Saling Klaim Tiket Partai
AMBON, Siwalimanews – Dipastikan kompetisi Pilkada Maluku bakal ketat. Selain banyak figur kuat bakal bertarung, perburuan rekomendasi partai politik pun sengit.
10 partai politik peraih 45 kursi hasil Pemilu 14 Februari 2024 di DPRD Maluku, kini menjadi rebutan para kandidat.
Dari seluruh parpol pemilik kursi di DPRD Maluku itu, tak satupun parpol yang dapat mengusung mandiri pasangan calon kepala daerah Maluku. Pasalnya, kursi tertinggi yang diraih milik PDIP, dengan 8 kursi.
Padahal, regulasi mengatur paslon kepala daerah diusung oleh parpol atau pasangan parpol, minimal 20 persen dari total jumlah kursi di DPRD.
Nah, DPRD Maluku sendiri, diisi oleh 45 anggota. Dengan demikian, estimasi 20 persen dari 45 kursi itu, maka paslon mesti diusung 9 kursi. Itu artinya, parpol harus berkoalisi untuk dapat mengusung satu paslon.
Pilkada Maluku bakal diramaikan figur-figur beken, dari berbagai latar belakang. Mulai dari politisi, hingga jenderal yang masih berdinas, maupun pensiunan, baik polisi maupun dari unsur TNI. Umumnya mereka telah mendaftar di beberapa parpol yang sudah lebih dahulu melakukan penjaringan.
Mereka bersaing untuk mendapatkan dukungan parpol yang memiliki kursi di DPRD Maluku, hasil Pemilu 14 Februari 2024.
Di PDIP misalnya. Ada empat kandidat yang mendaftar sebagai balon gubernur. Mereka adalah Febry Calvin Tetelepta, Barnabas Orno, Said Latuconsina dan Jefry Appoly Rahawarin.
Umumnya para tokoh diatas, juga ikut mendaftar di sebagian besar parpol yang ada di Maluku.
Selain mereka, diketahui juga ada beberapa nama lain yang berkeinginan maju di Pilkada Maluku, dengan mendaftar di parpol lain, seperti politisi Gerindra di Senayan, Hendrik Lewerissa.
Nama lain yang sama sekali tidak mendaftar di parpol namun kasak kusuk ingin meramaikan bursa pilkada Maluku adalah mantan Gubernur Maluku, Said Assagaff.
Awalnya, Assagaff hanya punya keinginan untuk maju mendampingi Lewerissa yang juga Ketua Gerindra Maluku. Sayangnya keinginan Assagaff itu harus dipendam, lantaran regulasi membatasinya.
Padahal, HL, sapaan Lewerissa, sudah membuat pernyataan terbuka di depan media massa, bakal menggandeng Assagaff.
Sebelumnya, mereka berdua sudah melakukan beberapa kali pertemuan membahas peluangnya keduanya.
Rupa-rupanya keinginan berkuasa mereka berdua, jauh melebihi pengetahuan mereka tentang pilkada itu sendiri. Buktinya, HL sebagai Anggota DPR dan juga Ketua Gerindra Maluku, tidak mengetahui ada aturan yang melarang seseorang yang pernah dudui di jabatan gubernur, turun menjadi wakil gubernur.
Selain HL, Assagaff sebagai mantan orang nomor satu di provinsi ini, juga punya pengetahuan terbatas soal itu sehingga mau saja diajak untuk menjadi calon wakil gubernur mendampingi HL.
Sumber Siwalima yang dekat dengan Assagaff bilang, dia lebih melihat sisi HL sebagai Ketua Gerindra, yang saat ini ketua umumnya menjadi presiden terpilih. “Faktor Gerindra yang bikin beliau tanpa pikir panjang, mau bergabung bersama HL,” kata sumber yang minta namanya tak dikorankan itu, Jumat (12/7) siang.
Sebelumnya diberitakan, penyebab bubarnya koalisi dadakan HL-Assagaff adalah UU Nomor 10 Tahun 2016 Tentang Pilkada dan PKPU Nomor 9 Tahun 2020 Pasal 4 ayat 1 huruf p.
Pasal 7 ayat 2 huruf o UU Pilkada berbunyi “belum pernah menjabat sebagai Gubernur untuk calon Wakil Gubernur, atau Bupati/Walikota untuk Calon Wakil Bupati/Calon Wakil Walikota pada daerah yang sama.”
“Alasannya cuma satu pak Assagaff tidak dapat diusung sebagai bakal calon Wakil Gubernur karena terkendala regulasi yang berlaku saat ini. UU No. 10 Tahun 2016 Pasal 7 ayat 2 huruf o dan PKPU No.9 Tahun 2020, Pasal 4 ayat 1 huruf p,” tulis Lewerissa melalui pesan WhatsApp, sebagaimana dilansir Siwalimanews, edisi Selasa, (4/6) lalu.
Menunggu Rekomedasi
Dari sepuluh partai politik yang mempunyai wakil di DPRD Maluku, tiga diantaranya telah mengeluarkan rekomendasi yakin Partai Demokrat, Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Amanat Nasional.
Rekomendasi ketiganya diberikan kepada mantan Gubernur Murad Ismail yang nantinya berpasangan dengan Michael Wattimena, kader Partai Demokrat..
Sedangkan PDIP, Golkar, Gerindra, Nasdem, Hanura, Perindo dan PPP, hingga saat ini belum juga menentukan sikap.
Para bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur yang mendaftar pun hanya diberikan surat tugas dengan perintah agar melakukan konsolidasi dan mencari calon wakil gubernur.
Kendati baru mengantongi surat tugas, namun para bakal calon gubernur Maluku justru saling mengklaim akan mendapatkan restu dari partai politik sebagai tiket untuk maju dalam Pilgub Maluku.
Sebut saja bakal calon Gubernur, Febry Calvin Tetelepta. Ia secara tegas mengklaim bakal mengantongi rekomendasi dari beberapa partai politik yang sebelumnya dirinya telah mendaftarkan diri.
FCT sapaan akrab Tetelepta sendiri telah mendaftar di beberapa partai politik yakni, PDIP, Hanura, PKB, Nasdem dan Perindo. “Saya meyakini sungguh rekomendasi akan diperoleh karena saya mempersiapkan diri dengan baik dan saya akan memastikan bahwa ketika partai memberikan rekomendasi maka saya siap untuk memenangkan Pilkada,” ujar dia kepada Siwalima melalui telepon selulernya, Jumat (12/7).
FCT menjelaskan saat ini hampir semua parpol baru sampai pada tahapan pemberian surat tugas dan proses survei seperti PDIP.
Namun untuk Partai Perindo, FCT mengaku dirinya telah dipanggil oleh Desk Pilkada dan didalamnya telah dilakukan wawancara walaupun secara informal.
Dalam wawancara itu, FCT ditanyakan sejumlah hal seperti visi-misi, pemahaman terhadap dinamika pembangunan di Maluku, strategi pemenangan, termasuk tanggung jawab untuk membesarkan Perindo kedepan dengan.
“Komunikasi tetap berjalan kita menunggu tahapan selanjutnya setelah adanya perpanjangan surat tugas maupun PKB dan Hanura,” jelas FCT.
Parpol kata FCT tentu tidak sekedar hanya mengeluarkan rekomendasi lalu menang, tetapi paling tidak calon yang diusung bermanfaat bagi masyarakat dengan memiliki visi yang jelas serta komitmen untuk mengembangkan partai tersebut.
Ini Kata JAR
Senada dengan FCT, bakal calon gubernur, Jefry Apoly Rahawarin juga mengklaim akan mengantongi rekomendasi dari sejumlah partai politik yang sebelumnya telah berproses.
JAR sapaan akrabnya telah mendaftar di PDIP, Gerindra, Golkar, Nasdem, Hanura, Perindo dan PPP.
Dari tujuh partai yang disasar, Hanura, Golkar dan PPP telah memberikan surat tugas baginya.
Rahawarin menjelaskan sejak pendaftaran bakal calon Gubernur dirinya terus membangun komunikasi yang intensif dengan sejumlah partai politik.
“Komunikasi dengan semua partai berjalan baik, jadi saya optimis, PDIP, Golkar, PPP, Perindo dan Hanura akan memberikan rekomendasi kepada saya,” tegas mantan Pangdam Pattimura kepada Siwalima, melalui telepon selulernya, Jumat (12/7).
Mantan Pangkogabwilham III ini mengaku tetap tenang sambil menunggu keputusan dari partai politik dengan memberikan rekomendasi kepada sebagai calon Gubernur Maluku.
“Kita tetap tenang semua ada waktunya, dapat rekomendasi duluan bukan berarti menang, lambat bukan berarti dia kalah tapi pada saat pendaftaran sudah berjalan dengan baik,” bebernya.
Rahawarin juga meminta masyarakat agar jangan percaya dengan infomasi dari pihak tertentu dimana akan ada satu calon yang akan melawan kotak kosong, menurutnya hal tersebut tidak akan terjadi ditengah kondisi politik yang dinamis seperti saat ini.
Gerindra ke HL
Klaim yang sama juga diungkapkan, Hendrik Lewerissa yang mengklaim akan mengantongi rekomendasi Partai Gerindra. HL mengatakan sebagai kader partai sudah pasti Gerindra lebih mengutamakan kader partai untuk maju dalam pilkada Maluku.
“Sudah pasti Gerindra ke HL,” ucapnya kepada Siwalima melalui telepon selulernya, Jumat (12/7).
Lewerissa bahkan memastikan dalam waktu dekat partai besutan Prabowo Subianto itu akan menerbitkan rekomendasi kepada dirinya.
“Rekom Gerindra akan terbit dalam waktu dekat,” tandas HL.
Terpisah, Ramli Umasugi juga mengklaim bakal mendapatkan tiket maju sebagai calon wakil gubernur Maluku. Walau gagal membawa Golkar sebagai pemenang Pileg di Maluku, namun Ramli yang juga ketua DPD Golkar Maluku ini sangat optimis mendapatkan rekomendasi Golkar.
“Golkar akan mengambil posisi sebagai calon wakil gubernur dan pasti saya maju,” tutur Ramli kepada Siwalima melalui telepon selulernya, Jumat (12/7).
Mantan Bupati Buru itu menegaskan Partai Golkar lebih mengutamakan kader internal untuk maju dalam Pilgub Maluku ketimbang tokoh diluar partai.
“Pertengahan Juli dan awal Agustus sudah ada rekomendasi dan tidak ada opsi untuk orang lagi sebab Golkar hanya memprioritaskan kadernya,” tegasnya.
Latuconsina Yakin
Sosok lain yang juga mengklaim bakal mengantongi rekomendasi yakin Komandan Lantamal Ambon, Said Latuconsina.
Latuconsina kepada Siwalima melalui telepon selulernya, Jumat (12/7) mengaku sejak pendaftaran sebagai bakal calon Gubernur, dirinya terus membangun komunikasi dengan partai politik.
“Tetap optimis dapat rekomendasi, namanya mencalonkan diri harus optimis,” tegas Latuconsina.
Menurutnya, partai politik tentu akan melihat dan menilai calon mana yang pantas untuk mereka dukung dengan memberikan rekomendasi.
“Parpol pasti akan melihat latar belakang dan pengetahuan calon dalam memimpin, jadi berfikir positif saja,” pungkasnya.
Lalu bagaimana dengan sikap partai politik terhadap saling klaim sejumlah bakal calon Gubernur dan tersebut.
Butuh Kajian
Ketua, DPW Nasdem Maluku, Hamdani Laturua kepada Siwalima melalui telepon selulernya, Jumat (12/7) menjelaskan hingga saat ini belum ada kepastian terkait siapa yang akan diusung sebagai calon Gubernur Maluku.
“Untuk Maluku belum, kita butuhkan pengkajian termasuk dengan survei sebab da hitung-hitungan politik kemasyarakatan dan kepartaian yang harus dihitung,” ujar dia.
Laturua pun membantah infomasi ini Nasdem akan memberikan rekomendasi bagi Murad Ismail sebagai calon Gubernur Maluku. Menurutnya, masyarakat boleh beropini terkait arah Nasdem akan memberikan rekomendasi tetapi proses internal terus berjalan.
“Semua orang memiliki kedekatan dengan pimpinan partai politik, jangan kedangkalan berfikir politik seperti ini.
Laturua menegaskan semua orang yang telah mendaftar di Nasdem memiliki peluang yang sama, artinya persoalan kedekatan dengan ketua umum tidak dapat menjamin Nasdem akan memberikan rekomendasi kepadanya.
PDIP Tunggu DPP
Sementara itu, Ketua DPD PDIP Maluku, Benhur George Watubun menegaskan sampai saat ini belum ada keputusan DPP terkait siapa sosok yang akan diusung dalam Pilgub Maluku.
Watubun menekankan penetapan rekomendasi merupakan kewenangan DPP khususnya Ketua Umum maka DPD PDIP Maluku menyerahkan kepada DPP.
“Untuk Pilgub Maluku itu kewenangan DPP jadi biarkan DPP dan ibu ketua umum yang menentukan,” tegas Watubun.
Kendati begitu, Watubun mematikan semua bakal calon yang telah mendaftar memiliki posisi dan peluang yang sama untuk mendapatkan rekomendasi PDIP.
Terpisah, ketua DPW Perindo Maluku, Muhammad Isa Raharusun juga menegaskan jika kewenangan penetapan rekomendasi menjadi hak penuhi DPP, sehingga DPW hanya menunggu arahan. “Itu urusan DPP kita pada prinsipnya menunggu saja, tapi semua calon yang telah mendapat surat tugas memiliki peluang yang sama mendapatkan rekomendasi,” pungkas dia. (S-20)
Tinggalkan Balasan