AMBON, Siwalimanews – Kepala Bidang Cipta Karya Dinas PUPR Maluku, Nur Mar­das mengungkapkan pekerjaan air bersih di lokasi Alinong, Dusun Siwang, Gunung Nona telah berfungsi dan diserahkan ke warga.

Proyek air bersih yang per­tama bersumber dari APBD Ta­hun 2021 sebesar Rp1.200. 000.000 di Lokasi Alinong Dusun Siwang.

Selanjutnya pada lokasi yang sama dibangun proyek air bersih bernilai Rp4.974.000.000 tahun 2021 bersumber dari Dana Pinja­man PT Sarana Multi Infrastruktur.

Proyek yang menghabiskan 6 miliar lebih tersebut dalam pe­rencanaan memang menggu­na­kan solar cell sehingga membu­tuh­kan sinar matahari.

Namun seiring berjalannya waktu, surya solar cell ini jebol sebanyak empat kali akibat cuaca buruk, yang menyebabkan hujan dan petir sehingga pengelola khawatir jika dinyalakan ulang dengan cuaca yang tidak stabil dapat berbahaya.

Baca Juga: Peradi Dibawa Kepemimpinan Pangaribuan Disahkan

“Apalagi untuk mengisi reservoir, untuk bisa mengisi res dengan kapasitas 100 kubik air tersebut jika sinar matahari baik, mem­butuhkan waktu dua hari barulah didistribusi kepada masyarakat setempat yang jumlahnya sangat banyak,” ujar Mardas kepada Siwalima di Ambon, Kamis (9/1).

Dinas PUPR kata Mardas telah mengambil langkah dengan pe­masangan panel listrik PLN untuk mengantisipasi cuaca yang tidak stabil dan telah dilakukan PLN.

“Pemasangan panel listrik su­dah dilakukan, cuma yang jadi masalah PLN belum berani mengkoneksi­kan jaringan listrik lagi, karena membutuhkan tiang penyangga kabel listrik yang kurang lebih ada 20 buah itu,” bebernya.

PLN kata Mardas, tidak mau mengambil resiko sebab ditakut­kan akan berbahaya bagi masya­rakat jika tidak menggunakan tiang penyangga kabel listrik, apalagi kabel listrik tersebut berjalan di tengah hutan.

Disisi lain, Dinas PUPR Maluku ter­kendala dengan anggaran pemasangan 20 tiang yang sangat besar, sehingga masih dikomuni­kasikan dengan pihak PLN sampai dengan saat ini.

“Untuk pemasangan 20 tiang penyangga kabel listrik ini kan juga butuh biaya. Tahun lalu memang ada alokasi anggaran 180 juta tapi difokuskan pada penambahan jaringan air,” jelasnya.

Lanjutnya, jika panel listrik terpasang maka air bersih Dusun Siwang tersebut sudah dapat dioperasikan ulang, dengan me­nguras terlebih dahulu sumur akibat dari endapan sendimen yang ada.

“Panel ini dimatikan dalam du­rasi waktu cukup lama, dan untuk menghidupkan kembali pasti sudah ada sentimen dan endapan, sehingga butuh tenaga listrik untuk menghidupkan. Artinya untuk menguras kembali sumur itu dengan tenaga listrik cukup besar, jika sedang berupaya untuk ba­gaimana ada penambahan anggaran untuk pemasangan 20 tiang penyangga itu,” tegasnya.

Dua Proyek Mubasir

Seperti diberitakan sebelumnya, dua proyek air bersih milik Dinas PU Maluku bernilai jumbo tahun 2021 di lokasi Alinong, Dusun Si­wang, Gunung Nona mubasir dan sampai saat ini tidak dinikmati masyarakat.

Proyek air bersih yang pertama bersumber dari APBD Tahun 2021 sebesar Rp1.200.000.000 di Lo­kasi Alinong Dusun Siwang.

Selanjutnya pada lokasi yang sama dibangun proyek air bersih bernilai Rp4.974.000.000 tahun 2021 bersumber dari Dana Pin­jaman PT Sarana Multi Infrastruktur.

Proyek air bersih gagal total ini dikeluhkan warga peduli proyek pemerintah melalui surat terbuka yang disampaikan kepada Kepala Dinas PU Maluku tembusannya disampaikan kepada, Presiden RI, Prabowo Subianto, Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka, KPK, BPK, Kejaksaan Tinggi Maluku, Kepolisian Daerah Maluku, DPRD Maluku, dan Kejaksaan Negeri Ambon.

Dalam surat terbuka yang diterima Siwalima, Minggu (29/12)  warga peduli proyek pemerintah yang bermukim di Gunung Nona ini mengungkapkan, sejak Indonesia merdeka hingga kini, warga tidak pernah menikmati yang namanya air bersih bantuan dari Pemerintah Daerah.

“Pemerintah daerah tahu bahwa kawasan Gunung Nona adalah kawasan yang susah akan air bersih, namun seolah-olah Pemerintah Daerah menutup mata terhadap kami,” ujar warga.

Katanya, kawasan tersebut umumnya adalah masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah yang diperkirkan sekitar 75% dan sisanya adalah Pegawai Negeri maupun swasta serta pensiunan.

Memiliki tingkat ekonomi seperti demikian, tentunya warga sangat mengharapkan bantuan dari Pemerintah Daerah terlebih khusus bantuan akan air bersih, mengingat untuk mendapatkan air bersih, mereka harus mengeluarkan dana minimal Rp 200.000 untuk membeli air bersih hanya satu mobil tanki. yang penggunaannya hanya seminggu sehingga untuk mencukupi kebutuhan akan air bersih dalam sebulan, mereka harus mengelurkan dana Rp 600.000 hingga Rp1.000.000 tiap bulan hanya untuk mendapatkan air bersih.

Belum lagi listrik, biaya anak sekolah, makan dan minum tiap hari dan lain-lain. Hal ini tentu sangat memprihtinkan.

Kata warga, kedua proyek dengan dana jumbo tersebut hingga kini tidak satupun dinikmati oleh masyarakat.

Pantas sudah tiga tahun kerja, masyarakat tidak menikmati air setetepun alias proyek gagal total.

Alhasil warga peduli ini menyampaikan surat terbuka yang ditujukan kepada Kadis PU Maluku, Ismail Usemahu dan meminta agar kadis bisa meninjau kembali dua mega proyek yang merugikan negara Rp6 miliar lebih itu.

“Kemudian kami menghimbau kepada pihak terkait agar segera mengusut tuntas proyek gagal tersebut karena sejak tahun 2021 hingga kini kontraktor hanya menanam pipa kosong yang mengakibatkan pekarangan rumah serta jalanan kami rusak,” kesal mereka.

Sementara itu, PU Maluku, Ismail Usemahu yang dikonfirmasi Siwalima melalui sambungan selulernya namun tidak bisa dihubungi. (S-05)