AMBON, Siwalimanews – Gubernur Maluku terpilih, Hendrik Lewerissa meminta, otorotas terkait untuk segera evaluasi tata kelola pelaya­nan yang selama ini dilaku­kan baik pada pelabuhan besar maupun kecil.

Hal ini diungkapkan Hen­drik menyikapi insiden tenggelamnya speedboat Dua Nona di perairan Tan­jung Samala, Pulau Kelang, Kabupaten Seram Bagian Barat, Jumat (3/1) dan menewaskan 8 penumpang, sementara 20 penumpang lainnya selamat.

“Kami tentu merasakan turut berdukacita yang mendalam kepada keluarga-keluarga korban kecelakaan speedboat Dua Nona yang melakukan pelayaran dari Pulau Kelang dan sekitarnya ke pelabuhan Tahoku di Desa Hila Kecamatan Leihitu Pulau Ambon,” ungkap Hendrik kepada Siwalima melalui telepon selulernya, Sabtu (4/12).

Kata mantan anggota DPR dapil Maluku ini, peristiwa yang menyakitkan ini tentu harus menjadi evaluasi terhadap taat kelola pelayaran. Otoritas terkait yang memiliki tanggungjawab di bidang transportasi laut kedepannya harus melakukan pembenahan terhadap transportasi laut agar tidak merugikan masyarakat.

Selain itu, otoritas transportasi laut di Maluku harus dapat melaksanakan fungsi dan tugasnya dengan baik dalam memberikan rasa aman dan keselamatan bagi masyarakat yang menggunakan transportasi termasuk speedboat.

Baca Juga: Pemprov Peringati Semangat Perjuangan Martha Tiahahu  

“Kita berharap agar peristiwa-peristiwa kecelakaan laut seperti begini, tidak akan terjadi lagi di masa yang akan datang maka kita minta otoritas perhubungan laut untuk bekerja dengan baik,” tegasnya.

Ketua DPD Partai Gerindra Provinsi Maluku ini menambahkan, pengawasan yang ketat terhadap kondisi cuaca saat pelayaran harus juga menjadi perhatian serius dari otoritas transportasi laut guna meminimalisir potensi kecelakaan laut serupa.

Nahkoda dan ABK Diamankan

Kepolisian Resort Seram Bagian Barat mulai mengusut motif utama dibalik peristiwa tenggelamnya speadboat Dua Nona di perairan Manipa, tepatnya di Dusun Samala, Desa Luhutuban Kecamatan Manipa, Kabupaten Seram Bagian Barat yang menewaskan 8 orang.

“Pertama-tama Polres SBB menyampaikan turut berduka cita dan belasungkawa atas wafatnya para korban meninggal dunia akibat tenggelamnya speadboat Dua Nona, Polres SBB saat ini tengah melakukan penyelidikan untuk mengungkap motif dibalik peristiwa kecelakaan laut ini,”kata Kapolres AKBP Dennie Andreas Dharmawan, dalam rilisnya yang diterima Siwalima, Jumat (3/1).

Dalam proses penyelidikan yang dilakukan, pihaknya telah meng­amankan Nahkoda dan ABK speedboat.

“Peristiwa kecelakaan laut speadboat Dua Nona di perairan Manipa, menjadi perhatian serius kita, dan untuk sementara pemilik dan pengemudi termasuk ABK dan speadboat ini sudah kita amankan. Peristiwa laka laut ini akan kita usut secara tuntas,”tegas Kapolres.

Kapolres mengatakan, pihaknya melalui Satuan Polair Polres SBB akan memintai keterangan dari sejumlah pihak terkait.

“Kita akan meminta keterangan sejumlah pihak, termasuk para korban yang selamat terkait musibah ini,”kata Kapolres.

Kapolres berharap, peristiwa tersebut menjadi pelajaran berharga dalam memperbaiki sarana transportasi bagi wilayah kepulauan di kabupaten bertajuk Saka Mese Nusa itu.

“Saya berharap agar masyarakat maupun pemilik dari speadboat lebih memperhatikan keselamatan ketika hendak berlayar. Utamakan keselamatan ketika berlayar,”ha­rapnya.

8 Orang Tewas

Seperti diberitakan sebelumnya, speedboat boat berpenumpang 28 orang tenggelam di perairan Tanjung Samala, Pulau Kelang, Kabupaten Seram Bagian Barat, Jumat (3/1).

Dari 28 penumpang, 8 diantaranya dikabarkan meninggal dunia.

Kepala Basarnas Ambon, Muhamad Arafah, dalam rilisnya yang diterima Siwalima, Jumat (3/1) malam, menjelaskan speedboat berpenumpang 28 orang tersebut diketahui bertolak dari Pulau Kelang Kabupaten SBB menuju Kota Ambon.

Dalam perjalanan setibanya disekitar perairan Tanjung Samala, speedboat diduga dihantam gelombang pasang dan mengalami kerusakan sebelum akhirnya tenggelam.

Sekitar pukul 14.00 WIT, Comm Centre Basarnas Ambon menerima informasi laka laut tersebut dan mengerahkan tim Gabungan menuju lokasi kejadian dengan jarak -+22 Nm, heading 86,50° arah timur dari Dermaga Namlea.

Dalam proses pencarian tim mendapat informasi bahwa nelayan setempat berhasil mengevakuasi para penumpang.

“Dalam insiden tersebut dilaporkan 8 orang dinyatakan meninggal dunia dan 20 orang penumpang berhasil selamat. Kini, seluruh penumpang sudah berhasil dievakuasi oleh masyarakat sekitar, “ jelas Arafah.

8 orang yang korban meninggal yaitu, Fadila Kadila (8), Andriyanto (46), Ika Yuliyanti Pamana (32) warga Labuang Timur, 4. Naima (warga Pilar), Yanti (Pilar), Fatrin (Pilar), Putri (pilar) dan Nurul Alamsyah (Labuang Timur). (S-10/S-20)