Tak Capai Target, DPRD Minta Kadis Mundur

AMBON, Siwalimanews – Empat dari tujuh organisasi perangkat daerah (OPD) pengumpul Pendapatan Asli Daerah di Pemerintah Kota Ambon gagal mencapai target yang telah ditetapkan untuk tahun 2024.
OPD tersebut meliputi Dinas Lingkungan Hidup dan Persampahan (DLHP), Dinas Perhubungan (Dishub), Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), serta Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim).
Wakil Ketua Komisi III DPRD Kota Ambon, Gunawan Mochtar kepada Wartawan di Baileo Rakyat Belakang Soya, Selasa (14/1) menyoroti kinerja keempat OPD tersebut, khususnya tiga OPD utama pengumpul PAD, yakni DLHP, Dishub, dan Disperindag yang realisasinya jauh dibawah target.
Sementara Perkim dinilai masih bisa ditoleransi lantaran salah satu sumber PAD, yaitu retribusi pemakaman telah dihapus berdasarkan regulasi terbaru.
Gunawan meminta kepala dinas pada OPD-OPD tersebut untuk mengundurkan diri karena gagal mencapai targer PAD.
Baca Juga: Pantau Program Makan Bergizi Gratis, Hari Ini Wapres di Ambon“Dinas-dinas pengumpul PAD yang tidak mampu merealisasikan target harus memiliki komitmen untuk bertanggung jawab. Kalau perlu, para kepala dinas tersebut berani mundur dari jabatan mereka,” tegas Gunawan.
Menurut Gunawan, kegagalan ini berdampak serius pada keuangan daerah. Akibatnya, Pemkot Ambon belum dapat membayarkan alokasi dana desa (ADD) selama empat bulan dan tunjangan pelayanan publik (TPP) bagi ASN selama dua bulan.
Selain itu, keterlambatan sisa dana alokasi umum (DAU) dari Pemerintah Pusat juga menjadi faktor penghambat.
Lebih lanjut, Gunawan menekankan perlunya langkah tegas dari Penjabat Walikota Ambon dan Pj Sekretaris Kota untuk memberikan sanksi kepada OPD yang gagal memenuhi target PAD.
“Di luar negeri, pejabat yang gagal bekerja dengan optimal biasanya dengan legawa mundur dari jabatannya. Hal ini juga perlu diterapkan di Ambon,” ujarnya.
Gunawan juga mengingatkan bahwa tahun 2025 akan menjadi tahun yang penuh tantangan bagi keuangan daerah. Selain harus mengalokasikan gaji ribuan PPPK yang lolos seleksi tahap I dan II, Pemkot juga harus mencari solusi bagi tenaga honorer yang tidak lolos PPPK. “Beban keuangan ini menjadi pekerjaan rumah yang berat bagi walikota dan wawali terpilih. Kegagalan dalam merealisasikan PAD akan semakin memperparah kondisi ini,” tegas Gunawan. (S-25)
Tinggalkan Balasan