AMBON, Siwalimanews – SMA Negeri 11 Ambon, berhasil meraih juara II, setelah diungguli Fakultas Kedokteran yang berada diposisi pertama dalam pameran inovasi dan kreativitas siswa/mahasiswa dan lomba masak tradisional Maluku, yang digelar dalam rangka memeriahkan Dies Natalis Unpatti ke-60.

Sebelumnya, kegiatan yang melibatkan seluruh fakultas, lembaga, pascarjana di lingkup Unpatti dan juga SMA/SMK dan sederajat se-Kota Ambon itu, berlangsung sejak, Kamis (27/4) dan berakhir pada, Selasa (2/5), dipelataran auditorium Unpatti.

Dalam kegiatan tersebut, selain masak makanan tradisional Maluku, para peserta juga menampilkan berbagai inovasi dan kreativitas yang dibawa setiap peserta.

Adapun yang keluar sebagai juara masing-masing juara 1 diraih Fakultas Kedokteran Unpatti, juara II SMA Negeri 11 Ambon, juara III DPMF FKIP Unpatti, juara harapan I Dosen Ilmu Administrasi FISIP Unpatti, harapan II Mahasiswa Fakultas Teknik Unpatti dan harapan III Laboratorium Unpatti.

Rektor Unpatti M J Saptenno saat menutup kegiatan tersebut mengatakan, ini merupakan agenda tahunan. Kegiatan ini dilakukan agar setiap mahasiswa setiap fakultas maupun para siswa dan siswi setiap sekolah,  dapat melakukan inovasi dan kreativitas yang dimiliki.

Baca Juga: KPU Maluku Resmi Buka Pendaftaran Bacaleg

“Sengaja kami bawa para siswa juga agar mereka dapat mengenal universitas lebih awal dan keterampilan yang mereka miliki dapat dibawa ke sini, supaya mendorong mereka untuk melakukan inovasi dan kreativitas, sebab diera saat ini, tanpa inovasi dan kreativitas, kita tidak akan pernah maju,” ujar Rektor.

Selain itu kata rektor, makanan tradisional di Maluku bukan hanya papeda saja, tetapi beragam macam makanan lokal yang ada, seperti koyabu, sinoli, sangkola dan lainnya. Itu yang kemudian diharapkan dapat dilestarikan dan dikembangkan.

Untuk itu, Unpatti  merasa perlu dan bertanggungjawab untuk mendorong hal-hal demikian, agar dapat dipahami oleh masyarakat luas, termasuk para siswa ini sendiri.

“Ketika kita melakukan semuanya itu, maka tentunya akan menjadi tradisi dan budaya serta menjadi ikon tersendiri dari Maluku, sehingga orang dengan mudah dapat mengenal makanan tradisional Maluku. Saya berharap, kedepannya bukan hanya papeda saja yang ditampilkan, tapi makanan tradisional lainnya, sehingga semua orang dapat mengetahui dan melakukannya untuk keberlangsungan hidup,” tandas rektor.(S-25)