalui Pemda maupun DPRD,” katanya.
Ia mengaku bersyukur, ada itikat baik dari Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Malteng yang akan turun kesana.
“Alhamdulilah, kalau ada anggota DPRD yang ingin berkunjung ke Dusun Walomatan dan kami sangat bersyukur atas kepriihatinan mereka terhadap kondisi di dusun tersebut,” ujarnya
Pihaknya juga membuka diri untuk bisa bekerja sama dengan berbagai pihak untuk pengembangan dusun ini kedepan.
Tehuayo mengatakan, dirinya berkeinginan untuk menjadikan Dusun Walomatan sebagai destinasi budaya.
“Kita akan mencoba menata rumah mereka agar layak huni dan memenuhi standar kesehatan tetapi tetap bernuansa budaya, misalnya membuat rumah panggung berlantai papan tetapi layak huni dan saya juga akan meminta puskesmas untuk lebih banyak melakukan kegiatan sosialisasi untuk hidup bersih dan sehat karena saya lihat dusun itu kalau ditata dengan baik pasti bagus dan itu menjadi tanggung jawab kita bersama,” katanya.
Tinjau
DPRD Kabupaten Malteng memastikan akan segera meninjau Dusun Walomatan, Negeri guna melihat kondisi masyarakat setempat.
Ketua Komisi IV DPRD Malteng Arman Mualo, mengatakan, kunjungan yang dilakukan pihaknya itu untuk memastikan informasi serta untuk menghimpun data agar dapat ditindaklanjuti pemerintah kabupaten, sehingga pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat di dusun itu dapat segera ditindaklanjuti.
“Dalam waktu dekat saya selaku Ketua Komisi IV, akan berkunjung kesana dan akan meninjau langsung kondisi yang ada di sana sehingga saya akan usulkan kebutuhan dasar apa yang paling prioritas untuk diperjuangkan,” tandas Mualo.
Ketua DPD PKS Kabupaten Maluku Tengah itu mengaku prihatin jika ada masyarakat yang masih hidup dalam kondisi terisolir serta minim kebutuhan dasar.
“Tentu kami sangat prihatin dengan berita yang memuat dan mengungkapkan fakta ada saudara kita yang hidup dalam situasi yang kurang menguntungkan di era saat ini, terutama mereka yang sebenarnya dapat dijangkau, karenanya dijamin akan segera turun ke Dusun Walomatan untuk dapat melihat dari dekat kondisi masyarat di wilayah itu,” ujarnya.
Mualo menolak mempermasalah siapapun untuk menanggapi masalah ini. Sebab sikap bijak yang diambil, kata dia, adalah mencari solusi untuk mengatasi keluhan warga Dusun Walomatan.
“Saya kira tidak bijak kita mencari kambing hitam lagi dari masalah ini. Bagi kami kita harus sama-sama mencari solusi menangani keluhan masyarakat saat ini. Karenanya, kami berharap nantinya data dan informasi yang akan kami peroleh saat turun ke lokasi nanti dapat diperjuangkan untuk dapat memenuhi dan mengatasi keluhan dan kebutuhan warga di Dusun Walomatan,” tukasnya.
Sebelumnya diberitakan, Pemerintah Kabupaten Malteng diminta untuk tidak tutup mata dengan kondisi masyarakat Dusun Walomatan, Negeri Telutih Baru, Kecamatan Tehoru, yang sangat memprihatinkan.
Kepada Siwalima, Kepala Dusun Walomatan, Antoria Latumutuwane mengisahkan kondisi dusun yang dipimpinnya itu sangat memprihatinkan dan tidak diperhatikan oleh pemerintah kabupaten.
“Di Dusun Walomatan ini ada 45 kepala keluarga, kondisi mereka sangat memprihatinkan, karena kebutuhan dasar masyarakat disini tidak diperhatikan pemerintah misalnya pendidikan, kesehatan maupun infrastruktur jalan yang masih sangat minim,” ujarnya, di Ambon, Sabtu (14/1).
Ia mengaku, sampai sekarang di Dusun Walomatan itu hanya ada PAUD dan itu juga menggunakan gedung yang sudah tidak layak digunakan karena dinding dan atap yang rusak sementara masyarakat yang harus bersekolah di tingkat SD dan SMP harus ke negeri induk sementara untuk SMA harus ke Negeri Hatu, yang harus ditempuh dengan jalan kaki sejauh 6 kilo. Apalagi kondisi jalannya yang balum pernah dihotmix.
“Kami sangat terbatas dengan buku-buku pelajaran padahal mereka sangat membutuhkan buku-buku sebagai penunjang pembelajaran. Minimal dibutuhkan adanya perpustakaan atau taman bacaan karena jika ada taman bacaan atau perpustakaan mini di Dusun Walomatang maka tentunya akan menambah wawasan dan meningkatkan minat baca anak-anak usia sekolah,” katanya.
Kata dia, gedung yang digunakan saat ini untuk PAUD itu merupakan gedung satu-satunya yang ada di Dusun Walomatan, yang juga diperuntukan sebagai balai pertemuan, sehingga pihaknya juga membutuhkan sebuah gedung yang representatif untuk pengembangan kesejahteraan masyarakat setempat.
Belum lagi kondisi kesehatan, kata Latumutuwane, sangat memprihatinkan karena minimnya infrastruktur kesehatan bahkan untuk memperoleh pelayanan kesehatan saja harus ke negeri induk tetapi di negeri induk juga fasilitasnya minim.
“Jika ada warga yang sakit dan membutuhkan penanganan yang cepat sangat sulit walaupun sudah ke negeri induk maupun ke negeri tetangga yakni Negeri Mosso karena tidak ada ambulance jadi harus telepon ke kecamatan padahal itu jaraknya sekitar 30 kilo, namun kita juga sering terkendala dengan jaringan telkomsel dan listrik yang sering padam,” terangnya.
Kadus mengaku, masyarakat di Dusun Walomatan sangat terisolasi bahkan mau menjual hasil kebun saja sangat sulit karena kondisi infrastruktur jalan yang dan transportasi yang tidak memadai, apalagi disaat kondisi hujan pasti jalannya penuh lumpur.
“Yang terpenting adalah infrastruktur jalan masuk ke dusun yang kurang lebih 200 meter, supaya bisa membuka akses bagi masyarakat agar bisa menjual hasil panennya demi peningkatan kesejahteraan mereka,” harap Kadus.
Kadus mengatakan, selama ini tidak ada kepedulian dari pemerintah kabupaten bahkan sudah dua kali pemilihan bupati dan wakil bupati, 100 persen pasangan Abua Tuasikal dan Marlatu Leleury menang namun mereka tidak mempedulikan kondisi masyarakat disini.
“Kami minta pemerintah kabupaten maupun provinsi dan pusat bisa membantu kami masyarakat di Dusun Walomatan agar kami tidak terisolasi. Kehidupan masyarakat sangat memprihatinkan sehingga kami sangat membutuhkan perhatian semua pihak,” pintanya. (S-08)
Tinggalkan Balasan