Stasiun Ambon Turut Saksikan Peluncuran Satelit Indonesia
AMBON, Siwalimanews – Satelit Republik Indonesia yang diberi nama Satria-1 berhasil diluncurkan dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat, pada Minggu (18/6) pukul 18.21 waktu Florida atau Senin (19/6) pagi waktu Indonesia.
Peluncuran satelit ini turut disaksikan secara zoom oleh 11 stasiun bumi dan untuk Pulau Ambon, peluncuran disaksikan melalui stasiun Bumi PT SNT, yang berlokasi di Suli Atas, Kelurahan Suli, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku, dengan turut melibatkan perwakilan Siswa/i dan para guru dari SMAN 1 Kabupaten Maluku Tengah, masyarakat umum serta Forkopimda Maluku Tengah.
Satria-1 merupakan satelit terbesar di Asia milik Pemerintah Indonesia yang berteknologi very high throughput satellite atau VHTS dan dapat menyalurkan internet dengan kapasitas setara 150 Gbps, dengan masa hidup hingga 15 tahun kedepan.
Sehingga dengan kapasitas itu, akan dimanfaatkan Pemerintah Indonesia untuk menghadirkan akses layanan internet di wilayah pelosok, tepatnya di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T), serta lokasi-lokasi pelayanan publik disektor pendidikan, kesehatan, TNI dan Polri juga pemda di tanah air yang tidak dapat diatasi dengan teknologi seperti base transceiver station (BTS), microwave link, dan serat optik.
Namun, satelit ini baru akan beroperasi secara maksimal pada Minggu ke-4 pada Desember 2023 yang akan datang.
Baca Juga: Disdukcapil: Sebagian Besar Warga MBD Belum Miliki IKDSatria-1 memiliki 11 Stasiun Bumi atau Gateway yang tersebar diberbagai lokasi strategis di Indonesia, seperti di Pulau Ambon, Kupang, Manado, Manokwari, Timika, Jayapura, Cikarang, Batam, Banjarmasin, Tarakan dan Pontianak.
Dari pantauan zoom, terdengar bunyi gemuruh saat Roket Falcon 9 setinggi 70 meter dengan berat 580 ton itu secara perlahan mengeluarkan api dan terbang menembus awan menuju Antariksa untuk menerbangkan Satelit Satria-1 yang berbobot mencapai 4,6 ton.
Usai peluncuran, Kepala Litbang Kementrian Kominfo, Harry Budiarto dalam sambutannya melalui zoom, dari Jakarta menjelaskan, Satria-1 telah berhasil diluncurkan dan telah sampai pada titik orbitnya.
Pihaknya berharap, untuk selanjutnya, proses uji coba hingga pengoperasiannya dapat berjalan dengan lancar, tak lupa, pihaknya juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah bekerja keras untuk memastikan tersedianya akses internet pada lokasi layanan publik melalui kehadiran Satria-1 ini.
“Dulu kita juga pernah meluncurkan Satelit Palapa yang bertujuan untuk mempersatukan Bangsa Indonesia, dan kini, peluncuran Satria-1 yang bertujuan agar bisa melakukan jangkauan-jangkauan digital dari Aceh hingga Papua,” tandasnya.
Ini, merupakan sejarah bangsa Indoneaia untuk memeratakan pembangunan dari segi infrastruktur digital dipusat-pusat layanan publik melalui peluncuran Satria-1 ini.
“Setelah ini, Satria-1 akan menuju orbitnya di 146 bujur timur sampai bulan November 2023 nanti, dan setelah itu kita harapkan minggu ke 4 di bulan Desember 2023, Satria-1 siap memberikan layanannya,”ujarnya.
Dia juga menjelaskan, bahwa konektifitas digital untuk Negara Kepulauan seperti Indonesia, adalah tantangan tersendiri, karena pegelaran teknologi hyper optik untuk memenuhi wilayah 3T tersebut.
“Indoneaia memiliki 17 ribu pulau, sehingga untuk memudahkan itu, maka teknologi satelit adalah solusi dalam gerak digitalisasi,” ujarnya.
Peluncuran Satria-1 ini lanjutnya, bukanlah tujuan akhir dari perjuangan Indonesia untuk pemerataan infrastruktur digitalisasi. Justru sebaliknya, ini merupakan langka awal untuk tugas-tugas berat lainnya sampai kapasitas satelit ini dapat dinikmati dan dimanfaatkan oleh masyarakat.
“Selain itu, juga masih dibutuhkan koordinasi dan kolaborasi antara Kementrian, Lembaga dan Pemerintah Daerah terkait lokasi Satria-1, kemudian pengoperasian, pemeliharaan serta tata kelolanya selama 15 tahun kedepan, harus menjadi perhatian kita bersama,”tandasnya.
ia berharap, kehadiran Satria-1 ini, dapat mempercepat fasilitas ekonomi digital, literasi digital, dan munculnya talenta-talenta digital, terutama masyarakat yang bertempat tinggal di daerah 3T.
“Karena salah satu sasaran utama penerima manfaat Satria-1, adalah lembaga pendidikan,”katanya.(S-25)
Tinggalkan Balasan