Survei LSI, JAR Ungguli Murad
AMBON, Siwalimanews – Hasil survei Lingkaran Survei Indonesia Denny JA, elektabilitas Jeffry Apoly Rahawarin (JAR) melambung tinggi dan mampu mengalahkan Murad Ismail dalam proses pemilihan gubernur Maluku tahun 2024 mendatang.
Elektabilitas Jeffry mencapai 18,7% disusul Murad sebesar 18,4% dan Barnabas Orno 8,9%.
JAR dan MI elektabilitasnya di atas 15% dan jarak elektabilitasnya jauh dibandingkan dengan nama-nama cagub lainnya.
Survei yang dilakukan pada 13 Juni sampai 1 Juli 2023 melalui wawancara tatap muka dengan menggunakan 800 responden di seluruh kabupaten/kota di Provinsi Maluku, dan margin error sebesar 3,5%.
“Dengan data Juli 2023 pertarungan pilkada Maluku pada hari ini hanyalah pertolongan head to head dua tokoh yaitu Jeffry versus Murad. Pertarungan antara petahana dan new comer. Angka elektabilitas kedua tokoh ini hanya berbeda dengan margin dalam margin of error survei,” ungkap Direktur Konsultan Citra Indonesia–LSI Denny JA, Adjie Alfaraby dalam keterangan persnya kepada sejumlah wartawan di Ambon, Jumat (25/8).
Baca Juga: Pencopotan Marasabessy Disusupi KepentinganKatanya, secara teori dan pengalaman, tentunya Jeffry lebih diuntungkan dengan statusnya sebagai Challenger atau penantang, sebaliknya sebagai petahana Murad dalam posisi yang lebih sulit. Murad seharusnya memiliki elektabilitas yang tinggi namun 15 bulan jelang Pilkada elektabilitas Murad yang kalah dari Jeffry sebagai penantang, mengindikasikan bahwa publik Maluku tidak menginginkan kepemimpinan saat ini berlanjut. Mereka ingin perubahan dan pergantian kepemimpinan,” ungkap Adjie Alfaraby, kepada wartawan, di Ambon, Jumat (25/8).
Dijelaskan, dari 18 nama yang diuji dalam survei, ada 16 nama yang bisa dikategorikan sebagai penantang. Dua nama lainnya adalah petahana Murad dan Barnabas Orno. Namun dari 16 nama tersebut selain Jeffry dan cagub yang signifikan secara elektabilitas. Elektabilitas tokoh-tokoh tersebut rata-rata hanya di bawah 10% meskipun sejumlah nama-nama tersebut adalah kepala daerah dan mantan kepala daerah di Maluku namun elektabilitasnya tak signifikan.
“Sudah tiga kali LSI Denny JA melakukan survei pemetaan pemilih di Maluku pada November 2001 dan Agustus 2022, survei menemukan bahwa Murad masih menempati peringkat pertama elektabilitas dari semua tokoh yang diuji namun dari 2 tahun lalu Murad bukanlah petahana yang kokoh dukungannya, karena sejak 2021 elektabilitas Murad sudah dibawah 25% pada November 2021, elektabilitas Murad hanya sebesar 21,4% dan pada Agustus 2022 elektabilitas Murad sebesar 22,5%. Kini pada Juli 2023 elektabilitas Murad hanya sebesar 18,4%.
Elektabilitas Murad terlihat stagnan dan cenderung turun. harusnya sebagai petahana idealnya elektabilitas Murad di atas 50%, sementara Jeffry sebagai penantang kuat Murad saat ini menunjukkan tren elektabilitas yang positif pada November 2021 dan elektabilitas Jeffry hanya sebesar 5,2%, kemudian naik menjadi 10,2% pada Agustus 2022 dan naik signifikan menjadi 18,7% pada Juli 2023.
Sementara Petahana Wagub Barnabas Orno, lanjut dia, justru menunjukan trend yang negatif pada November 2021, elektabilitas Barnabas di posisi kedua dengan angka sebesar 14,1% kemudian turun menjadi 10,9% pada tahun 2022 dan saat ini turun lagi menjadi 8,9% pada Juli 2023.
Murad Redup
Meredupnya petahana Murad Ismail karena ditemukan bahwa ada empat alasan kuat yang menjelaskan rendahnya elektabilitas Murad, yaitu pertama, kepuasan terhadap kinerja Gubernur dan Wakil Gubernur dibawah 50%
Mereka yang menyatakan puas terhadap kinerja Murad sebagai gubernur hanya 40, 7 persen. Sebaliknya mereka yang menyatakan tidak puas atas kinerja Murad sebagai gubernur sebesar 50,3%.
Kedua, Murad dinilai gagal menjalankan tugasnya sebagai gubernur. Mereka yang menyatakan Murad berhasil sebagai gubernur 41,8%, sementara mereka yang menyatakan Murad gagal sebagai gubernur sebesar 48,45.
Ketiga, mayoritas tak ingin Murad jadi gubernur lagi. Mereka yang menyatakan keinginan Murad menjadi gubernur lagi hanya 20,5% sementara mereka yang menyatakan tak ingin Murad jadi gubernur lagi sebesar 53,6%.
Keempat, gubernur yang paling disalahkan atas status Maluku sebagai provinsi termiskin keempat di Indonesia. Mereka yang tahu bahwa Maluku adalah provinsi termiskin keempat di Indonesia belum mayoritas. Hanya sebesar 32,2% publik Maluku yang tahu.
“Dari mereka yang tahu sebesar 43,6 persen menyalahkan gubernur sebagai orang paling bertanggung jawab atas status Maluku tersebut. Sementara yang menyalahkan presiden hanya 14,8% dan yang menyalahkan bupati/walikota 6,4%,” tuturnya.
Lalu, mengapa hanya Jeffry Apoly Rahawarin yang muncul sebagai penantang yang moncer?.
LSI Denny JA menemukan ada empat alasan yang menjelaskan. Pertama, cagub yang paling disukai, meskipun popularitas masih mencapai 60,2% dan dibawah tokoh lainnya, namun tingkat kesukaan Jeffry paling tinggi dibandingkan cagub lainnya yaitu 73,9%.
Kedua, Jeffry adalah kandidat Cagub yang paling banyak terpampang ruang publik (baliho/billboard dan spanduk). Ketiga, Jeffry adalah kandidat yang paling banyak kampanye dari rumah ke rumah.
Survey menunjukan bahwa relawan dan atribut Jeffry paling banyak diterima oleh publik Maluku dibandingkan kandidat lain. Keempat, Jeffry paling dominan di media sosial. Pengguna media sosial di Maluku mencapai 54,3% dan Jeffry adalah kandidat yang paling banyak dilihat di media sosial dan paling disukai.
JAR Kuat
Dari nama-nama potensial Cagub penantang, hanya JAR sapaan Jeffry Apoly Rahawarin yang elektabilitas diatas 15% dan bersaing dengan petahana MI yang mencapai 18,4%
Denny JA menemukan JAR 18,7 persen; menyusul Abdullah Vanath 8%; Abdullah Tuasikal 4,1%; Abdul Mukti Keliobas 3,9%; Ramly Umasugi 2,3%; Mercy Chriesty Barends 2,3%; Hendrik Lewerissa 2,3%; Said Latuconsina 1,1%; Tuasikal Abua 0,7%; Marthinus Hukom 0,2% dan Febry Calvin Tetelepta 0,2%.
“Survei berkala menunjukan pada periode 2021 dan 2022, MI maupun Barnabas Orno masih unggul dibandingkan para penantang termasuk JAR yaitu, survei November 2021 MI 21,4%, kemudian Agustus 2022 naik 22,5% namun di tahun 2023 turun 18,4%. Sementara Barnabas Orno tahun 2021, 14,1%, tahun 2022 turun 10,9% dan di tahun 2023 turun juga 8,9%.
Berbeda dengan JAR, di tahun 2021 hanya memperoleh 5,2% kemudian tahun 2022 naik 10,2% dan di tahun 2023 mencapai 18,7%. Itu artinya sebagai petahana, sejak November 2021 elektabilitas MI sudah dibawah 30 persen. Jauh dari ideal seorang petahana yang harusnya diatas 50%,” beber Alfaraby.
Tingkat Kepuasan
Dalam survei Denny JA, secara umum masyarakat juga menyatakan tingkat kepuasan atas kinerja Murad Ismail dan Barnabas Orno sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Maluku yakni sangat puas 40,7%; cukup puas 41,8%; kurang puas 50,3%; dan tidak puas sama sekali 42,3%, sementara tidak ada jawaban 15,9%
Alfaraby menjelaskan, berdasarkan hasil survei Denny JA maka Pilgub Maluku di tahun 2024 akan berlangsung head to head MI dan JAR.
“Hanya dua nama yaitu MI dan JAR yang elektabilitasnya diatas 15% sementara calon gubernur yang lain elektabilitasnya dibawah 10%. Selisih antara kedua kandidat MI dan JAR di atas 10% dengan cagub yang lain,” ujarnya.
Isu Ekonomi
Selain elektabilitas Cagub, survei LSI Denny JA pada Juli 2023 juga menunjukkan bahwa isu ekonomi menjadi isu penting masyarakat Maluku saat ini. Sebesar 63,6% menyatakan bahwa masalah ekonomi adalah masalah paling penting di Maluku disusul masalah pelayanan masyarakat, pendidikan dan kesehatan sebesar 13,2% dan masalah infrastruktur sebesar 8,9%. Ada juga sejumlah masalah lainnya yang dianggap penting namun angkanya di bawah 5%.
Hasil survei masalah ekonomi 63,6%; masalah pelayanan, kesehatan dan pendidikan 13,2%, masalah infrastruktur 8,9%, masalah pertanian 3%, masalah sosial 2,5%, masalah politik 2%, masalah keamanan 1,8%, masalah penegakan hukum 1,8%, masalah lingkungan 1,4%, dan diatas 60% publik pengukur menilai masalah ekonomi paling penting.
Pilpres
Selain peta elektoral Pilgub, LSI Denny JA juga memotret peta Pilpres 2024 di Maluku. Hasilnya Prabowo Subianto unggul dibanding Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo. Di Juli 2023 Prabowo memperoleh dukungan sebesar 33,6% disusul Anies Baswedan 30,5% dan Ganjar Pranowo sebesar 20,2%. Dan yang belum memutuskan sebesar 15,7%. (S-08)
Tinggalkan Balasan