AMBON, Siwalimanews – Untuk kesekian kalinya ratusan supir angkutan kota, khususnya jalur Passo, melakukan aksi protes terhadap jalur ganda yang dilalui angkutan umum AKDP, termasuk angkot jurusan Laha yang dapat melewati jalur angkot Passo.

Dipimpin Ketua Jalur Angkot Passo Izak Pelamonia, ratusan supir ini mendatangi Baileo Rakyat Belakang Soya, Selasa (24/1).

Pelamonia kepada wartawan disela-sela aksi itu menjelaskan, kedatangan mereka untuk kesekian kalinya ke DPRD ini, untuk menyampaikan kepada DPRD terutama Komisi III selaku mitra Dishub, agar komitmen untuk melakukan pengawasan terhadap kebijakan yang dikeluarkan Dishub terkait jalur angkot.

“Kami minta DPRD komitmen dengan hasil rapat bersama Dishub dan para supir, yaitu mengawasi angkutan umum AKDP, seperti jalur Hattu, Alang, Liliboy, dan juga Laha, agar tidak lagi melewati jalur Passo, sebab faktanya, sampai saat ini, mereka masih melewati jalur Passo,” ucap Izak.

Menurut Izak, para supir menyampaikan protes, sebab ini sangatmerugikan mereka dari sisi pendapatan, mengingat kebanyakan penumpang, akan menggunakan jasa AKDP tersebut saat melintas di jalur Passo.

Baca Juga: Pemkot Siapkan Dana Hibah untuk Kegiatan Sosial Keagamaan

“Kalau seperti ini berarti, DPRD maupun Dishub, pengawasannya hanya omong kosong,” tegas Izak.

Meski tidak bertemu dengan satupun anggota Komisi III, namun melalui Ketua Komisi II Christianto Laturiuw yang berkoordinasi dengan Dishub, akhirnya Kadishub Kota Ambon Robert Sapulette datang menemui para supir di depan Baileo Rakyat Belakang Soya.

Dihadapan Kadishub, Izak menyampaikan unek-uneknya mewakili ratusan supir angkot, dengan meminta Dishub menertibkan angkutan umum AKDP yang melewati jalur ganda tersebut. tak hanya itu, mereka juga minta agar, Kadishub mengganti petugas yang ada di Terminal Mardika, sebab menurut mereka, para petugas tidak menjalankan tugasnya dengan benar.

“Kalau seperti itu, itu berarti pengawasan yang dilakukan Dishub melalui petugas di lapangan itu nol besar. Mereka tidak menjalankan tugasnya dengan benar di lapangan,” ucap Izak.

Belum lagi soal pedagang yang sebelum pukul 18.00 WIT sudah menjajakan dagangannya hingga ke bahu jalan, dan itu menghalangi jalur angkot, bahkan informasinya, hal itu sengaja dijinkan oleh petugas di lapangan. Ini juga menjadi problem bagi para supir yang masih beraktivitas di terminal, sehingga harus ditertibkan.

Menanggapi hal itu, Kadishub Raoby Sapulette menjelaskan, jalur ganda yang dimaksudkan adalah kewenangan Dishub Provinsi Maluku. Hal ini sudah dikoordinasikan dengan Dishub Maluku, untuk meniadakan sistem jalur ganda tersebut.

“Itu kewenangannya di Dishub Maluku, tapi kami sudah berkoordinasi agar tidak ada lagi jalur ganda bagi angkutan umum AKDP,” ucap Sapulette.

Sapulette juga berjanji, mulai, Rabu (25/1) pihaknya akan menempatkan beberapa petugas di kawasan jalur Passo untuk menghalangi angkutan umum jalur ganda seperti yang dimaksudkan para supir jalur Passo.

“Besok petugas akan stay di Passo, dan saya akan minta kalau ada yang lewat, halangi dan larang, bila perlu ditilang,” janji sapulette.

Sementara terkait aktivitas pedagang, Sapulette mengaku tidak pernah mengijinkan adanya aktivitas berjualan di lokasi terminal, apalagi sampai menghalangi jalur angkot.

“Tahun ini, akan dilakukan pengaspalan dalam terminal, sehingga nantinya, lapak-lapak yang didalam itu, semuanya akan dikosongkan, dan itu akan dilakukan penertiban juga. Saya minta bersabar, sampai pasar itu selesai, maka semuanya akan ditertibkan,” ucap Sapulette.

Pada prinsipnya kata Sapulette, apa yang menjadi kewenangannya akan segera ditindaklanjuti. Jika ada yang harus dikoordinasikan, maka akan segera dilakukan. (S-25)